Kamis, 06 JUNI 2024 • 07:00 WIB

Sejarah Timnas Indonesia: Dari Hindia Belanda hingga Era Shin Tae-yong

Author

Timnas Indonesia di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar

INDOZONE.ID - Sepak bola masih menduduki peringkat pertama sebagai olahraga yang paling banyak digemari di dunia. Tercatat, penggemar olahraga sepak bola mencapai angka 4 milliar di seluruh dunia. Mengingat sebagai olahraga yang paling popular, sepak bola sangat popular juga di Indonesia.

Dilansir dari SemuanyaBola, Indonesia masuk 3 besar sebagai negara dengan negara paling gila bola di Asia, dengan ukuran sebanyak 68 persen dari total penduduk Indonesia menggilai sepakbola.

Berbicara tentang sepakbola, tidak bisa terlepas dari Timnas Indonesia kita tercinta. Memang setiap tahunnya, ketika ada event sepakbola di Indonesia, terlebih ketika Indonesia yang menjadi tuan rumah, hampir selalu tribun di Stadion GBK padat dengan kehadiran penonton.

Baca Juga: Preview Timnas Indonesia vs Irak: Satu Langkah Skuad Garuda Menuju Ronde Ketiga

Sorak meriah penonton, seolah menghipnotis dan mengintimidasi tim tamu yang bertandang saat melawan timnas Indonesia di stadion GBK.

Sejarah Timnas Indonesia

Timnas Indonesia terbentuk sekitar tahun 1930an, di mana saat itu Timnas Indonesia masih bernama Dutch East Indies, atau dalam Bahasa Indonesia Hindia Belanda, dikarenakan yang mencetuskan pembentukan Timnas saat itu adalah para penjajah Belanda yang masih menduduki negeri kita.

Pertandingan pertama Timnas Indonesia di bawah nama Hindia Belanda yaitu melawan Jepang pada tahun 1934 di event Far Eastern Games, dan dimengankan Timnas Hindia Belanda dengan skor yang meyakinkan, 7-1.

Kemudian event pertama Timnas setelah berganti nama menjadi Timnas Indonesia, yaitu pada tahun 1951, di mana Indonesia harus mengakui keunggulan India dengan skor 3-0 tanpa balas.

Kemenangan terbesar Indonesia hingga saat ini yaitu ketika meraih kemenangan 13-1 melawan Filippina pada tahun 2002.

Sedangkan kekalahan terbesar Indonesia yaitu saat skuad garuda dibantai 10-0 tanpa balas oleh Bahrain pada tahun 2012.

Prestasi

Berbicara tentang prestasi, perlu diakui memang belum terlalu banyak prestasi bergengsi yang Timnas Indonesia raih. Prestasi juara Indonesia di kancah Internasional hanyalah sebagai juara tiga pada ASIAN GAMES 1958.

Lalu di tingkat ASEAN Prestasi Indonesia sebagai juara sebuah event hanyalah menjuarai SEA GAMES pada tahun 1987 dan 1991.

Selebihnya yaitu menjadi juara dua pada SEA GAMES 1979 dan 1997, dan juara tiga pada SEA GAMES 1981, 1989, 1999.

Bahkan pada ajang AFF, Indonesia belum pernah sama sekali menjuarai ajang tersebut, di mana Indonesia hanya menjadi Raja Juara Dua di event ini, tepatnya pada tahun 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020.

Keikutsertaan ajang

Indonesia merupakan negara ASEAN pertama yang pernah mengikuti Piala Dunia, tepatnya pada tahun 1938, walaupun saat itu masih bernama Hindia Belanda.

Saat itu, Indonesia langsung terhenti di Babak 16 Besar setelah dikalahkan oleh Hungaria dengan skor 6-0. Hingga saat ini, Indonesia belum berhasil mengulangi keikutsertaan mereka di Piala Dunia.

Lalu, di event olimpiade, tercatat Indonesia pernah sekali mengikuti Olimpiade, tepatnya tahun 1956. Di ajang tersebut, Indonesia harus menelan kekalahan 4-0 tanpa balas dari Uni Soviet di babak Perempat final.

Kemudian pada ajang Asian Games, tercatat Indonesia mengikuti ajang terbesar se-asia ini sebanyak 7 kali saat masih menggunakan format timnas senior (1951-1998), dan 4 kali saat dengan format timnas U-23 (1998-sekarang), dengan prestasi terbaik yaitu peringkat 3 pada tahun 1958.

Kemudian di ajang Piala Asia, Indonesia baru bisa mengikuti ajang ini pada tahun 1996, walaupun ajang Piala Asia sudah ada sejak 1956.

Tercatat dari 5 kali keikutsertaan timnas di Piala Asia pada 1996, 2000, 2004, 2007, dan 2023, prestasi terbaik yang diraih yaitu lolos ke babak 16 besar pada Piala Asia 2023.

Selebihnya, ajang yang sudah diikuti Indonesia hingga saat ini yaitu ajang-ajang di tingkat regional ASEAN, dengan pencapaian yang sudah ditulis di atas.

Sebagai seseorang yang juga gila bola, penulis sangat bersyukur ketika sosok Shin Tae-Yong datang melatih timnas kita.

Permainan timnas, yang dari dulu dikenal hobi long-ball tak terarah, gocak-gocek sampai depan gawang namun tak berbuah gol, tidak ada visi permainan, dan sudah lelah hanya dalam waktu 60 menit, perlahan dan bahkan sudah hampir sepenuhnya hilang ketika timnas dipegang oleh pria Korsel tersebut.

Dengan tambahan amunisi naturalisasi yang jelas dan tidak asal seperti dulu, permainan timnas kita saat ini sudah enak dilihat, visi permainan jelas, kerja sama dan aliran bola berjalan dengan bagus, stamina bertahan hingga full time, dan tentunya tak gentar menghadapi tim-tim yang lebih diunggulkan.

Baca Juga: Shin Tae-yong Mengalami Stres, Netizen Beri Dukungan Menyambut Pertandingan Timnas Indonesia Kontra Irak

Harapannya, semoga kedepannya, permainan timnas akan semakin membaik terus, meraih prestasi bergengsi, dan tentunya, bisa mengikuti World Cup 2026, 2030, dan seterusnya.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Wikipedia