Sabtu, 08 JUNI 2024 • 11:32 WIB

Kasus Pencurian Trofi Piala Dunia 1966 yang Berhasil dipecahkan oleh Seekor Anjing

Author

Ilustrasi

INDOZONE.ID - Dalam sejarahnya, sebelum memiliki bentuk yang sering kita lihat di masa kini, trofi Piala Dunia FIFA sudah mengalami 2 kali pergantian sejak turnamen sepak bola Internasional ini diresmikan.

Trofi original Piala Dunia FIFA memiliki nama Jules Rimet Trophy. Nama tersebut diberikan untuk menghormati presiden FIFA yang menjabat sejak tanggal 1 Maret 1921, yakni Jules Rimet. Sebelumnya, trofi ini hanya diberi nama "Victory" oleh FIFA.

Per ajang Piala Dunia 1974, trofi Piala Dunia FIFA pun diganti dengan bentuk yang sering kita lihat di setiap turnamen Piala Dunia FIFA.

Baca Juga: Copa America 2024: Rodrygo Pakai Jersey No 10 di Timnas Brasil Sebagai Bentuk Penghormatan Pada Legendanya

Fakta menariknya, trofi Jules Rimet pernah menjadi sasaran pencuri sebanyak 2 kali, yakni di tahun 1966 dan 1983. Naasnya, sejak kemalingan lagi di tahun 1983, trofi asli Jules Rimet tak pernah ditemukan lagi sampai sekarang. Dan kini, hanya tersisa replikanya saja yang dipajang di Museum Sepak Bola Nasional Inggris.

Ada cerita menarik seputar kasus pencurian trofi Jules Rimet yang terjadi di Inggris pada tahun 1966 silam. Seperti apa kisahnya? Langsung saja kita masuk ke pembahasannya.

Latar Belakang Kejadian

Trofi Jules Rimet

Pada bulan Januari 1966, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) sudah menerima trofi Jules Rimet untuk diberikan kepada pemenang turnamen Piala Dunia FIFA pada bulan Juli mendatang. Dan disinilah kejadiannya bermula.

Baca Juga: Bakal Dilego Chelsea, Romelu Lukaku Terbuka untuk Bermain di Liga Arab Saudi

Seharusnya, trofi tersebut diamankan di markas FA yang berlokasi di Lancaster Gate, London, Inggris. Tapi di bulan Februari, perusahaan perangko ternama Inggris, Stanley Gibbons meminta izin kepada pihak FA untuk membawa trofi tersebut ke pameran perangko mereka yang akan dilaksanakan pada bulan Maret. Mereka berjanji akan memberikan penjagaan ekstra agar trofi tersebut tidak hilang, sekaligus memberikan asuransi sebesar £30,000 untuk trofi itu. Pihak FA pun menyetujui permintaan Stanley Gibbons.

Hari Kejadian

Pameran pun digelar sejak tanggal 19 Maret 1966 dengan Westminster Central Hall sebagai lokasinya. Secara penjagaan, pihak Stanley Gibbons sudah memberikan upaya terbaiknya dalam menjaga trofi piala dunia. Sebanyak 6 orang petugas keamanan sudah dikerahkan untuk menjaga trofi Jules Rimet tersebut.

Pada 20 Maret 1966 pukul 12:10 waktu setempat, para penjaga sedang berkeliling untuk memantau jalannya pameran. Sialnya, di saat itulah kasus pencurian trofi piala dunia terjadi.

Baca Juga: Hasil Indonesia VS Irak: 0-2, Skuad Garuda Tumbang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Para petugas keamanan menemukan bagian pintu belakang gedung berhasil dibobol. Tak hanya itu, kaca pelindung trofi pun sudah dalam kondisi terbuka. Para petugas mengaku tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan beberapa jam sebelum kejadian.

Kasus ini langsung ditangani oleh pihak kepolisian setempat. Polisi melakukan interogasi kepada para petugas keamanan untuk dimintai keterangan. Bersama dengan mereka, ada 2 orang teknisi dan seorang pengunjung Gereja dekat gedung pameran yang dimintai kesaksian oleh Polisi.

Dari semua orang yang diinterogasi, si pengunjung Gereja yang menjadi saksi kunci atas kasus pencurian ini. Pasalnya, Ia mengaku melihat ada orang mencurigakan yang datang ke pameran.

Keesokan harinya pada 21 Maret 1966, Ketua FA sekaligus Presiden Chelsea saat itu, Joe Mears mendapat panggilan telepon dari seseorang yang tidak dikenal. Dari telepon itu, si penelpon yang mengaku sebagai Jackson itu berkata kalau Ia akan mendapat hadiah yang ditujukan ke Stadion Stamford Bridge pada keesokan harinya.

Baca Juga: Belgia, Prancis, dan Spanyol Raih Kemenangan Telak di Laga Persahabatan Jelang Piala Eropa 2024

Maju ke tanggal 22 Maret 1966, Joe menerima hadiah yang dimaksud oleh Jackson. Tapi, Ia mendapat hadiah itu di rumahnya, bukan di Stadion Stamford Bridge. Isinya adalah lapisan trofi Jules Rimet yang dicuri beserta surat tebusan yang diminta oleh Jackson.

Dalam suratnya, Jackson meminta tebusan sebesar £235,000 dan dibuatkan sebuah iklan berkode khusus yang harus dipasang di koran The Evening News. Pada awalnya, Jackson meminta agar uang tebusannya terdiri dari pecahan £1 dan £5, tapi Jackson berubah pikiran dan meminta agar uang tebusannya terdiri dari pecahan £5 dan £10.

Jackson juga mengancam Joe untuk tidak menelpon Polisi, karena jika ancamannya dilanggar, Ia akan menghancurkan trofi Jules Rimet dengan cara dilelehkan. Tebusan itu harus segera dipenuhi sebelum tanggal 25 Maret 1966.

Baca Juga: Ketika Shayne Pattynama Memohon Kepada Semua Pihak agar Tak Membedakan Pemain Naturalisasi di Timnas Indonesia

Joe tidak menggubris ancamannya Jackson. Ia pun segera melaporkan Jackson kepada Polisi. Dalam upaya penangkapannya, Joe dibantu oleh Inspektur Detektif Charles Buggy.

Untuk memancing Jackson keluar dari persembunyiannya, Detektif Charles berpura-pura memenuhi semua tebusannya Jackson. Kemudian, Ia meminta Joe untuk menjanjikan pertemuan di Battersea Park, London pada 24 Maret 1966.

Proses Penangkapan

Saat hari pertemuan, Detektif Charles bersama timnya akan bernegosiasi dengan Jackson, tentunya dengan menggunakan penyamaran agar tidak dicurigai. Saat di lokasi, Detektif Charles pun bertemu dengan Jackson dan langsung memberikan "uang tebusannya".

Baca Juga: Polisi Pengaman Laga Timnas Indonesia Vs Irak Tak Dilengkapi Senjata

Setelah menerima "tebusannya", Jackson ditagih oleh Detektif Charles untuk menyerahkan trofinya. Jackson bilang kalau Ia akan "mengambilnya", namun karena gelagatnya yang mencurigakan, Detektif Charles pun mulai menekan Jackson.

Jackson pun panik saat tahu kalau dirinya dikerubungi oleh Polisi. Setelah itu, Jackson pun kabur bersama "uang tebusannya".

Aksi kejar-kejaran antara Polisi dan Jackson pun terjadi. Sampai di sebuah rumah warga, Jackson berhasil diringkus oleh Polisi.

Saat diinterogasi, Jackson mengakui perbuatan dan identitas aslinya, yaitu Edward Betchley. Edward sengaja menggunakan nama Jackson hanya sebagai samaran saja. Selain mencuri trofi piala dunia, Edward juga mengaku kalau Dia juga pernah mencuri barang berharga lainnya. Soal alasan mengapa Ia melakukan aksinya, Edward bilang kalau Ia hanyalah orang suruhan dari "The Pole". Ia membayar Edward sebesar £500 untuk setiap aksi kriminalnya.

Setelah dicecar oleh berbagai macam pertanyaan, Edward mengaku "tidak tahu" dimana trofi piala dunia yang Ia curi. Tentunya jawaban tersebut membuat Polisi naik pitam. Proses investigasi lanjutan pun dilakukan untuk memvalidasi jawabannya Edward. Dan benar saja, trofi tersebut tidak ditemukan.

Pickles, Sang Anjing Pintar yang Menemukan Trofi Jules Rimet

Pickles

Di tanggal 27 Maret 1966, seorang pria bernama David Corbett baru saja mengajak Anjing peliharaannya yang bernama Pickles jalan-jalan. Saat sampai di depan rumah, Pickles berlari ke arah semak-semak di halaman rumah David dan mengendus semak itu. David mengikuti Anjingnya dan terkejut dengan temuan peliharaannya itu.

Baca Juga: Profil Shaun Evans Wasit Indonesia Vs Irak Kualifikasi Piala Dunia 2026

Ia menemukan sebuah bingkisan terbungkus koran yang diikat dengan senar. Saat dibuka, David terkaget bukan main, karena Ia baru saja menemukan trofi piala dunia yang hilang.

David segera mendatangi kantor Polisi terdekat dan melaporkan temuannya. Ia sempat dituduh sebagai komplotannya Edward, tapi untungnya, David berhasil membuktikan kepada Polisi kalau Ia tidak bersalah.

Penemuan trofi piala dunia pun langsung diumumkan pada 28 Maret 1966. Akan tetapi, sampai tanggal 18 April 1966, trofi tersebut masih diinvestigasi oleh pihak kepolisian. Barulah di tanggal 19 April 1966, trofi tersebut dikembalikan dan diamankan di markas FA.

Baca Juga: 2 Ribu Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Laga Timnas Indonesia vs Irak Sore Nanti

Medali milik Pickles dari Liga Perlindungan Anjing Italia

Atas jasanya, Pickles mendapat imbalan sebesar £118.000 dan medali penghargaan dari Liga Perlindungan Anjing Italia. Tidak hanya itu, Pickles pun menjadi tenar dan mulai diundang sebagai bintang tamu di beberapa media massa.

Akan tetapi, ketenaran Pickles hanya bertahan selama 1 tahun saja. Karena pada tahun 1967, Pickles meninggal dunia.

Pasca Kejadian

Plakat Penghormatan untuk Pickles di Beulah Hill, London, Inggris

Pada tahun 2018, sebuah plakat di wilayah Beulah Hill, London dibuat untuk menghormati jasa Pickles. Di samping itu, Pickles pun dijadikan referensi di berbagai media hiburan, seperti, film, serial TV sampai video game.

Soal nasib Edward Betchley, Ia mendapat vonis kurungan penjara selama 2 tahun. Tak lama setelah bebas, pada tahun 1969, Edward meninggal karena mengidap emfisema, salah satu penyakit pernafasan yang menyerang paru-paru pasiennya.

Bersamaan dengan dibuatnya plakat untuk Pickles, seorang jurnalis investigasi bernama Tom Pettifor berhasil menemukan fakta terbaru mengenai kasus pencurian trofi Jules Rimet di tahun 1966 silam. Ia menemukan satu nama yang diduga sebagai dalang dibalik kasus pencurian tersebut, yaitu Sidney Cugullere.

Semua bukti temuan Tom Ia sampaikan dalam bentuk podcast sebanyak 7 episode yang berjudul "Stealing Victory". Podcast ini dirilis pada tahun 2020. Sampai detik ini, belum ada kelanjutan mengenai hasil temuannya Tom. Akankah Sidney ini berhasil ditangkap oleh kepolisian Inggris? Menarik untuk ditunggu.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Wikipedia Pickles (dog), Wikipedia 1966 Theft Of The Jules Rimet Trophy, WIkipedia FIFA World Cup Trophy