Menilik Penyebab Kegagalan Inggris Juara Euro 2024: Kutukan Harry Kane atau Jargon It's Coming Home?
INDOZONE.ID - Kegagalan Timnas Inggris untuk menjuarai Euro 2024 tentunya membuat seluruh penggemar The Three Lions merasa kecewa.
Tak hanya suporter saja yang merasakan kekecewaan mendalam, tetapi para punggawa Timnas Inggris juga sangat terpukul dengan kegagalan untuk menjuarai turnamen sepak bola terbesar negara-negara Eropa tersebut.
Bagaimana tidak, anak asuh Gareth Southgate itu sudah dua kali gagal memenangkan partai final di Euro.
Sebelumnya, di ajang Euro 2020 lalu, Harry Kane dan kolega harus membuang kesempatan emas untuk merebut trofi Henri Delaunay itu.
Baca Juga: Kalah atas Spanyol di Final Euro 2024, Rafael Van der Vaart Sebut Declan Rice Beban Timnas Inggris
Kini, para pemain dan seluruh publik sepak bola Inggris harus kembali merasakan patah hati untuk kedua kalinya karena kembali membuang kesempatan untuk merengkuh trofi pertama major pertama mereka sejak 58 tahun lalu.
Kegagalan pasukan Gareth Southgate untuk merengkuh trofi Euro mereka dapatkan usai menelan kekalahan atas Spanyol dengan skor 2-1 pada laga final Euro 2024 yang digelar di Olympiastadion Berlin pada Senin (15/7/2024).
Dalam laga tersebut, kedua gol La Furia Roja dicetak oleh Nico Williams (47') dan Mikel Oyarzabal (87'). Sementara itu, satu-satunya gol The Three Lions dicetak melalui sepakan jarak jauh Cole Palmer pada menit ke-73 usai menerima umpan dari Jude Bellingham.
Baca Juga: Dua Sisi Berbeda Jude Bellingham Usai Inggris Gagal Juara Euro 2024
Penyebab Inggris Selalu Gagal Memenangkan Trofi Bergengsi
Dari kegagalan Inggris tersebut membuat banyak orang bertanya-tanya terkait penyebab The Three Lions tak kunjung kembali menjuarai trofi bergengsi sejak 58 tahun lalu, yang di mana saat itu Inggris yang masih diperkuat oleh Bobby Charlton itu berhasil menjuarai Piala Dunia 1966.
Namun, apa yang menjadi kutukan bagi Timnas Inggris yang nampak sulit untuk memenangkan trofi bergengsi baik Piala Dunia maupun di ajang Piala Eropa?
Pada artikel ini tim Soccer Indozone akan mengulas penyebab kegagalan Inggris untuk memenangkan trofi bergengsi. Apa Saja?
Baca Juga: Pemain asal Iran Resmi Jadi Pemain Inter Milan, Siap Gantikan Peran Lukaku
Kutukan Harry Kane
Seperti yang sudah disinggung oleh banyak pihak, bahwa kegagalan Inggris untuk memenangkan trofi bergengsi karena adanya kutukan Harry Kane.
Tentu saja alasan tersebut terbilang tak masuk akal, tetapi jika menilik track record karir sepak bolanya, memang benar penyerang berusia 31 tahun itu belum sama sekali meraih trofi bergengsi.
Di level klub, Harry Kane kerap kali gagal mempersembahkan gelar bagi Tottenham Hotspur. Yang pertama, Kane gagal membawa The Lilywhites menjuarai Liga Champions musim 2018/19 yang saat itu Liverpool keluar sebagai juara usai mengalahkan klub asal London Utara tersebut dengan skor 1-0.
Selain itu, Kane juga gagal membawa Tottenham Hotspur untuk menjuarai Piala Liga musim 2020/21. Kala itu, Man City berhasil keluar menjadi juara usai kalahkan Spurs yang saat itu dilatih oleh Ryan Mason dengan skor 1-0.
Baca Juga: Harry Kane dan Kutukan Final, 6 Kegagalan Raih Trofi dari Liga Champions hingga Euro 2024
Kutukan Harry Kane pun berlanjut saat pemain yang sempat membela Leicester City tersebut hengkang ke Bayern Munich pada musim panas 2023 lalu.
Hengkangnya Kane ke klub yang bermarkas di Allianz Arena tersebut karena ia ingin memenangkan trofi. Tetapi, ia kembali gagal memenangkan trofi bersama tim Bavarians usai gagal mengejar perolehan poin Bayer Leverkusen yang sukses menjadi kampiun Bundesliga dengan status tak terkalahkan.
Selain itu, Bayern juga gagal menjuarai Liga Champions usai disingkirkan oleh Real Madrid di babak semifinal dengan agregat 4-3.
Kutukan Kane di level klub pun juga menular ke Timnas Inggris, yang dimana The Three Lions selalu gagal di dua partai final Piala Eropa yaitu di edisi Euro 2020 dan Euro 2024.
Sementara, di ajang Piala Dunia, Inggris harus terhenti di semifinal di edisi 2018 dan perempat final di edisi 2022.
Akan tetapi, mindset tersebut cukup tidak masuk akal karena bisa saja faktor kegagalan Inggris karena faktor taktik dari Southgate dan banyaknya peluang yang gagal dikonversi dengan baik oleh para pemain Inggris.
Baca Juga: Tiga Klub Inggris Sudah Ajukan Penawaran untuk Bek Jubentus Federico Gatti Tapi Ditolak
Tekanan Dari Media Inggris
Media Inggris dikenal cukup kejam dalam memberikan kritikan. Hal itu terbukti dengan kritikan tajam kepada skuad The Three Lions dan Gareth Southgate yang dinilai memainkan sepak bola yang membosankan di Euro 2024, yang dimana Jude Bellingham cs hanya mampu mencetak dua gol di fase grup.
Selain itu, media Inggris juga terkenal overproud, yang dimana mereka selalu menggembar-gemborkan pencapaian The Three Lions di turnamen bergengsi seperti Piala Dunia maupun Piala Eropa.
Salah satu contoh arogansi media Inggris adalah pada Piala Dunia 2010, yang dimana Inggris kala itu satu grup dengan Aljazair, Slovenia dan Amerika Serikat di grup C.
Kala itu, The Sun mempelesetkan grup Inggris di Piala Dunia 2010 dengan sebutan "E.A.S.Y" yang merupakan kepanjangan dari 'England, Algeria, Slovenia dan Yanks'.
Jargon "It's Coming Home" Bentuk Arogansi Suporter Inggris
Istilah "It's Coming Home" memang kerap kali digaungkan oleh para suporter Inggris setiap The Three Lions mengikuti turnamen-turnamen seperti Piala Dunia maupun Piala Eropa.
Diketahui, istilah "It's Coming Home" sendiri merupakan penggalan lirik dari lagu milik The Lightning Seeds, Baddiel dan Skinner yang berjudul "Three Lions" yang dirilis pada tahun 1996 lalu.
Lagu tersebut ditulis oleh Baddiel dan Skinner untuk memotivasi Timnas Inggris untuk pantang menyerah memenangkan trofi bergengsi.
Tim besutan Gareth Southgate itu terakhir kali memenangkan turnamen besar pada Piala Dunia 1966 lalu yang juga digelar di Inggris.
Bahkan dalam lagu tersebut, Baddiel dan Skinner juga memasukkan punchline "Football's Coming Home" yang berarti bahwa sepak bola akan pulang (ke tanah kelahiran, yaitu Inggris), yang dimana Inggris lah merupakan negara pelopor sepak bola modern dan pencetus aturan-aturan dasar sepak bola.
Namun, frasa "It's Coming Home" yang digaungkan oleh suporter Inggris tampaknya telah menjadi kutukan dibalik kegagalan Timnas Inggris dalam meraih trofi bergengsi.
Baca Juga: Dul Jaelani Gagal Tendang Penalti di Laga Fun Match Celebrity Mini Soccer, Euphoria Fest 2024
Banyak yang mengatakan bahwa jargon "It's Coming Home" yang digaungkan oleh pendukung Inggris sejak Euro 96 itu merupakan bentuk arogansi para suporter tim negeri Pangeran Charles tersebut.
Akan tetapi, Gareth Southgate menepis tudingan bahwa para pendukung Inggris menyanyikan lagu "Three Lions" tidak bermaksud untuk bersikap arogan.
Hal itu diungkapkan oleh eks pemain Crystal Palace tersebut dalam wawancaranya beberapa waktu lalu.
"Saya tidak ingin mendengarkannya selama 15 tahun," ujar Southgate dalam wawancaranya sebagaimana yang dikutip dari Fox Sports.
Baca Juga: Kerap Dirumorkan ke Arab Saudi, Man City Berencana Untuk Perpanjang Kontrak Ederson
"Itu terlalu menyakitkan. Anda harus tahu bahasa Inggris untuk memahami humor kami. Ini tentu saja bukan sebuah kesombongan. Liriknya mengolok-olok diri kita sendiri, kok," ujar pelatih berusia 53 tahun tersebut menambahkan.
Namun, pada faktanya Inggris harus kembali patah hati karena gagal menjuarai Euro 2024 usai dikalahkan Spanyol di final.
Dari tiga poin di atas, bisa disimpulkan bahwa faktor kegagalan Inggris dalam menjuarai Euro 2024 bukan dari faktor Harry Kane.
Melainkan, dari banyaknya tekanan dari media dan juga arogansi dari pendukung The Three Lions yang menggaungkan jargon "It's Coming Home" yang terkesan cukup takabur bahwa negaranya bisa melaju jauh di turnamen yang diikutinya.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Fox Sports