Sabtu, 24 AGUSTUS 2024 • 18:15 WIB

Deretan Taipan Asia Tenggara Pemilik Klub Sepak Bola di Eropa

Author

Erick Thohir bersama Anindya Bakrie (ANTARA/Dadan Ramdani)

INDOZONE.ID - Miliarder asal Asia Tenggara kini tidak hanya dikenal di dunia bisnis, tetapi juga mulai merambah dunia olahraga dengan membeli klub-klub sepak bola, terutama di Eropa.

Langkah ini tidak hanya meningkatkan profil mereka di kancah internasional, tetapi juga memberi dampak besar pada klub-klub yang mereka miliki.

Artikel ini akan mengulas beberapa taipan Asia Tenggara yang sukses menjadi pemilik klub sepak bola di Eropa dan pengaruh mereka terhadap klub tersebut.

Vincent Tan: Pemilik Cardiff City dan FK Sarajevo

Vincent Tan (Credit/Michael Steele)

Vincent Tan, seorang miliarder asal Malaysia yang menjadi sorotan dunia ketika ia membeli klub sepak bola Cardiff City pada tahun 2010. Selain Cardiff City, Tan juga memiliki klub FK Sarajevo di Bosnia-Herzegovina dan LAFC di Amerika Serikat.

Kepemilikan Vincent Tan di Cardiff City dikenal kontroversial, terutama karena perubahan besar yang ia lakukan, seperti mengubah warna jersey dari biru menjadi merah dan mengganti logo klub. Perubahan ini awalnya bertujuan untuk meningkatkan branding klub, namun justru menuai protes besar dari para fans.

Baca Juga: Cardiff City Rekrut Anwar El Ghazi Usai Kontroversi Pemutusan Kontrak di Mainz karena Mendukung Palestina

Di FK Sarajevo, Vincent Tan diterima lebih baik. Ia aktif dalam pengembangan pemain muda dan bahkan terlibat dalam bantuan kemanusiaan saat terjadi banjir di Bosnia pada tahun 2014.

Di Amerika Serikat, Vincent Tan juga memiliki LAFC, yang telah berkembang menjadi salah satu klub kuat di MLS, bahkan menjadi magnet bagi pemain bintang seperti Gareth Bale.

Peter Lim: Miliarder Singapura Pemilik Valencia CF

Peter Lim (Credit/Forbes)

Peter Lim, seorang pengusaha asal Singapura, menjadi pemilik klub sepak bola Valencia CF pada akhir tahun 2014. Sejak saat itu, Peter Lim sering mendapat kritik karena dianggap sebagai penyebab penurunan performa klub.

Meskipun ia telah menggelontorkan dana sebesar 100 juta euro pada tahun 2015, Valencia justru mengalami penurunan performa dan sering kali berjuang di papan tengah klasemen dan bahkan hampir terdegradasi pada musim 2022/23.

Kebijakan Peter Lim dalam memilih pelatih, seperti menunjuk Gary Neville dan Gennaro Gattuso, dianggap tidak tepat. Selain itu, ia juga membiarkan beberapa pemain kunci seperti Ferran Torres dan Goncalo Guedes pergi, yang semakin memicu kemarahan fans.

Akibatnya, terjadi protes besar-besaran dari para fans yang menuntutnya untuk menjual klub.

Erick Thohir: Pemilik Oxford United yang Berambisi

Erick Thohir, mantan pemilik FC Internazionale, kini mengalihkan perhatiannya ke klub Inggris, Oxford United. Bersama Anindya Bakrie, Thohir resmi mengakuisisi Oxford United pada 19 September 2022.

Di bawah kepemilikan mereka, Oxford United berhasil promosi ke Championship pada musim 2023/24 dan mendekatkan klub ini ke kasta tertinggi sepak bola Inggris, Premier League.

Baca Juga: Profil Oxford United: Klub Milik Erick Thohir di Inggris yang Kini Jadi Rumah Baru Marselino Ferdinan

Dengan kepemilikan 51% saham Oxford United, Erick Thohir dan Anindya Bakrie menunjukkan ambisi besar untuk membawa klub ini mencapai level tertinggi dalam sepak bola Inggris. Meskipun nilai investasi mereka tidak dipublikasikan secara luas, langkah-langkah strategis mereka mulai membuahkan hasil.

Hartono Bersaudara: Menghidupkan Kembali Como 1907

Supporter Como 1907 berterima kasih kepada Hartono bersaudara (Credit/Istimewa)

Bambang dan Budi Hartono, dua bersaudara terkaya dari Indonesia berhasil membawa klub Italia, Como 1907, kembali ke Serie A pada musim 2024/25. Mereka membeli klub ini pada tahun 2019 dengan harga sekitar 850 ribu euro dan sejak saat itu telah melakukan peremajaan besar-besaran baik dari segi infrastruktur maupun komunitas.

Baca Juga: Prediksi Skuad Como FC di Serie A 2024/2024: Pemain Indonesia Jadi Andalan!

Melibatkan masyarakat setempat menjadi salah satu kunci kesuksesan mereka. Hartono bersaudara sering kali memberikan jersey dan tiket gratis kepada anak-anak, yang mendukung pertandingan Como 1907.

Bersama Cesc Fabregas, Como 1907 akhirnya mendapatkan promosi ke Serie A dan kini berjuang untuk mempertahankan posisi mereka di Serie A.

Santini Group: Pemegang Saham Minoritas di Tranmere Rovers

Lukito Wandi (kiri) & Wandi Wanandi di Stadion Tranmere Rovers (Dokumentasi/Tranmere Rovers)

Pada tahun 2019, Santini Group yang dimiliki oleh tiga bersaudara asal Indonesia, Wandi, Lukito, dan Paulus Wanandi, membeli saham minoritas di klub sepak bola Inggris, Tranmere Rovers.

Meskipun hanya memiliki saham minoritas, mereka tetap memiliki peran dalam dewan direksi klub. Tranmere Rovers, yang saat ini berlaga di League Two, dikenal sebagai klub yang sangat toleran, bahkan membuka stadion mereka untuk digunakan oleh komunitas Muslim setempat untuk beribadah pada hari-hari besar seperti Idul fitri dan Idul adha.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Amatan