Selasa, 27 AGUSTUS 2024 • 09:09 WIB

Muda dan Berani: 5 Manajer Termuda dalam Sejarah Premier League!

Author

Fabian Hurzeler saat melatih Brighton (Instagram/fabian.huerzeler)

INDOZONE.ID - Manajer muda semakin menjadi tren dalam sepak bola modern, terutama di Premier League. Dengan kemampuan taktis yang inovatif dan semangat muda, mereka berhasil menorehkan prestasi meski usia mereka masih tergolong belia.

Di tahun 1990-an, klub-klub Premier League tidak ragu untuk memberikan kepercayaan kepada manajer berusia 30-an. Meskipun alasan di balik penunjukan manajer muda saat itu berbeda, mereka tetap menjadi pusat perhatian, sebagaimana yang dilakukan oleh Brighton saat menunjuk Fabian Hurzeler menggantikan Roberto De Zerbi.

Saat itu, pemain yang juga merangkap sebagai manajer bukanlah hal yang asing. Namun, kini konsep tersebut perlahan menghilang dari sepak bola. Manajer muda zaman dulu diharapkan masih bisa berkontribusi di lapangan, sedangkan generasi manajer muda saat ini fokus sepenuhnya pada kepemimpinan dari pinggir lapangan.

Berikut adalah lima manajer termuda yang pernah mencatatkan sejarah di Premier League:

5. Stuart Pearce (34 tahun 7 bulan 27 hari)

Stuart Pearce mengakhiri karier bermainnya di Nottingham Forest dan kemudian diangkat sebagai pelatih sementara pada Desember 1996.

Pearce, yang telah menjadi andalan Forest selama 12 tahun dengan lebih dari 400 penampilan, harus menerima kenyataan pahit ketika klub terdegradasi ke divisi kedua pada akhir musim 1996/97.

Meskipun hanya bertahan sebentar sebagai pelatih, Pearce dianugerahi gelar Manajer Terbaik pada bulan Januari 1997.

4. Ruud Gullit (33 tahun 11 bulan 17 hari)

Gullit saat menjabat pemain serta pelatih di Chelsea (Allsport/Phil Cole)

Ruud Gullit, salah satu pemain terbaik dunia, memulai karier manajerialnya di Premier League sebagai pemain-manajer Chelsea pada tahun 1996. Di bawah kepemimpinannya, Chelsea meraih Piala FA pada tahun 1997, trofi pertama mereka dalam 26 tahun.

Namun, ketegangan dengan pihak manajemen mempersingkat masa jabatannya. Pemecatannya pada Februari 1998 mengejutkan banyak pihak, terutama karena Chelsea berada di posisi kedua Premier League saat itu.

3. Andre Villas-Boas (33 tahun 9 bulan 28 hari)

Andre Villas Boas saat konferensi pers bersama Chelsea (Credit/Website Chelsea)

Andre Villas-Boas, yang sering disebut sebagai penerus Jose Mourinho, memulai karier manajerialnya di Premier League bersama Chelsea pada usia 33 tahun. Sebelumnya, ia sangat sukses di Porto dengan meraih empat trofi dalam satu musim, termasuk Europa League.

Namun, kariernya di Chelsea tidak berjalan mulus. Villas-Boas gagal memenangkan hati para pemain senior dan akhirnya dipecat kurang dari setahun setelah menjabat. Ironisnya, Chelsea kemudian memenangkan Liga Champions di bawah asuhan Roberto Di Matteo.

2. Fabian Hurzeler (31 tahun 6 bulan 22 hari)

Langkah Brighton menunjuk Fabian Hurzeler sebagai manajer pada tahun 2024 menunjukkan keberanian mereka dalam memberikan kesempatan kepada manajer muda.

Hurzeler, seorang pelatih asal Jerman, telah menarik perhatian dengan membawa St Pauli ke Bundesliga.

Baca Juga: Mengenal Fabian Hürzeler: Pelatih Termuda yang Siap Mengguncang Premier League

Dengan pendekatan strategi yang inovatif, Brighton di bawah asuhan Hurzeler mampu menghadirkan permainan yang atraktif dan menghibur.

1. Ryan Mason (29 tahun 10 bulan 8 hari)

Ryan Mason saat menjabat caretaker di Tottenham Hotspur (Credit/Marc Atkins)

Ryan Mason menjadi manajer termuda dalam sejarah Premier League saat ia diangkat sebagai pelatih sementara Tottenham Hotspur pada usia 29 tahun. Setelah karier bermainnya harus terhenti karena cedera kepala, Mason segera beralih ke dunia kepelatihan.

Ia bekerja di bawah Jose Mourinho dan Antonio Conte sebelum ditunjuk sebagai pelatih sementara Spurs menjelang final Carabao Cup 2021. Meski debut Mason sebagai manajer berjalan sukses, Tottenham harus menerima kekalahan 1-0 dari Manchester City di final tersebut.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Amatan