Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
INDOZONE.ID - Bicara sepak bola tentu tak terlepas dari permainan mafia yang telah lama menjadi sisi gelap olahraga paling populer di dunia ini.
Hampir setiap negara memiliki cerita atau kasus mafia sepak bola, termasuk Indonesia. Berbagai aksi mafia sepak bola meliputi pengaturan skor, suap, hingga manipulasi pertandingan.
Praktik mafia ini tak hanya menyasar liga-liga lokal atau tarkam. Tapi juga menyasar liga-liga besar yang disaksikan pecinta sepak bola.
Baca Juga: Teriakan 'Mafia' Tanpa Koreografi Menggema di GBK Saat Laga Timnas Vs Arab Saudi
Artikel kali ini akan membahas skandal mafia sepak bola terbesar di dunia. Dilansir dari YouTube Bola Tani, berikut ini daftarnya!
1. Singapura
Mungkin bagi beberapa pihak merupakan hal yang mengejutkan, namun faktanya, negeri tetangga Indonesia yang menjadi negara termaju di ASEAN ini, memiliki kekuatan mafia yang besar dalam dunia sepak bola.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa kasus-kasus pengaturan skor sepak bola Eropa merupakan buah hasil pekerjaan licik mafia Singapura.
Yang paling terkenal dan membuat gempar dunia sepak bola internasional yaitu kasus Tan Seet Eng pada 2015 lalu. Pria yang akrab dipanggil “Dan Tan“ ini terlibat dalam kasus pengaturan skor sebanyak 700 pertandingan di seluruh dunia, serta 380 pertandingan laga di kompetensi Eropa.
Selain itu, bos mafia sepak bola Singapura ini juga memimpin sindikat yang mampu meraup keuntungan jutaan dollar dari pengaturan hasil pertandingan di Italia.
Fakta mencengangkan lainnya tentang Dan Tan yaitu, ketika diwawancarai majalah Jerman, Der Spiegel, pertandingan Barcelona vs Fenerbahca di tahun 2001 lalu tak terlepas dari tangan haramnya.
2. El Salvador
Peringkat nomor 2 diduduki oleh El Salvador, di mana dalam dunia sepak bola, negara Amerika Tengah ini bukanlah terkenal karena prestasinya, namun karena mafianya.
Pada 2015 lalu, Federasi Sepak Bola El Salvador menghukum 22 pesepak bola di negeri tersebut karena terlibat pada kasus match fixing. Federasi Sepak Bola El Salvador juga menghukum klub serta para pemain asing pada kasus ini.
Kasus match fixing ini terjadi di laga-laga persahabatan El Salvador, seperti saat melawan Amerika Serikat pada 2010, lalu saat melawan DC United, dan saat melawan Uruguay.
3. Serbia
Negara pecahan Yugoslavia ini memiliki koneksi yang kuat dengan mafia sepak bola. Disebutkan oleh Sky Sports, bahwa di Serbia banyak pesepak bola asing yang harus memberi uang perlindungan kepada para mafia ini.
Tidak hanya memeras pesepak bola asing, para mafia ini juga bekerja dengan cara mengatur skor pertandingan Liga Serbia. Upaya yang dilakukan oleh pihak berwajib belum cukup untuk membendung sepak terjang mafia sepak bola Serbia.
4. Argentina
Melahirkan banyak sekali talenta ajaib dalam sejarah dunia sepak bola, tak membuat Argentina terbebas dari dunia gelap mafia.
Reputasi buruk memang sudah melekat di dunia Sepak Bola Argentina, yang tentu pengendali hal-hal buruk ini adalah para mafia tersebut, dari aksi kekerasan hingga pengaturan skor.
Banyak daerah-daerah kumuh di negara kelahiran Lionel Messi ini merupakan tempat tinggal para mafia sepak bola Argentina. Para mafia kroco dari tempat kumuh ini menjalin kerja sama dengan raja-raja mafia yang bertempat tinggal di daerah elit.
Menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Argentina, sepak bola kemudian dimanfaatkan oleh para mafia ini untuk menjalankan bisnis match fixing di sepak bola negeri tersebut.
5. Italia
Mafia dan Italia, adalah 2 kata yang tidak mungkin dipisahkan sepanjang sejarah kehidupan manusia. Begitu juga dalam dunia sepak bola, di mana negara ini dikenal sebagai sarangnya elit mafia.
Bahkan, Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, pernah berujar, bahwa Italia adalah negara mafia dikarenakan saking dekatnya mereka dengan kelompok mafia.
Calciopoli 2006 adalah kasus terbesar mafia sepak bola Italia yang pernah terungkap. Kasus ini pertama kali terungkap ketika PSSI-nya Italia, FIGC, dan kepolisian setempat, melakukan investigasi hasil pertandingan Serie A musim 2004-05 dan 2005-06 yang melibatkan Juventus.
Hasil menunjukkan bahwa direktur umum Juve, Luciano Moggi, sebagai pihak paling bersalah pada kasus ini, di mana ia melakukan telepon dengan pejabat-pejabat sepak bola Italia dalam masalah pemilihan wasit pada pertandingan yang melibatkan Juventus.
Baca Juga: Vigit Waluyo Cs, Tersangka Mafia Bola Bakal Segera Disidangkan
Juventus pun mendapatkan hukuman paling berat, yaitu didegradasi ke Serie B di musim selanjutnya. Sedangkan klub lain yang terlibat, yaitu Fiorentina, Lazio, AC Milan, dan Reggina, mendapatkan hukuman pengurangan poin untuk musim selanjutnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube/Bola Tani