Dianggap Tidak Punya Etika, Erick Thohir Klarifikasi Keputusan PSSI Terkait Pemecatan Shin Tae-yong
INDOZONE.ID - Keputusan PSSI memilih Patrick Kluivert untuk menggantikan Shin Tae-yong yang telah lama menjadi pelatih Skuad Garuda, menuai beragam reaksi dari fans Timnas Indonesia.
Banyak pihak mempertanyakan etika PSSI dalam mengambil keputusan tersebut, apalagi di saat Timnas Indonesia masih berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Menanggapi kritikan tersebut, Erick Thohir memberikan klarifikasi bahwa pergantian pelatih ini telah melalui evaluasi yang matang dan menegaskan hal ini dilakukan dengan alasan demi masa depan Timnas Indonesia yang lebih baik.
Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Saat ini, Timnas Indonesia menempati posisi ketiga klasemen sementara Grup C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Dengan raihan enam poin, kesempatan Timnas Indonesia untuk lolos ke babak selanjutnya tetap terbuka lebar, baik secara otomatis maupun melalui babak kualifikasi ronde keempat.
Empat pertandingan penting akan menjadi penentu nasib Timnas Indonesia. Mereka akan bertemu Australia dan Bahrain pada bulan Maret 2025, disusul laga melawan China dan Jepang pada bulan Juni.
Pergantian pelatih di tengah kompetisi ini menimbulkan tanda tanya di kalangan fans Timnas Indonesia.
Shin Tae-yong Berhenti, Patrick Kluivert Ditunjuk
Shin Tae-yong tak lagi menjadi pelatih Timnas Indonesia per tanggal 6 Januari 2025. Selama lebih dari lima tahun memimpin sejak Desember 2019, pelatih asal Korea Selatan ini mampu membawa Timnas Indonesia meraih berbagai prestasi.
Meski kontraknya masih tersisa hingga 2027, PSSI memilih mengakhiri kerja sama lebih awal dan wajib membayarkan pesangon kepada Shin Tae-yong.
Patrick Kluivert kini resmi mengambil alih posisi pelatih Timnas Indonesia dengan kontrak berdurasi dua tahun, disertai opsi perpanjangan.
Erick Thohir menegaskan bahwa pergantian pelatih ini adalah bagian dari strategi PSSI dalam usaha membawa Timnas Indonesia bermain di Piala Dunia 2026.
Alasan Pergantian Pelatih
Dalam keterangannya, Erick Thohir menyebutkan bahwa keputusan mengganti Shin Tae-yong diambil setelah evaluasi menyeluruh, terutama usai kekalahan dari China pada 15 Oktober 2024.
Meski sempat menang melawan Arab Saudi pada 19 November 2024, pergantian pelatih tetap dipandang perlu demi masa depan Timnas Indonesia.
Baca Juga: Media Korea Selatan Bongkar Dugaan Pengkhianatan PSSI terhadap Shin Tae-yong di Timnas Indonesia
Terkait tudingan bahwa PSSI bertindak tanpa etika, Erick membantah hal tersebut. Ia menegaskan bahwa keputusan ini dilakukan dengan penuh pertimbangan serta komunikasi yang baik dengan Shin Tae-yong.
“Saya tidak bisa berbicara tentang apa yang terjadi di ruang ganti. Tapi saya tidak punya etika kalau PSSI sudah tanda tangan dulu dengan Kluivert baru melepas Shin Tae-yong,” kata Erick Thohir dalam wawancara di kanal YouTube Metro TV, Kamis (9/1/2025).
Lebih lanjut, Erick menjelaskan bahwa penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru baru dilakukan sehari sebelum pengumuman resmi.
“Hubungan kami dengan Shin Tae-yong baik. Saya baru saja menandatangani kontrak Patrick Kluivert satu hari yang lalu,” tambahnya.
Harapan untuk Masa Depan Timnas Indonesia
Erick Thohir juga menyoroti bahwa sepak bola merupakan industri yang penuh tantangan dan membutuhkan komunikasi serta strategi yang matang.
Ia menyebut, stabilitas tim sangat penting untuk menghadapi berbagai tekanan yang kerap muncul di berbagai situasi.
“Komunikasi, strategi, kepercayaan, tapi jangan sampai saya bicara ini terus menjadi sesuatu yang sensitif, ya ini masalahnya. Sepak bola adalah industri yang sangat intangible,” jelasnya.
Baca Juga: Patrick Kluivert Target Lolos ke Piala Dunia 2026, Petualangan Baru Sebagai Pelatih Timnas Indonesia
Erick mengimbau masyarakat untuk melihat langkah ini sebagai bagian dari usaha membangun Timnas Indonesia yang lebih baik.
Menurutnya, sudah saatnya potensi besar yang dimiliki Timnas Indonesia dikelola secara maksimal demi meraih prestasi.
“Timnas Indonesia milik kita semua dan kita benahi bersama, agar mimpi itu terwujud meski jalannya terjal. Kita pernah kehilangan poin saat di China. Ini adalah pilihan, saya orang yang berambisi pada hasil bukan posisi,” tegas Erick Thohir.
Fokus pada Prestasi, Bukan Popularitas
Dalam penjelasannya, Erick juga menegaskan bahwa dirinya tak mencari popularitas atas keputusan yang sudah diambil.
Ia menyebut pergantian pelatih adalah bagian dari fokus jangka panjang demi prestasi Timnas Indonesia.
“Saya tidak mencari popularitas, kita sama-sama punya tugas untuk memperbaiki timnas dan sepak bola Indonesia,” lanjutnya.
Baca Juga: Ini yang Akan Terjadi Pada Timnas Indonesia Setelah Shin Tae-yong Dipecat PSSI
Meski banyak kritik bermunculan, Erick tetap percaya dengan peluang Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Ia percaya Timnas Indonesia mampu menembus ronde keempat, bahkan berharap bisa lolos secara otomatis dengan menduduki peringkat kedua di klasemen akhir.
“Kita punya harapan untuk bisa masuk ke putaran 4 Piala Dunia 2026, tapi kalau bisa masuk lebih cepat kenapa harus ditunda dulu,” tambahnya.
Siap Menanggung Risiko atas Keputusan yang Diambil
Menutup keterangannya, Erick menyatakan siap menanggung segala risiko yang muncul akibat keputusan ini.
Ia bahkan tak segan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI jika hasil yang dicapai Timnas Indonesia tidak sesuai harapan.
Baca Juga: Benarkah Keributan di Ruang Ganti Timnas Indonesia, Jadi Alasan Utama PSSI Pecat Shin Tae Yong?
“Ya, ini risiko, saya sudah bilang siap mundur sebelum pertandingan melawan Arab Saudi. Timnas ini bukan klub yang main tiap minggu, jadi taktik dan pengetahuan sangat tinggi, kumpul tiga hari latihan lalu main,” pungkasnya.
Dengan pergantian pelatih ini, harapan tertuju pada Patrick Kluivert untuk membawa Timnas Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2026 baik secara langsung ataupun melalui babak kualifikasi ronde keempat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube Metro TV