Kamis, 05 JUNI 2025 • 16:00 WIB

Fenomena "Guest Club" di Sepak Bola, Tim yang Tidak Bermain di Liga Negaranya Sendiri

Author

AS Monaco Vs Paris Saint-Germain (REUTERS/ERIC GAILLARD)

INDOZONE.ID - Dunia sepak bola selalu menyajikan keunikan dan fenomena yang menarik. Salah satunya adalah keberadaan "guest club" atau klub tamu, yakni klub yang berkompetisi di liga negara lain.

Fenomena ini cukup menarik perhatian karena menyuguhkan dinamika kompetisi yang berbeda dan unik. Terdapat beberapa alasan mengapa klub memilih untuk berkompetisi di luar negeri.

Pertama, untuk meningkatkan kualitas kompetisi. Klub-klub kecil dari negara dengan infrastruktur sepak bola yang kurang memadai seringkali memilih untuk bergabung dengan liga negara tetangga yang lebih kompetitif.

Kedua, faktor geografis juga menjadi pertimbangan. Beberapa negara dengan wilayah yang kecil atau berbatasan langsung dengan negara lain, membuat klub-klubnya lebih mudah untuk bergabung dengan liga negara tetangga.

Ketiga, alasan komersial juga menjadi faktor penting. Bergabung dengan liga yang lebih besar dan populer dapat meningkatkan pendapatan klub melalui sponsor, hak siar, dan penjualan merchandise.

Kira-kira, klub mana saja yang menjadi "guest club" di liga negara lain?

Baca Juga: Timnas Indonesia vs China: Menanti Debut Emil Audero!

1. FC Vaduz (Liechtenstein)

Klub ibukota Liechtenstein ini sekarang berkompetisi di Swiss Challenge League (kasta kedua Liga Swiss). Letak geografis Liechtenstein yang berbatasan langsung dengan Swiss menjadi salah satu faktor utama mengapa FC Vaduz memilih untuk bermain di liga Swiss.

FC Vaduz sempat mencicipi UEFA Conference League musim 2022/23 hingga fase grup setelah berhasil mengalahkan Sportklub Rapid Wien (Austria) di babak play-off.

2. Brunei DPMM FC (Brunei Darussalam)

Brunei Duli Pengiran Muda Mahkota FC, klub asal Bandar Sri Begawan ini memilih untuk bermain di Singapore Premier League (kasta tertinggi Liga Singapura) sebagai "guest club".

Sempat bermain di liga Malaysia selama 3 musim, Brunei DPMM FC memutuskan untuk bermain di Negeri Merlion setahun kemudian dan hingga saat ini.

Musim terbaik anak asuh Jamie McAllister ini adalah saat berhasil keluar sebagai juara Liga Singapura pada tahun 2019.

Baca Juga: Timnas Indonesia Umumkan 23 Pemain Untuk Laga Melawan China, Asnawi dan Arhan Tidak Masuk DSP

3. AS Monaco (Monako)

Klub berjuluk Les Rouge et Blanc (Klub Merah-Putih) ini juga menjadi salah satu "guest club" yang bermain di kasta tertinggi sepak bola Prancis, Ligue 1.

Klub yang berdiri tahun 1924 bermarkas di Monako, tetapi berkompetisi di sepak bola Prancis dikarenakan Monako tidak terdaftar sebagai anggota UEFA.

4. ASD Victor San Marino (San Marino)

Klub ini berkompetisi di Serie D Italia (kasta keempat Liga Italia). Sama seperti FC Vaduz, letak geografis San Marino yang berbatasan langsung dengan Italia menjadi alasan utama dibalik partisipasi ASD Victor San Marino di liga Italia.

5. Cardiff City FC, Swansea City FC, Wrexham AFC, dan Newport County AFC (Wales)

Meskipun berasal dari Wales, keempat klub ini memilih untuk tetap berlaga di liga-liga Inggris. Alasannya cukup sederhana, yakni perbedaan level kompetisi yang signifikan.

Saat Liga Wales baru dibentuk, kualitasnya masih jauh di bawah liga-liga di Inggris. Klub-klub yang sudah lebih dulu mapan seperti Cardiff City dan Swansea City pun merasa tidak perlu berpindah ke liga yang lebih rendah.

Baca Juga: Tendangan Penalti Julian Alvarez Jadi Polemik, IFAB Klarifikasi Aturan Double Touch Dalam Tendangan Penalti

6. Wellington Phoenix dan Auckland FC (Selandia Baru)

Wellington Phoenix FC merupakan klub sepak bola asal Selandia Baru yang berkompetisi di A-League Men, liga sepak bola profesional tertinggi di Australia.

Klub ini terbentuk pada tahun 2007 sebagai pengganti New Zealand Knights yang lisensi A-League-nya dicabut akibat masalah finansial. Berbeda dengan Auckland FC yang langsung mendapatkan lisensi penuh sejak awal, Wellington Phoenix harus melalui proses yang lebih panjang untuk mendapatkan tempat di kompetisi ini.

Keberadaan Wellington Phoenix dan Auckland FC di A-League Men menunjukkan semakin eratnya hubungan sepak bola antara Australia dan Selandia Baru.

7. Toronto FC, Montreal Impact FC, dan Vancouver Whitecaps (Kanada)

Ketiga klub ini berkompetisi di Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat. Upaya untuk mengembangkan sepak bola di Kanada dan meningkatkan basis penggemar menjadi alasan utama dibalik partisipasi mereka di MLS.

Keberadaan "guest club" memberikan dampak yang beragam terhadap persepakbolaan dunia. Di satu sisi, hal ini dapat meningkatkan kualitas kompetisi dan memperluas basis penggemar. Di sisi lain, hal ini juga dapat memunculkan kontroversi dan perdebatan, terutama terkait dengan keadilan kompetisi dan identitas nasional.

Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Pengamatan