Kamis, 08 AGUSTUS 2024 • 13:04 WIB

Rahasia Bernapas Efektif untuk Lari Lebih Lama dan Kuat

Author

pria berlari (pixabay/dsandzhiev)

INDOZONE.ID - Bernapas adalah hal yang tampak sederhana dan sering kali diabaikan dalam aktivitas sehari-hari.

Namun, saat kita melakukan olahraga seperti berlari, cara bernafas yang benar menjadi kunci untuk meningkatkan performa dan mengurangi kelelahan.

Mengapa Bernapas dengan Benar Itu Penting?

Ketika berlari, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen untuk mendukung aktivitas fisik yang intens.

Oksigen diperlukan untuk mengoksidasi glukosa dalam sel-sel tubuh, yang menghasilkan energi.

Selain itu, bernafas juga membantu mengeluarkan karbon dioksida, produk sampingan dari metabolisme.

Jika tidak bernapas dengan benar, Anda bisa cepat lelah, mengalami kram otot, dan merasakan kelelahan yang berlebihan.

BACA JUGA: Mengenal Slow Jogging Indonesia: Komunitas Lari Lambat yang Seru dan Mengedukasi

Teknik Bernapas yang Tepat Saat Berlari

1. Bernapas dengan Perut (Diaphragmatic Breathing)

Teknik ini dikenal sebagai diaphragmatic breathing atau bernapas dengan perut.

Alih-alih hanya menggunakan dada, teknik ini melibatkan diafragma dan otot perut untuk mendapatkan lebih banyak udara ke dalam paru-paru.

Cara melakukannya:

  • Saat menarik nafas, fokuslah untuk memperluas perut, bukan hanya dada. Ini berarti Anda menggunakan diafragma untuk menarik udara lebih dalam ke paru-paru.
  • Saat menghembuskan nafas, dorong udara keluar melalui diafragma dan otot perut.

Manfaat:

  • Menarik lebih banyak oksigen ke paru-paru, yang berarti Anda mendapatkan lebih banyak energi dari setiap tarikan nafas.
  • Membantu memperlambat pernafasan meskipun Anda meningkatkan kecepatan lari, sehingga mengurangi rasa cepat lelah.

2. Mengontrol Irama Pernafasan (Breathing Cadence)

Mengontrol irama pernafasan adalah teknik penting lainnya. Ini berarti mencocokkan irama nafas dengan langkah kaki Anda.

Cara melakukannya:

  • Saat berlari pada kecepatan yang stabil, cobalah untuk mencocokkan tarikan dan hembusan nafas dengan langkah kaki Anda. Misalnya, tarik nafas untuk dua langkah, dan hembuskan nafas untuk dua langkah.
  • Pertahankan irama yang stabil sepanjang lari Anda.

Manfaat:

  • Membantu Anda bernafas lebih teratur dan efisien
  • Membantu menjaga pikiran tetap fokus dan mengurangi gangguan.

jogging (freepik/freepik)

3. Bernafas melalui Hidung (Nasal Breathing)

Bernafas melalui hidung adalah cara lain untuk meningkatkan respon parasimpatis tubuh Anda.

Ini membantu menjaga detak jantung tetap stabil dan pikiran tetap tenang.

Cara melakukannya:

  • Tarik nafas dan hembuskan nafas melalui hidung saat berlari.

Manfaat:

  • Mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang dikenal sebagai respon "istirahat dan pemulihan" tubuh.
  • Membantu menjaga detak jantung tetap stabil dan pikiran lebih rileks.

BACA JUGA: Viral Kameramen yang Mengambil Momen di Acara Olahraga dengan Berlari Sambil Bawa Kamera

4. Power Breathing untuk Sprint

Teknik power breathing bermanfaat untuk lari cepat atau sprint. Ini melibatkan menambah tekanan pada hembusan nafas untuk meningkatkan kecepatan.

Cara melakukannya:

  • Tarik nafas melalui hidung, hingga dalam ke diafragma.
  • Saat menghembuskan nafas, dorong udara keluar dengan kekuatan melalui mulut sambil membuat suara "sss" yang kuat melalui gigi.

Manfaat:

  • Membantu mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida, meningkatkan efisiensi oksigenasi.
  • Getaran dari suara "sss" dapat membantu tubuh menyerap lebih banyak oksigen dengan merangsang produksi nitrogen oksida.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mulai Kehabisan Nafas?

Jika Anda merasa kehabisan nafas saat berlari, ini bisa menjadi tanda bahwa Anda berlari terlalu cepat atau belum menguasai teknik bernafas dengan baik.

Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi situasi ini:

  • Turunkan kecepatan: Beralih ke jogging atau berjalan selama beberapa menit untuk menstabilkan pernafasan.
  • Fokus pada pernafasan perut: Kembali ke teknik bernafas dengan perut untuk menarik lebih banyak oksigen.
  • Ambil jeda: Jika perlu, berhenti sejenak untuk mengatur nafas dan melemaskan otot.
    Pentingnya Konsultasi dengan Dokter
  • Sebelum memulai rutinitas lari atau olahraga lainnya, terutama jika Anda memiliki kondisi medis seperti asma atau COPD (penyakit paru obstruktif kronis), sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan. Mereka dapat memberikan panduan yang tepat dan menyesuaikan program latihan sesuai kebutuhan Anda.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Adidas.com