Kamis, 09 JANUARI 2025 • 19:15 WIB

Ini yang Akan Terjadi Pada Timnas Indonesia Setelah Shin Tae-yong Dipecat PSSI

Author

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (Dok. PSSI)

INDOZONE.ID - Pemecatan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 6 Januari 2025 oleh PSSI telah membuat amarah fans bergejolak.

Bahkan sebelum kedatangan pelatih baru tiba, banyak fans sudah melayangkan tagar #KluivertOut karena reputasinya yang dianggap buruk.

Banyak yang menilai pemecatan ini terlalu tergesa-gesa, mengingat Shin Tae-yong telah membuat perubahan dalam gaya bermain dan mentalitas para pemain Timnas Indonesia.

Sebagian besar fans yang khawatir bahwa keputusan ini justru akan membawa dampak buruk bagi performa Timnas Indonesia, baik di Asia maupun dalam usaha meraih mimpi bermain di Piala Dunia 2026.

Kini, dengan kedatangan pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert sebagai pengganti, muncul banyak pertanyaan mengenai arah masa depan Timnas Indonesia.

Apa saja dampak yang akan terjadi pada Timnas Indonesia setelah kepergian pelatih asal Korea Selatan tersebut?

Baca Juga: Anak Shin Tae-yong Ungkap Kekecewaan atas Pemecatan Ayahnya yang Tidak Sesuai Dengan Kesepakatan PSSI

Prestasi di ASEAN Akan Meredup, Asia Semakin Sulit Dikejar

Meski belum pernah memberi gelar juara, Shin Tae-yong berhasil meningkatkan performa Timnas Indonesia di kawasan ASEAN.

Dengan kepergiannya, ada risiko prestasi ini akan menurun. Tanpa arahan pelatih yang sudah memahami karakter para pemain diaspora dan pemain lokal, perjalanan Timnas Indonesia di turnamen AFF dan Sea Games serta turnamen regional Asia bisa kembali menjadi sulit.

Jika performa Timnas Indonesia terus menurun, bukan tidak mungkin negara-negara seperti Vietnam dan Thailand semakin jauh meninggalkan Indonesia dalam peta persaingan sepak bola Asia.

Drama Baru di Tubuh PSSI

Exco PSSI, Arya Sinulingga (Dok. PSSI)

Pemecatan Shin Tae-yong dipastikan membawa babak baru dalam drama PSSI. Perdebatan antara kubu pro dan kontra akan menghiasi pemberitaan di media massa.

Kritikan dari fans yang menilai ini sebagai bukti buruknya manajemen federasi juga tidak terhindarkan. Situasi ini berpotensi mengalihkan fokus dari pembangunan sepak bola ke isu-isu non-teknis.

Jika drama ini terus berlanjut, sulit bagi PSSI untuk membangun iklim sepak bola yang kondusif dan fokus pada pembenahan internal.

Baca Juga: Interview Pelatih di Hari Natal, Pandji Pragiwaksono Kritik Keputusan PSSI: Kesalahan atau Strategi?

Siklus Mencari 'Kambing Hitam'

Pasca pemecatan Shin Tae-yong, budaya mencari 'kambing hitam' mungkin akan berlanjut. Entah itu pemain, suporter, atau bahkan pelatih baru, selalu ada pihak yang dijadikan tameng atas kegagalan.

Fenomena ini menjadi salah satu masalah yang sulit dihilangkan dalam sepak bola Indoneisa.

Siklus saling menyalahkan ini bukan hanya menghambat kemajuan, tetapi juga bisa merusak mental pemain yang seharusnya fokus meningkatkan performa di lapangan.

Ucapkan 'Hai' pada Elkan Baggott dan 'Selamat Tinggal' pada Hokky Caraka dan Pratama Arhan

Selebrasi Pratama Arhan dan Elkan Baggott di Timnas Indonesia seusai membobol gawang Malaysia di Piala AFF 2021, di Stadion Nasional, Singapura, Minggu 19 Desember 2021. (Dok. PSSI)

Shin Tae-yong dikenal memiliki keberanian untuk memanggil pemain muda seperti Hokky Caraka dan Pratama Arhan. Namun, tanpa dia, kemungkinan pemain-pemain muda ini akan kehilangan tempat.

Sebaliknya, kita akan lebih sering melihat nama pemain naturalisasi seperti Elkan Baggott, karena pelatih baru, Patrick Kluivert, mungkin akan lebih mengandalkan pemain dengan pengalaman di luar negeri ketimbang membangun talenta lokal.

Jika kebijakan ini benar-benar diterapkan, regenerasi pemain muda di Timnas Indonesia bisa terancam mentok.

Baca Juga: Optimistis Bawa Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Patrick Kluivert Komentari Peran Shin Tae Yong

Pergantian Filosofi Bermain

Gaya bermain pragmatis ala Shin Tae-yong yang menekankan transisi serangan balik cepat dan pertahanan yang rapat kemungkinan besar akan ditinggalkan.

Filosofi baru yang dibawa Kluivert perlu waktu untuk diadaptasi oleh para pemain dan tidak ada jaminan pendekatan ini akan lebih efektif.

Perubahan mendadak ini bisa berdampak negatif terhadap performa Timnas Indonesia, terutama jika pemain tidak mampu menyesuaikan diri dengan gaya bermain baru yang diterapkan.

Timnas Indonesia Akan Memiliki Pelatih yang Fasih Berbahasa Inggris

Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert (Instagram/@fifaworldcup)

Patrick Kluivert memiliki keunggulan dalam komunikasi, terutama dengan pemain diaspora yang fasih berbahasa Inggris atau Belanda.

Namun, kemampuan ini belum tentu sejalan dengan pemahaman terhadap dinamika pemain yang bermain di Liga Indonesia yang bisa menjadi hambatan tersendiri.

Agar bisa mendapat simpati dari seluruh pemain Timnas Indonesia, Patrick Kluivert perlu beradaptasi cepat dengan karakteristik sepak bola Indonesia dan memahami kultur sepak bola di tanah air.

Baca Juga: Mantan Gelandang Timnas Belanda Sebut Alex Pastoor Lebih Layak Jadi Pelatih Indonesia Dibanding Kluivert

Siklus Frustrasi Fans Berlanjut

Kepergian Shin Tae-yong hanya akan memperpanjang siklus harapan dan kekecewaan yang sudah akrab bagi fans Timnas Indonesia.

Optimisme yang sempat muncul kini terancam redup yang membawa suporter kembali ke fase frustrasi.

Jika tidak meraih hasil positif di pertandingan melawan Australia dan Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026, bukan tidak mungkin tingkat kepercayaan fans terhadap PSSI dan pelatih baru, Patrick Kluivert, akan semakin merosot dan tagar #KluivertOut akan semakin menggema di seluruh sosial media.

Semakin Banyak Pemain Naturalisasi

Erick Thohir berjabat tangan dengan Mees Hilgers dan Eliano Reijnders.

Tren naturalisasi pemain kemungkinan akan meningkat setelah pergantian pelatih ini. Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, mungkin akan lebih sering terlihat dalam acara perkenalan pemain naturalisasi baru sebagai cara instan untuk meningkatkan kekuatan Timnas Indonesia.

Meski pemain naturalisasi bisa memberikan dampak positif secara instan, tanpa pembinaan pemain lokal yang baik, prestasi jangka panjang tetap akan sulit dicapai.

Baca Juga: 5 Pemain Naturalisasi Grade A: Siapkah Mereka Perkuat Timnas Indonesia?

Langkah Mundur atau Langkah Maju?

Pemecatan Shin Tae-yong seharusnya menjadi momen berkaca diri bagi PSSI, bukan sekadar untuk mencari solusi cepat.

Jika tidak dikelola dengan baik, ini bisa menjadi langkah mundur yang membawa Timnas Indonesia kembali ke periode kegelapan seperti masa dualisme Liga Indoneisa.

Namun, dengan strategi yang tepat, ada kesempatan untuk membangun kembali fondasi Timnas Indonesia yang lebih kuat.

Semua pihak, mulai dari PSSI hingga suporter, perlu bersinergi demi masa depan Timnas Indonesia yang lebih cerah.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Amatan Di Media Sosial