Rabu, 21 MEI 2025 • 10:40 WIB

Ange Postecoglou Murka Disebut Badut oleh Media Inggris Jelang Final Liga Europa

Author

Manajer Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou (Action Images via Reuters/Paul Childs)

INDOZONE.ID - Manajer Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou, menanggapi dengan penuh emosi terhadap anggapan yang menyudutkannya sebagai 'badut', dalam sebuah konferensi pers menjelang final Liga Europa melawan Manchester United.

Komentar tersebut merespons artikel dari media Inggris, Standard, yang menyebut bahwa posisi Postecoglou berada di antara 'pahlawan dan badut', tergantung pada hasil yang diraih Spurs di partai final.

Final Liga Europa Jadi Penentu Harga Diri Postecoglou

Pertandingan final Liga Europa yang akan berlangsung pada Rabu, (21/5/2025), di Stadion San Mames, Bilbao, menjadi momen penentu bagi Tottenham Hotspur.

Tim asal London Utara tersebut memiliki kesempatan untuk mengakhiri puasa trofi selama 17 tahun, atau kembali menyelesaikan musim dengan tangan hampa.

Musim ini disebut sebagai salah satu musim terburuk Spurs sejak mereka kembali ke kasta tertinggi sepak bola Inggris pada tahun 1978.

Oleh karena itu, partai final melawan Manchester United menjadi perhatian baik untuk klub maupun untuk sang manajer.

Emosi Postecoglou Meledak Saat Menjawab Sindiran Media

Dalam konferensi pers, Postecoglou menunjukkan sisi emosionalnya yang jarang terlihat.

Ia awalnya berbicara dengan tenang, namun mulai terbawa emosi saat mengungkapkan perjalanan hidup dan karier kepelatihannya.

Ia merasa kecewa terhadap pilihan kata yang digunakan oleh media Inggris tersebut, untuk mendeskripsikan dirinya.Tterutama setelah lebih dari dua dekade membangun kariernya, tanpa banyak dukungan.

Postecoglou menegaskan, posisinya saat ini merupakan hasil kerja kerasnya selama 26 tahun.

Ia menilai tidak adil jika hasil satu pertandingan menjadi tolok ukur utama untuk menilai seluruh perjuangannya.

“Terlepas dari hasil pertandingan besok, saya bukan badut dan tidak akan pernah menjadi badut,” tegas Postecoglou.

Karier yang Dibangun Postecoglou dari Bawah

Lahir di Athena, Yunani, dan pindah ke Australia saat usia lima tahun, Postecoglou bukanlah sosok yang asing dengan perjuangan.

Ia sempat membela Timnas Australia sebagai pemain, sebelum beralih ke dunia kepelatihan.

Namanya mulai dikenal saat membawa Brisbane Roar juara di Liga Australia pada musim 2010/2011 dan 2011/2012.

Ia kemudian dipercaya melatih Timnas Australia dan membawa mereka ke Piala Dunia.

Setelah itu, ia melanjutkan karier kepelatihannya di Jepang bersama Yokohama F. Marinos, kemudian ke Skotlandia bersama Celtic, sebelum akhirnya bergabung dengan Tottenham Hotspur pada tahun 2023.

Postecoglou Ingin Dikenang Sebagai Pejuang, Bukan Sekadar Pemenang

Manajer Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou (Action Images via Reuters/Paul Childs)

Postecoglou dengan jelas menyampaikan bahwa pencapaiannya bukan hanya soal trofi, tetapi juga tentang perjalanan hidupnya yang keras.

Menurutnya, mencapai final Liga Europa sudah menjadi pencapaian tersendiri yang membuktikan kemampuannya sebagai pelatih papan atas.

“Jika kegagalan meraih gelar membuat saya dianggap sebagai badut, saya tidak tahu harus menjawab seperti apa.”

Terlepas dari apakah Tottenham memenangkan final Liga Europa atau tidak, bagi Postecoglou, kisah hidup dan perjuangannya sudah menjadi bukti nyata bahwa tekad, dedikasi, dan kerja keras bisa mengantarkan siapa pun menuju yang terbaik.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Standard UK, Standard.co.uk