INDOZONE.ID - Cedera anterior cruciate ligament (ACL) adalah salah satu cedera yang paling ditakuti oleh para pemain sepak bola. ACL merupakan ligamen yang penting di lutut, bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas sendi lutut.
Cedera di area tersebut sering kali terjadi karena gerakan mendadak seperti perubahan arah yang cepat, lompatan, atau benturan dengan pemain lain.
Cedera ACL tidak hanya menyebabkan rasa sakit fisik, tetapi juga dapat berdampak besar pada kareir seorang pemain sepak bola. Bagaimana cedera ACL mempengaruhi performa dan karier seorang pemain, serta proses pemulihannya, simak di sini.
Baca Juga: Nuno Mendes: Saya Berhasil Hentikan Lamine Yamal dengan Mudah di Final UEFA Nations League
1. Dampak Langsung pada Performa
Cedera ACL umumnya membutuhkan waktu pemulihan yang lama, yang berarti seorang pemain akan absen dari lapangan selama beberapa bulan hingga lebih dari satu tahun, tergantung pada tingkat keparahannya.
Saat cedera terjadi, pemain akan merasakan ketidakstabilan pada lutut yang membuat mereka tidak bisa melanjutkan permainan. Cedera ini membutuhkan operasi rekonstruksi untuk memperbaiki ligamen yang rusak, diikuti dengan rehabilitasi intensif.
Absennya seorang pemain dari kompetisi untuk jangka waktu yang lama dapat berdampak pada kondisinya secara fisik maupun mental. Selama masa pemulihan, pemain sering kali kehilangan kebugaran fisik dan membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ke performa terbaiknya.
Latihan yang berfokus pada penguatan otot dan kestabilan lutut menjadi kunci dalam rehabilitasi, namun tidak semua pemain mampu pulih sepenuhnya ke kondisi sebelumnya.
Baca Juga: Terjerat 2 Tuduhan Kriminal, Mantan Pemain Ajax Siap Hadapi Kasus Hukum
2. Risiko Terhadap Karier Jangka Panjang
Cedera ACL berpotensi menjadi ancaman serius bagi karier seorang pemain sepak bola. Beberapa pemain dapat kembali bermain setelah cedera ACL, tetapi ada juga yang tidak bisa mencapai performa puncak mereka seperti sebelum cedera.
Salah satu alasan utamanya adalah adanya ketakutan psikologis untuk melakukan gerakan yang sama seperti sebelum cedera. Banyak pemain yang merasa takut mengalami cedera kembali, sehingga mereka cenderung bermain dengan lebih hati-hati, yang dapat mengurangi agresivitas dan efektivitas di lapangan.
Selain itu, cedera ACL sering kali meningkatkan risiko terjadinya cedera tambahan, terutama pada sendi lutut. Menurut beberapa penelitian, seorang pemain yang pernah mengalami cedera ACL memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami cedera serupa di masa depan, baik pada lutut yang sama maupun pada lutut lainnya.
Risiko ini menjadi perhatian utama bagi pemain dan klub, terutama jika seorang pemain sudah mengalami cedera ACL berulang kali.
Baca Juga: Timnas Indonesia Umunkan 23 Pemain untuk Lawan Jepang: Rizky Ridho dan Ivar Jenner Dipastikan Absen
3. Pengaruh Terhadap Nilai dan Posisi di Tim
Cedera ACL juga dapat berdampak pada nilai seorang pemain di mata klub dan tim nasional. Pemain yang sering mengalami cedera mungkin dianggap sebagai "berisiko tinggi" dan hal ini bisa menurunkan nilai kontrak atau mengurangi kesempatan untuk mendapatkan transfer ke klub yang lebih besar.
Klub-klub sering kali enggan untuk menginvestasikan uang besar pada pemain yang rentan cedera, terutama cedera ACL yang terkenal memakan waktu lama untuk pulih.
Selain itu, persaingan di dalam tim juga menjadi faktor penting. Selama masa pemulihan, pemain lain mungkin menggantikan posisi pemain yang cedera, dan jika mereka tampil baik, bisa jadi pemain tersebut kehilangan tempatnya di tim utama setelah sembuh.
Ini menambah tantangan bagi pemain untuk kembali bersaing dan mendapatkan kembali posisi mereka di lapangan.
Baca Juga: Usai Kalah dari Australia, Timnas Jepang Akan Bermain Lebih Serius Lawan Timnas Indonesia
4. Proses Pemulihan dan Rehabilitasi
Setelah operasi rekonstruksi ACL, rehabilitasi intensif sangat penting untuk mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas lutut. Pemain harus menjalani program rehabilitasi yang dirancang khusus untuk memperkuat otot-otot sekitar lutut, meningkatkan mobilitas, dan melatih kestabilan.
Pemulihan mental juga tidak kalah penting, karena pemain harus mengatasi ketakutan dan kekhawatiran tentang cedera ulang.
Biasanya, pemain yang terkena cedera ACL membutuhkan waktu 6 hingga 12 bulan untuk kembali bermain secara kompetitif. Namun, beberapa pemain mungkin membutuhkan waktu lebih lama, terutama jika ada komplikasi selama pemulihan.
Beberapa pemain bahkan memutuskan untuk pensiun dini akibat ketidakmampuan untuk kembali ke performa semula atau kekhawatiran tentang cedera jangka panjang.
Baca Juga: Pemain Timnas Dapat Jam Tangan Rolex dari Prabowo, Mensesneg: Pakai Dana Pribadi
5. Contoh Kasus Pemain Sepak Bola
Banyak pemain sepak bola profesional yang pernah mengalami cedera ACL, dan beberapa di antaranya berhasil kembali ke level tertinggi, sementara yang lain tidak.
Zlatan Ibrahimović, yang menderita cedera ACL pada tahun 2017, menjalani pemulihan yang luar biasa dan kembali bermain di level tertinggi meskipun usianya sudah mendekati 40 tahun.
Di sisi lain, pemain seperti Giuseppe Rossi mengalami serangkaian cedera ACL yang menghambat kariernya, mengakibatkan penurunan performa dan kesempatan bermain di klub besar.
Cedera ACL merupakan ancaman serius bagi pemain sepak bola, mempengaruhi performa fisik dan mental mereka, serta mengubah arah karier secara signifikan.
Meskipun teknologi medis dan metode rehabilitasi telah berkembang pesat, risiko jangka panjang dari cedera ini tetap tinggi.
Setiap pemain yang mengalami cedera ACL perlu menjalani pemulihan yang cermat dan mendalam untuk memaksimalkan peluang kembali ke lapangan dengan performa terbaik mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: FIFA, Mayo Clinic