Jumat, 02 AGUSTUS 2024 • 14:18 WIB

Angela Carini Mundur dari Laga Tinju Olimpiade Usai 46 Detik Lawan Petinju yang Diduga Transgender asal Aljazair

Author

Angela Carini yang mengundang perhatian publik setelah mundur dari pertarungannya melawan Imane Khelif, petinju asal Aljazair.

INDOZONE.ID - Angela Carini, petinju asal Italia yang mengundang perhatian publik setelah mundur dari pertarungannya melawan Imane Khelif, petinju asal Aljazair.

Pertandingan ini dihentikan dalam waktu 46 detik setelah Angela Carini menerima pukulan yang keras dari Imane Khelif di Olimpiade Prancis. Pertarungan ini menimbulkan kontroversi besar.

Imane Khelif adalah satu dari dua petinju yang diperbolehkan bertarung di Olimpiade meskipun didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia Tinju Wanita tahun lalu, karena gagal dalam tes kelayakan gender.

Baca Juga: Langkah Fajar/Rian Dipastikan Terhenti di Olimpiade Paris 2024 Usai Dihajar Wakil China

Insiden di North Paris Arena

Angela Carini yang mengundang perhatian publik setelah mundur dari pertarungannya melawan Imane Khelif, petinju asal Aljazair.

Di North Paris Arena, momen menegangkan terjadi ketika pukulan pertama Khelif membuat tali pengikat dagu Carini terlepas, dan pukulan kedua mengarah ke dagunya yang mengakibatkan celana dari Carini berlumuran darah.

Setelah beberapa pukulan, Carini kembali ke sudut ring, kemudian mengangkat tangannya dan berlutut sambil menangis. Carini menolak berjabat tangan dengan Khelif setelah petinju Aljazair itu dinyatakan sebagai pemenang.

Keputusan Mundur Carini

Carini menyatakan mundur setelah menerima pukulan yang sangat keras, yang dikhawatirkan hidungnya mungkin patah.

"Saya patah hati," ujar Carini. "Saya naik ring untuk menghormati ayah saya. Saya sering disebut pejuang, tetapi saya memilih berhenti demi kesehatan saya. Saya tidak pernah merasakan pukulan seperti ini."

Petinju berusia 25 tahun dari Naples ini menambahkan: "Saya naik ring untuk bertarung. Saya tidak menyerah, tapi satu pukulan itu terlalu menyakitkan dan saya memutuskan cukup. Saya keluar dengan kepala tegak."

"Setelah pukulan kedua, berdasarkan pengalaman bertahun-tahun, saya merasakan sakit luar biasa di hidung. Saya katakan cukup, karena saya tidak ingin melanjutkan. Saya tidak bisa menyelesaikan pertarungan setelah pukulan itu. Maka, lebih baik mengakhirinya."

"Saya hancur karena saya adalah pejuang, diajarkan untuk bertarung. Saya selalu berusaha berperilaku terhormat, mewakili negara dengan loyalitas. Kali ini saya tidak berhasil karena saya tidak bisa melanjutkan. Terlepas dari lawan saya, yang tidak adil bagi saya, saya hanya ingin menang. Saya ingin menghadapi lawan saya dan bertarung."

Baca Juga: Katie Ledecky, 'Manusia Ikan' yang Catatkan Waktu Berenang Tercepat Sepanjang Sejarah Olimpiade!

Reaksi dan Pendapat Carini Setelah Mundur

Angela Carini yang mengundang perhatian publik setelah mundur dari pertarungannya melawan Imane Khelif, petinju asal Aljazair.

Ketika ditanya apakah ia seharusnya mundur lebih awal, Carini berkata: "Saya bukan orang yang mudah menyerah. Tidak, bahkan jika mereka mengatakan kami tidak akan bertarung, saya tidak akan menerimanya. Saya memiliki mentalitas pejuang. Kali ini saya tidak berhasil. Saya merasakan terlalu banyak rasa sakit di hidung saya. Saya sudah bilang cukup."

Carini menekankan bahwa "Bukan hak saya untuk menilai" apakah Khelif seharusnya dilarang bertanding. "Saya hanya melakukan tugas saya."

Khelif berbicara dengan BBC, mengatakan: "Saya di sini untuk meraih emas. Saya akan melawan siapa pun, saya akan melawan mereka semua."

Reem Alsalem, pelapor khusus PBB untuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, menyuarakan keprihatinannya atas insiden ini.

"Angela Carini dengan tepat mengikuti nalurinya dan memprioritaskan keselamatan fisiknya, tetapi dia dan atlet wanita lainnya seharusnya tidak terpapar kekerasan fisik dan psikologis berdasarkan jenis kelamin mereka," cuitnya.

Dukungan Untuk Angela Carini

Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, juga berkomentar: "Saya pikir atlet dengan karakteristik genetik pria tidak boleh berkompetisi dalam kategori wanita. Dari sudut pandang saya, ini bukan pertandingan yang adil."

Sebelum pertandingan, Komite Olimpiade Internasional (IOC) mendapat kecaman karena mengizinkan Khelif dan Lin Yu-ting dari Taiwan bertanding dalam kategori wanita di Olimpiade ini. Lin dijadwalkan bertarung melawan petinju Uzbekistan, Sitora Turdibekova, dalam pertandingan kelas bulu di Paris pada hari Jumat.

Kontroversi DNA Imane Khelif dan Peraturan Gender

Tahun lalu, kedua petinju didiskualifikasi dari kejuaraan dunia, dengan presiden Asosiasi Tinju Internasional (IBA), Umar Kremlev, mengatakan bahwa tes DNA membuktikan mereka memiliki kromosom XY, sehingga tidak diikutsertakan.

XY adalah kombinasi kromosom pada pria, sementara XX adalah kombinasi pada wanita.

Namun, IOC menyatakan bahwa kedua petinju tersebut telah "mematuhi" peraturan yang berlaku dan "telah bertanding di kompetisi tinju internasional selama bertahun-tahun dalam kategori wanita".

"Seperti kompetisi tinju Olimpiade sebelumnya, jenis kelamin dan usia para atlet didasarkan pada paspor mereka," tambahnya.

IOC juga menuduh IBA mengubah aturan gendernya di tengah-tengah kejuaraan dunia 2023. "Agresi saat ini terhadap kedua atlet ini sepenuhnya didasarkan pada keputusan sewenang-wenang ini, yang diambil tanpa prosedur yang tepat, terutama mengingat para atlet ini telah berkompetisi di tingkat atas selama bertahun-tahun" katanya. "Pendekatan seperti itu bertentangan dengan tata kelola yang baik."

Khelif Menyebut Konspirasi Besar

Agensi France-Presse melaporkan bahwa Khelif mengaku menjadi korban "konspirasi besar" setelah didiskualifikasi sebelum final kejuaraan dunia tahun lalu.

Komite Olimpiade Aljazair (COA) pada hari Rabu menyatakan "Mengutuk keras penargetan yang tidak etis dan memfitnah atlet kami, Imane Khelif, dengan propaganda yang tidak berdasar dari media asing tertentu."

Ia juga menambahkan: "Serangan terhadap kepribadian dan martabatnya sangat tidak adil, terutama saat ia mempersiapkan diri untuk mencapai puncak karirnya di Olimpiade. COA telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi atlet kami."

Pertarungan singkat antara Angela Carini dan Imane Khelif ini telah memunculkan banyak pertanyaan dan kontroversi di dunia olahraga.

Meski Carini mundur dalam waktu kurang dari satu menit, keputusannya menyoroti isu kesehatan dan keamanan dalam olahraga tinju, terutama dalam konteks perdebatan mengenai kelayakan gender.

Dengan tekad Khelif untuk meraih emas dan dukungan yang terus diberikan kepada Carini, perhatian dunia akan terus tertuju pada perkembangan lebih lanjut dari kasus ini.


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: The Guardian