Arne Slot disebut-sebut sebagai kandidat pelatih baru yang diincar Liverpool
INDOZONE.ID - Liverpool yang sebelumnya mengincar Xabi Alonso dan Ruben Amorim sebagai pelatih mereka musim depan kini mengalihkan target mereka ke pelatih Feyenoord, Arne Slot sebagai kandidat utama pengganti Jurgen Klopp.
Arne Slot merupakan pelatih Feyenoord sejak tahun 2021 dan ia berhasil mengukir prestasi sebagai juara Eredivisie pada musim 2022/2023, juara KNVB Cup 2023/2024, dan runner up UEFA Conference League 2021/2022.
Slot sempat menjadi incaran klub Inggris lainnya, yaitu Tottenham Hotspur pada musim panas 2023 kemarin sebelum akhirnya mereka menunjuk Ange Postecoglou.
Baca Juga: Dua Gol Bruno Fernandes Berhasil Bawa MU Kembali ke Jalur Kemenangan
Menurut jurnalis sepakbola ternama, Fabrizio Romano, Liverpool tengah dalam pembicaraan dengan Feyenoord untuk mendatangkan pelatih berusia 45 tahun tersebut.
Sejauh ini, negosiasi antara kedua tim dilaporkan berjalan positif di mana Liverpool dan Feyenoord tengah mendiskusikan besaran biaya kompensasi yang harus dikeluarkan Liverpool untuk menebus kontrak Arne Slot yang masih berlaku hingga 2026.
Feyenoord dibawah asuhan Arne Slot dianggap memiliki gaya permainan yang mirip dengan Jurgen Klopp, yaitu sepak bola menyerang dengan intensitas permainan dan pressing tinggi.
Baca Juga: Move On dari Ruben Amorim, Liverpool Kini Optimis Bisa Datangkan Arne Slot dari Feyenoord
Inilah alasan mengapa Liverpool menginginkan Arne Slot untuk mengisi kursi kepelatihan mereka musim depan.
Selain itu, Arne Slot dianggap cocok dengan manajemen Liverpool yang terkenal jarang memberikan budget besar untuk mendatangkan pemain.
Mari kita lihat saja kedepannya apakah Arne Slot akan menjadi wajah baru untuk publik Anfield atau tidak.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Fabrizio Romano