Kenshi Sumatera Barat Ari Pramanto usai berlaga (ANTARA/ Muhammad Zulfikar)
Di balik kebahagiaan atlet shorinji kempo asal Sumatera Barat (Sumbar), Ari Pramanto meraih medali emas di PON Papua, ternyata tersimpan sebuah cerita pilu.
Ari sapaan akrabnya memang baru saja memenangkan pertandingan shorinji kempo kategori randori (tarung) kelas 70 kilogram di GOR Sekolah Sekolah Tinggi Teologi Gereja Injili Di Indonesia STT GIDI atas lawannya kenshi Papua Barat Julifan Prastyo Nugroho.
Namun siapa sangka, dibalik kemenangan yang ia raih, Ari menyimpan beban dan tanggung jawab besar karena terlilit utang.
Dilansir Antara, Rabu (13/10/2021), pemuda kelahiran Kota Sawahlunto itu mengaku bonus yang akan ia terima dari pemerintah Provinsi Sumatera Barat nantinya hendak digunakan untuk membayar utangnya.
Dia memang tidak menyebutkan berapa nominalnya, tapi yang pasti utang itu tidak hanya pada satu pihak saja melainkan ada beberapa.
"Kalau bicara bonus, mungkin semuanya untuk bayar hutang saja lagi," kata sang kenshi.
Ari mengatakan dirinya terpaksa meminjam sejumlah uang untuk biaya selama latihan persiapan PON Papua. Sejak dua tahun terakhir, dia bolak dari Kota Arang menuju Padang dengan jarak sekitar 97 kilometer atau 3 jam perjalanan lebih menggunakan mobil.
Selama itu pula ia harus tetap menafkahi anak dan istrinya serta bertanggung jawab sebagai anak laki-laki tertua dalam keluarga.
Sebenarnya, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Barat memberikan uang saku untuk persiapan PON XX. Masalahnya, uang saku itu sering terlambat atau menunggak sehingga Ari terpaksa meminjam uang demi menutupi kebutuhan sehari-hari.
Bahkan, untuk berangkat ke PON XX, ia hanya diberi Rp2,5 juta oleh KONI Sumbar. Dengan jumlah itu, tentu saja tidak mencukupi segala kebutuhan selama berada di ujung timur Indonesia itu.
"Jangankan untuk berbagi dengan anak istri di kampung, untuk biaya hidup selama di Papua saja tidak cukup," katanya.
Padahal, melihat perjuangannya demi memberikan yang terbaik untuk daerah, ia rela libur selama 2 tahun dari pekerjaannya sebagai tenaga honorer di Pemerintah Kota Sawahlunto agar dapat fokus menjalani latihan demi PON XX.
Baca Juga: Raih Emas di PON Papua, Atlet Tarung Derajat Kalbar Ini Kantongi Bonus Rp 20 Juta
Kerelaan Ari untuk daerah tentu berimbas kepada pendapatan yang ia peroleh. Tidak adanya pemasukan, sementara ia harus bolak-balik Sawahlunto-Padang membuatnya terpaksa meminjam uang kesana kemari.
Sebagai orang yang berhasil meraih medali emas di PON XX, tentu saja Ari akan dihadiahi bonus. Tetapi, sebagaimana dikatakannya, uang itu hanya akan digunakan untuk membayar utang-utangnya yang menumpuk.
Maka dari itu, dengan prestasinya di pesta olahraga terbesar di Tanah Air, ia sangat berharap pemerintah pusat maupun daerah memerhatikan nasib para atlet terutama memberikan pekerjaan.
Selepas PON, ia berencana menagih janji pemerintah provinsi setempat yang sebelumnya menjanjikan peraih medali emas di PON XX akan diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN).
"Saya mau menagih itu. Benar tidak atau sesuai tidak dengan janjinya," imbuhnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: