Max Verstappen. (REUTERS/Francisco Seco)
INDOZONE.ID - Dalam keputusan yang menghebohkan dunia balap, juara dunia Formula 1 musim ini, Max Verstappen, dijatuhi hukuman berupa pelayanan masyarakat di Rwanda. Hukuman ini diberikan sebagai akibat dari perkataan kasarnya dalam konferensi pers Grand Prix Singapura beberapa waktu lalu.
FIA, sebagai otoritas tertinggi olahraga otomotif internasional, menetapkan bahwa Verstappen perlu menjalani tugas pelayanan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab atas tindakannya yang dinilai melanggar kode etik olahraga. Hukuman ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran, tidak hanya bagi Verstappen, tetapi juga bagi pembalap lain agar lebih bijak dalam berbicara di depan umum.
Bertepatan dengan penyelenggaraan FIA Awards Ceremony di Kigali, Rwanda, pada Jumat, 13 Desember mendatang, Verstappen akan melakukan perjalanan ke negara Afrika tersebut bersama Lando Norris, runner-up kejuaraan, dan Charles Leclerc, peringkat ketiga. Namun, berbeda dari yang lain, Verstappen memiliki kewajiban tambahan selama kunjungannya.
Baca Juga: Dua Kemenangan Beruntun di GP Singapura, Abbi Pulling Pimpin Klasemen F1 Academy Musim Ini
Selama di Rwanda, Verstappen dijadwalkan terlibat dalam program pengembangan pembalap muda setempat. Ia akan memberikan pelatihan dan arahan kepada generasi muda berbakat dalam mengendarai mobil cross car yang dirancang khusus oleh FIA. Program ini diharapkan dapat memotivasi anak-anak muda di Rwanda untuk mengejar karir di dunia balap.
Hukuman ini tidak hanya berfungsi sebagai sanksi, tetapi juga menjadi kesempatan bagi Verstappen untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat Rwanda. Langkah ini menuai apresiasi dari berbagai pihak, khususnya para penggemar balap yang menghargai sikapnya yang berani mengakui kesalahan.
Meski demikian, keputusan ini juga mengundang berbagai tanggapan. Beberapa pihak merasa bahwa sanksi tersebut terlalu ringan, mengingat dampak negatif dari ucapan Verstappen terhadap citra olahraga balap. Namun, FIA berpendapat bahwa hukuman ini sudah sepadan dengan pelanggaran yang terjadi.
Baca Juga: Klasemen F1 2024 usai GP Brasil: Verstappen Memperlebar Jarak dengan Norris
Terlepas dari pro dan kontra, keputusan FIA diharapkan menjadi pengingat bagi seluruh pembalap, baik di tingkat profesional maupun pemula, untuk selalu menjaga perilaku dan ucapan, terutama di ruang publik.
Kita tunggu bagaimana pelaksanaan pelayanan masyarakat oleh Max Verstappen di Rwanda. Semoga inisiatif ini membawa manfaat nyata bagi perkembangan olahraga otomotif di negara tersebut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram/@formula1.indo