Bikin Aksi Salip Lebih Mudah hingga Rusak Estetika Balapan, Sistem DRS Disarankan Dihapus

Ilustrasi Formula 1. (photo/REUTERS/PETER KOHALMI)

INDOZONE.ID - Eddie Jordan, mantan pemilik tim Formula 1, kembali mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap penerapan sistem DRS (Drag Reduction System).

Dalam wawancara terbaru, Jordan dengan tegas menyebut DRS sebagai sebuah "aturan yang sepenuhnya keliru", yang dinilai merusak keindahan dan keaslian dari balapan Formula 1.

DRS diperkenalkan pada 2011 dengan tujuan untuk meningkatkan aksi salip-menyalip. Sejak itu, sistem ini menjadi elemen yang tak terpisahkan dalam dunia Formula 1.

DRS memberikan kemampuan kepada pembalap untuk mengurangi hambatan udara pada mobil mereka saat berada dalam jarak tertentu di belakang mobil lawan, sehingga memudahkan mereka untuk melewatinya.

Namun, Jordan berpendapat bahwa DRS telah menghilangkan esensi dari tantangan dan keahlian yang diperlukan untuk melakukan aksi salip yang lebih berkelas dan bermakna.

Bukan hanya Jordan, sejumlah penggemar serta mantan pembalap lainnya juga ikut mengungkapkan kekhawatiran serupa.

Mereka menyatakan bahwa DRS telah membuat aksi salip menjadi terlalu gampang dan kadang terasa dipaksakan.

Baca Juga: Satu-satunya Juara Dunia Berstatus Anumerta, Berikut Kisah Jochen Rindt di Formula 1

Selain itu, mereka juga menilai bahwa sistem ini telah mengurangi peran penting dari pengaturan mobil dan strategi balapan.

Fernando Alonso, yang kehilangan kesempatan meraih gelar juara dunia pada 2010 akibat ketidakmampuannya menyalip Vitaly Petrov di balapan terakhir musim tersebut, kerap dijadikan contoh paling dramatis mengenai bagaimana DRS dapat mempengaruhi hasil sebuah balapan.

Insiden itu menjadi salah satu alasan utama mengapa FIA akhirnya memutuskan untuk memperkenalkan DRS di musim berikutnya.

Namun, tak semua pihak sepakat dengan pandangan Jordan. Beberapa kalangan berpendapat bahwa DRS merupakan elemen yang krusial untuk menjaga daya tarik balapan dan menjadikannya lebih menghibur bagi para penonton.

Mereka menilai bahwa tanpa adanya DRS, banyak balapan yang bisa berakhir dengan kebosanan, terutama di sirkuit-sirkuit yang terkenal sulit untuk melakukan aksi menyalip.