Baru Ditunjuk Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Masalah HAM di Arab Saudi Mendapat Sorotan
INDOZONE.ID - Arab Saudi memang telah resmi ditunjuk oleh FIFA untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 mendatang.
Kepastian negeri minyak tersebut untuk menjadi tuan rumah turnamen sepak bola 4 tahunan itu diumumkan oleh FIFA melalui Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Zurich, Swiss pada Rabu (11/12/2024) waktu setempat.
Kendati begitu, FIFA kini sedang berada dalam sorotan usai menunjuk Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 mendatang, sorotan tersebut tentunya tak terlepas dari masalah Hak Asasi Manusia (HAM) di negara tersebut.
Beberapa organisasi Hak Asasi Manusia memberikan kritikan keras terhadap FIFA yang secara resmi menunjuk Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034.
Salah satu pihak yang mengkritik keras kebijakan FIFA adalah Steve Cockburn, yang merupakan Kepala Hak Buruh Amnesty Internasional.
Menurutnya, keputusan FIFA untuk menunjuk Arab Saudi sangatlah ceroboh. Sebab, hal itu tidak adanya perlindungan hak asasi manusia yang memadai dan dianggap bisa membahayakan nyawa para pekerja.
Baca Juga: Perasaan Bangga Cristiano Ronaldo Usai Portugal Ditetapkan Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2030
"Keputusan FIFA yang ceroboh untuk memberikan Piala Dunia 2034 kepada Arab Saudi tanpa memastikan adanya perlindungan hak asasi manusia yang memadai akan membahayakan banyak nyawa," kata Steve Cockburn selaku Kepala Hak Buruh Amnesty Internasional dalam pernyataannya yang dikutip dari AP News pada Kamis (12/12/2024).
"FIFA sendiri tentunya tahu bahwa para pekerja akan dieksploitasi dan bahkan mati tanpa reformasi mendasar di Arab Saudi, tetapi tetap memilih untuk terus maju," ujar Cockburn lagi.
Tak cuma itu saja, Amnesty Internasional juga menilai bahwa FIFA membantu Arab Saudi untuk menghapus catatan kelam soal hak asasi manusia. dengan menunjuk negeri Raja Salman itu sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034.
Menurut laporan dari Reuters, Arab Saudi juga melarang adanya pembentukan serikat pekerja yang tidak memiliki upah minimum untuk pekerja migran, dan mereka juga memberlakukan sistem Kafala untuk sponsor pekerja migran.
Baca Juga: Innalillahi, Legenda PSM Makassar Syamsuddin Batola Tewas dalam Kecelakaan Mobil di Tol Probolinggo
Tentunya, adanya sistem "Kafala" ini membuat para pekerja migran terikat terhadap satu pemberi kerja dan juga melarang mereka untuk meninggalkan kerajaan, dari hal itulah kelompok hak asasi manusia menilai bahwa seluruh pekerja rentan mendapatkan eksploitasi.
Kendati begitu, pemerintah Arab Saudi membantah adanya tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan mereka berkomitmen akan melindungi keamanan nasional melalui hukumnya.
Bahkan, Ketua Pencalonan Arab Saudi, Hammad Albalawi menjamin hak asasi manusia para pekerja dengan memastikan bahwa seluruh pekerja akan di bayar oleh pemerintah Saudi.
"Kini, para karyawan diberikan kebebasan untuk pindah dari satu pemberi kerja ke pemberi kerja lain. Pemerintah juga sudah umumkan polis asuransi baru 1,5 bulan yang lalu. Jika ada perusahaan bangkrut, pemerintah akan turun tangan dan memastikan para pekerja dibayar," kata Hammad Albalawi dalam pernyataannya yang dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Kalah Atas Juventus, Pelatih Pep Guardiola Tetap Puji Man City: Kami Bermain Sangat Bagus
Tentu saja, ditunjuknya Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia merupakan salah satu puncak dari hasrat mereka dalam pengembangan di bidang olahraga dan juga hiburan. Meski begitu, untuk waktu penyelenggaraan Piala Dunia 2034 belum ditentukan oleh FIFA.
Namun, jika melihat cuaca di Arab Saudi sangatlah panas di periode bulan Juni kemungkinan besar waktu penyelenggaraan Piala Dunia 2034 akan sama seperti penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar, yang dimana waktu penyelenggaraannya pada bulan November hingga Desember.
Pengumuman Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 berbarengan dengan penunjukkan tuan rumah Piala Dunia 2030, yang rencananya akan digelar di Portugal, Spanyol dan Maroko.
Sementara itu, Uruguay, Argentina dan Paraguay menjadi tuan rumah kehormatan untuk memperingati 100 tahun digelarnya Piala Dunia untuk pertama kalinya pada 1930 lalu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters, AP News