INDOZONE.ID - Martin Odegaard kembali menjadi perhatian setelah dinilai bermain kurang maksimal di pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions melawan Paris Saint-Germain (PSG).
Penampilan gelandang Timnas Norwegia itu dianggap tidak memberikan dampak bagi Arsenal yang akhirnya harus tersingkir dari turnamen paling bergengsi di Eropa.
Arsenal Gagal Comeback di Parc des Princes
Arsenal datang ke Parc des Princes dengan beban kekalahan 0-1 pada leg pertama yang berlangsung di Emirates Stadium.
Mereka berharap bisa melakukan comeback, namun kenyataannya justru sebaliknya. The Gunners harus mengakui keunggulan PSG dengan skor akhir 2-1.
Hasil ini memastikan perjalanan tim asal ibukota Prancis itu ke final Liga Champions 2024/2025, di mana mereka akan menghadapi Inter Milan.
Baca Juga: Inter Milan Lolos ke Final Liga Champions, Simone Inzaghi: Layak, Kami Berikan Segalanya!
Meski sempat tampil agresif di awal pertandingan, termasuk satu peluang emas dari Odegaard yang digagalkan Gianluigi Donnarumma, dominasi perlahan mulai beralih ke kubu PSG.
Tim asuhan Luis Enrique tampil lebih efektif dengan mencetak dua gol melalui Fabian Ruiz dan Achraf Hakimi.
Sementara Arsenal hanya mampu membalas lewat satu gol Bukayo Saka di penghujung laga yang tidak cukup untuk membalikkan keadaan.
Penampilan Odegaard Dinilai Terlalu Aman
Penampilan Odegaard saat Arsenal melawan PSG menjadi bahan evaluasi, terutama dari mantan pemain Timnas Prancis, Frank Leboeuf.
Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap kontribusi Odegaard di lini tengah Arsenal. Menurutnya, meskipun Odegaard memiliki karakter yang simpatik dan tampil rapi di luar lapangan, performanya di atas lapangan tidak cukup baik untuk laga sekelas semifinal Liga Champions.
Baca Juga: Arsenal Gagal ke Final, Mikel Arteta Tetap Sombong: Kami Tim Terbaik di Liga Champions Musim Ini
Leboeuf menyampaikan bahwa gaya bermain Odegaard terlihat terlalu aman dan minim kreativitas.
Ia menilai sang kapten Arsenal tidak cukup berani mengambil risiko yang bisa membuka celah di pertahanan lawan.
"Tapi jika kita benar-benar menganalisis penampilannya, semuanya terlalu sederhana, terlalu aman," kata Leboeuf.
"Tidak ada keberanian mengambil risiko, tidak ada percobaan umpan yang berpotensi membongkar pertahanan lawan. Dia seakan enggan mengambil risiko yang bisa menciptakan sesuatu yang berbeda," lanjutnya.
Dibandingkan dengan Dennis Bergkamp
Melanjutkan pendapatnya, Frank Leboeuf juga membandingkan Odegaard dengan legenda Arsenal, Dennis Bergkamp yang dikenal sebagai pemain kreatif yang tak ragu mencoba hal-hal luar biasa di lapangan.
Menurut Leboeuf, kualitas itulah yang saat ini belum terlihat dari Odegaard, terutama di momen-momen krusial.
Perbandingan ini mempertegas bahwa Odegaard belum mampu bermain sebagai pembeda yang bisa mengangkat performa tim di pertandingan penting, seperti yang dilakukan oleh para legenda Arsenal terdahulu.
Baca Juga: Hempaskan Arsenal di Semifinal, PSG Siap Dapat Trofi Liga Champions Pertama?
Statistik Odegaard Usai Cedera Jadi Perhatian
Sejak pulih dari cedera di pertengahan musim, performa Odegaard memang belum kembali ke level terbaiknya.
Statistik mencatat bahwa ia hanya mencetak empat gol di semua kompetisi sejak awal tahun 2024.
Angka ini cukup rendah untuk seorang gelandang serang yang menjadi motor serangan Arsenal, terutama ketika klub membutuhkan kontribusi untuk kompetisi sebesar Liga Champions.
Baca Juga: Martin Odegaard Ungkap Pemain Real Madrid yang Ingin Ia Boyong ke Arsenal
Dengan hasil ini Arsenal harus mengubur harapan mereka untuk kembali ke final Liga Champions, sementara kritik terhadap Odegaard bisa menjadi bahan evaluasi jelang musim depan.
Peran sang kapten kini dipertanyakan, terutama dalam hal kepemimpinan di momen-momen krusial dan kemampuannya untuk menginspirasi tim di tengah tekanan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ESPN