Jumat, 19 JULI 2024 • 15:44 WIB

Prancis Larang Atletnya Menggunakan Hijab di Olimpiade Paris 2024, Aturan Dianggap Diskriminasi dan Rasis

Author

Logo Olimpiade Paris 2024. (paris2024.org)

INDOZONE.ID - Olimpiade Paris 2024 kurang dari sepekan lagi akan bergulir. Akan tetapi, jelang event olahraga terbesar di dunia tersebut dimulai, Prancis selaku tuan rumah tuai banyak kecaman usai melarang keras atletnya untuk mengenakan hijab.

Dalam laporan terbaru berjudul "Kita tdak bisa bernapas lagi. Bahkan olahraga pun, kami tidak bisa melakukannya lagi", kelompok Hak Asasi Manusia itu mengkaji dampak negatif larangan hijab terhadap perempuan dan anak perempuan Muslim di tingkat olahraga di Prancis.

Laporan tersebut mengklaim bahwa larangan penggunaan hijab merupakan salah satu bentuk kekerasan Hak Asasi Manusia.

Pada September 2023 lalu, menteri olahraga Prancis, Amalie Oueda-Castera menegaskan bahwa seluruh perwakilan Prancis dilarang untuk mengenakan hijab selama pertandingan Olimpiade, yang akan dilaksanakan di Prancis pada 26 Juli-11 Agustus 2024.

Baca Juga: Indonesia Kirim 29 Atlet dari 12 Cabor untuk Bertarung di Olimpiade Paris 2024, Berikut Daftarnya!

"Perwakilan delegasi kami di tim Prancis kami tidak akan mengenakan cadar,” kata menteri tersebut, menekankan “keterikatan pemerintah pada rezim sekularisme yang ketat, yang diterapkan secara ketat di bidang olahraga," kata Amelie Oueda-Castera sebagaimana yang dikutip dari laporan Middle East Eye pada Jumat (19/7/2024).

"Artinya larangan segala bentuk proselitisme, netralitas mutlak dalam pelayanan publik," tutur wanita berusia 46 tahun tersebut menambahkan.

Beberapa hari kemudian, IOC mengklarifikasi bahwa larangan tersebut tidak berlaku bagi atlet dari negara lain pada event tersebut.

Larangan tersebut memang bertentangan dengan peraturan IOC yang menganggap jilbab yang dikenakan banyak perempuan Muslim sebagai pakaian budaya dan non-budaya.

Baca Juga: Carlos Alcaraz Juara Wimbledon 2024

Larangan Penggunaan Hijab Selama Olimpiade Paris 2024 Dapat Sorotan Tajam dari Sejarawan

Atlet hijab di Olimpiade

Keputusan Pemerintah Prancis untuk melarang atlet wanitanya menggunakan hijab langsung mendapat sorotan dan kritikan tajam dari banyak pihak karena telah melanggar Hak Asasi Manusia. Bahkan, banyak yang menyerukan untuk memboikot event olahraga multievent terbesar di dunia itu.

"Oh tidak… Kita harus memboikot Olimpiade 2024 di Paris karena Menteri Olahraga baru saja menjelaskan bahwa atlet Prancis tidak boleh berhijab. Apakah itu juga untuk atlet asing!?! Jika ya, maka Ibtihaj Muhammad dari Amerika tidak mungkin memenangkan medali perunggunya,” tulis salah satu akun pengguna X.

Sementara itu, aturan larangan hijab selama Olimpiade yang diberlakukan oleh atlet Prancis juga mendapat sorotan tajam dari sejarawan Prancis, Fabrice Riceputi. Menurutnya, larangan tersebut merupakan salah satu bentuk Islamofobia, hal itu ia ungkapkan melalui akun X miliknya.

"Selamat datang di Olimpiade Islamofobia pertama dalam sejarah!" cuit Fabrice Riceputi melalui akun X miliknya yang dikutip dari Middle East Eye pada Jumat (18/7/2024).

Baca Juga: Semangat Aqila, Penyandang Disabilitas yang Ikut Meriahkan Bhayangkara Kartini Run 2024 di Jepara

Sementara itu, salah satu badan PBB yang fokus kepada Hak Asasi Manusia (OHCHR) menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang berhak mendikte perempuan tentang apa yang harus dikenakan dan tidak boleh dikenakan.

Pada Oktober 2023 lalu, ahli PBB soal Hak Asasi Manusia mengirimkan surat kepada badan pemerintahan Prancis yang isi suratnya menyatakan bahwa larangan tersebut telah melanggar hak perempuan beragama Islam untuk berolahraga.

Mereka juga merasa khawatir jika larangan tersebut akan banyaknya sikap intoleransi dan diskriminasi terhadap mereka.

Bahkan, laporan 38 negara Eropa kepada Amnesty Internasional menyatakan bahwa Prancis merupakan satu-satunya negara yang melarang para atletnya untuk menggunakan hijab dalam olahraga, dan parahnya aturan tersebut di sahkan dalam Undang-Undang Nasional.

Baca Juga: Hasil Undian Ganda Putra Olimpiade Paris 2024, Fajar/Rian Masuk Grup C

Prancis Telah Mencoreng Wajah IOC 

Dari adanya larangan penggunaan hijab, Amnesty Internasional menyatakan bahwa Prancis telah mencoreng wajah IOC yang selama ini berkomitmen untuk menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan maupun rasial.

Selain itu, Prancis juga dinilai telah melanggar kontrak Olimpiade yang dimana sebagai negara tuan rumah harus melindungi dan menghormati Hak Asasi Manusia.

"Melarang atlet Prancis berkompetisi dengan mengenakan hijab olahraga di Olimpiade dan Paralimpiade merupakan olok-olok atas klaim bahwa Paris 2024 adalah Olimpiade Kesetaraan Gender yang pertama dan mengungkap diskriminasi gender rasis yang mendasari akses terhadap olahraga di Prancis," kata Anna Blus, peneliti Amnesti Internasional, saat laporan tersebut dirilis sebagaimana yang dikutip dalam Middle East Eye.

Pada 11 Juni, koalisi organisasi, termasuk Aliansi Olahraga dan Hak Asasi Manusia, Amnesty International, Human Rights Watch, Transparency International dan Basket Pour Toutes menerbitkan surat yang ditujukan kepada IOC.

Mereka menuntut agar IOC secara terbuka menyerukan otoritas olahraga Prancis untuk membatalkan peraturan larangan terhadap atlet berhijab, termasuk di Paris 2024.

Namun, IOC mengatakan bahwa larangan tersebut berada di luar kewenangan mereka. Itu berarti, peraturan tersebut akan diterapkan di Olimpiade Paris 2024 nanti.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Middle East Eye