Kategori Berita
Media Network
Selasa, 29 MARET 2022 • 08:56 WIB

Jadi Negosiator Damai Rusia-Ukraina, Roman Abramovich Diduga Keracunan Senjata Kimia

Roman Abramovich. (REUTERS/Andrew Winning)

Kabar mengejutkan datang dari pemilik Chelsea, Roman Abramovich. Miliarder Rusia itu diduga keracunan senjata kimia setelah menjadi negosiator perundingan damai antara negaranya dengan Ukraina.

Abramovich hadir dalam perundingan damai di ibu kota Ukraina, Kyiv pada 3 Maret lalu sebagai negosiator untuk membahas diakhirinya invasi Rusia. 

Namun, pria 55 tahun itu dan 2 orang negosiator lainnya kemudian mengeluhkan gejala keracunan setelah pertemuan tersebut yang mana dipastikan akibat senjata kimia.

Menurut kelompok investigasi Bellingcat, Abramovich dan dua anggota delegasi lainnya menderita gejala keracunan senjata kimia setelah kembali ke sebuah apartemen di kota.

Setelah kembali ke apartemen sekitar jam 10 malam waktu setempat, mereka mulai merasakan peradangan pada mata dan kulit. Mata memerah disertai rasa sakit yang menusuk serta kulit tangan mengelupas.

Peradangan mata dan kulit itu mereka alami dari malam sampai pagi hari sebelum secara bertahap mereda di akhir pekan.

Padahal menurut laporan, tiga orang yang terkena gejala keracunan, salah satunya  Abramovich, hanya mengonsumsi cokelat dan air selama pertemuan. Sedangkan 1 orang lainnya yang juga hadir, tidak mengeluhkan gejala apa pun.

Hari berikutnya, mereka pergi ke Lviv kemudian Polandia untuk melanjutkan pembicaraan dengan kondisi masih mengalami radang. Ketika mereka menuju ke Istanbul, Abramovich mengeluh kehilangan penglihatannya sehingga sempat dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: De Gea Ternyata Fans Berat Naruto dan Pokemon, Pusing Pilih Karakter Favorit

Menurut Wall Street Journal, kelompok garis keras Pro Putin di Moskow ditengarai menjadi penyebab keracunan itu, yang disebut tak ingin perang Rusia-Ukraina berhenti.

Sementara itu, masih belum jelas apa penyebab sebenarnya Abramovich dan 2 negosiator lainnya mengalami gejala keracunan. Ada kemungkinan dipicu oleh bahan kimia atau biologis, atau bentuk serangan radiasi elektromagnetik. 

Penyelidikan atas insiden itu pun diluncurkan oleh Christo Grozev dan tim forensik Jerman dibawa untuk melakukan pemeriksaan. Namun, jarak waktu antara keracunan awal dan penyelidikan terlalu jauh sehingga racun yang dicurigai tidak dapat dideteksi. Grozev menyimpulkan bahwa serangan itu adalah peringatan daripada upaya untuk membunuh negosiator.

Dari keterangan di situs web Bellingcat, dosis dan jenis racun yang digunakan terhadap ketiganya "kemungkinan tidak cukup" untuk menyebabkan kerusakan yang mengancam jiwa.Sebaliknya, serangan itu dimaksudkan untuk "menakut-nakuti" para korban.

Dilaporkan pula bahwa racun yang digunakan kemungkinan besar merupakan varian dari porfirin, protein yang dibutuhkan dalam sel darah merah untuk membawa oksigen, tetapi dapat berbahaya pada tingkat tinggi. Atau, itu bisa menjadi organofosfat - mirip dengan asam fosfat.

Meskipun ambil bagian dalam perundingan damai Rusia-Ukraina, Abramovich dikenakan sanksi oleh pemerintah Inggris yang menyebabkan asetnya dibekukan.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Jadi Negosiator Damai Rusia-Ukraina, Roman Abramovich Diduga Keracunan Senjata Kimia

Link berhasil disalin!