Dele Alli saat menjalani karier sebagai pemain pinjaman bersama Besiktas di musim 2022/2023.
INDOZONE.ID - Delle Alli mengungkapkan bahwa dirinya belakangan ini menjalani rehabilitasi karena kecanduan pil tidur. Hal tersebut terjasdi setelah ia merasa kesulitan mengatasi trauma pelecehan seksual yang diterimanya saat masih kecil.
Eks bintang Tottenham Hotspur itu sempat menjadi salah satu talenta muda terbaik di sepak bola Inggris. Bahkan, banyak pengamat yang sempat memprediksi jika Alli akan jadi gelandang terbaik di dunia.
Namun Alli mengatakan kepada Gary Neville melalui podcast "The Overlap," bahwa ia juga sempat mengonsumsi obat-obatan terlarang saat masih berusia delapan tahun, sebelum hidupnya berubah setelah diadopsi keluarga baru ketika berusia 12 tahun.
Nama Alli menjadi populer setelah ia banyak dipercaya oleh pelatih Tottenham Hotspur saat itu, Mauricio Pochettino. Ia juga merupakan salah satu pemain kunci yang membawa tim nasional Inggris mencapai semifinal Piala Dunia 2018.
Pada beberapa tahun terakhir, karier Alli di lapangan hijau merosot drastis. Ia tidak lagi menjadi pilihan utama di Tottenham, sebelum kemudian kesulitan mendapat kesempatan bermain di Everton atau saat dipinjamkan ke klub Turki Besiktas pada musim lalu.
Baca Juga: Resmi! Christian Pulisic Gabung ke AC Milan
Namun ia menjelaskan bahwa kesulitan yang dialaminya sekarang berakar dari serangkaian trauma masa kecil, yang berusaha keras ia lupakan.
"Pada usia enam tahun saya dilecehkan oleh ibu teman saya, yang sering berada di rumah. Ibu saya juga merupakan pecandu alkohol," kata Alli, seperti INDOZONE sadur dari AFP, Jumat (14/7/2023).
"Kemudian saya dikirim ke Afrika (ke ayahnya) untuk belajar disiplin dan kemudian saya dipulangkan kembali. Pada usia tujuh tahun, saya mulai merokok, pada usia delapan tahun saya berurusan dengan obat-obatan."
"Pada usia delapan tahun saya digantung di jembatan oleh seseorang dari bangunan lain, seorang pria. Pada usia 12 tahun saya diadopsi... Saya diadopsi oleh keluarga yang luar biasa. Saya tidak dapat meminta orang yang lebih baik lagi. Jika Tuhan menciptakan manusia, itulah mereka," sambungnya.
Alli mengatakan ia masa enam pekan untuk menjalani rehabilitasi di Amerika Serikat (AS) telah membantu menemukan kembali hasratnya untuk memperbaiki karier sepak bolanya.
"Pergi ke rehabilitasi merupakan hal yang mengerikan, namun saya tidak dapat membayangkan betapa positifnya hal itu dan betapa hal itu membantu mentalitas saya," ucap Alli.
Baca Juga: Komdis PSSI Jatuhkan 6 Sanksi Pekan Pertama Liga 1 2023-2024
"Saya berada di tempat yang buruk. Banyak hal terjadi ketika saya masih lebih muda, yang tidak dapat saya pahami" tambahnya.
Ia juga memperingatkan bahaya kecanduan pil tidur yang kini sudah menyebar di dunia sepak bola, di mana para pemain kerap meminta diresepkan obat itu sebelum dan setelah pertandingan.
"Saya menjadi kecanduan pil tidur dan masalah itu mungkin bukan hanya menghinggapi saya. Menurut saya itu adalah sesuatu yang telah menyebar di dunia sepak bola, lebih dari yang orang-orang bayangkan," ucap Alli.
Everton mengatakan Alli saat ini akan fokus pada mental dan fisiknya menjelang bergulirnya musim baru bulan depan. Oleh sebab itu sang pemain takkan melakukan wawancara lanjutan terkait rehabilitasinya, dan Everton meminta agar privasi Alli dihormati semua pihak.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Afp