Mohammad Hatta, Soekarno, Agus Salim (Credit/Wikimedia Commons)
INDOZONE.ID - Dalam perjalanan menuju kemerdekaan, Indonesia dibangun oleh perjuangan dan pengorbanan banyak tokoh hebat. Mereka tidak hanya bertarung di medan pertempuran, tetapi juga di panggung politik, sosial, dan budaya.
Untuk menghormati jasa para pahlawan ini, kami menyusun sebuah formasi sepak bola yang menggambarkan peran penting mereka dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Dalam formasi 3-5-2, inilah kesebelasan Pahlawan Indonesia yang berjuang untuk kemerdekaan.
Raden Mas Tirto Adi Soerjo adalah tokoh yang memainkan peran penting dalam pergerakan nasional Indonesia.
Dikenal sebagai pelopor jurnalisme advokasi, ia memperkenalkan cara perjuangan lewat tulisan dengan mendirikan surat kabar Medan Prijaji.
Tirto cocok berada di posisi penjaga gawang karena peran besarnya seringkali tidak tampak di permukaan. Hidupnya berakhir dalam kesepian, sebelum namanya kembali dikenal melalui karya Pramoedya Ananta Toer.
Douwes Dekker, tokoh peranakan Belanda yang mendirikan Indische Partij, organisasi pertama yang menggunakan nama "Indonesia".
Ia memperkenalkan cara-cara baru dalam melawan penjajahan seperti mengumpulkan massa dalam rapat besar. Sebagai bek tengah, Douwes Dekker adalah inisiator serangan dari belakang, sebagaimana ia memulai gerakan perlawanan yang radikal.
HOS Tjokroaminoto adalah pemimpin yang dikenal dengan orasi-orasinya yang memukau. Dia memimpin Sarekat Islam menjadi organisasi massa besar dan mendidik tokoh-tokoh penting seperti Sukarno dan Musso.
Sebagai bek tengah, Tjokroaminoto adalah pemimpin yang mengarahkan pertahanan dan menjaga semangat juang para muridnya.
Tjiptomangoenkosoemo, seorang dokter yang terlibat dalam pendirian Boedi Oetomo dan Indische Partij, dikenal karena keberaniannya melawan penjajahan dan feodalisme.
Sebagai bek tengah, Tjipto adalah sosok yang berani mengambil risiko demi melindungi timnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan