Selebrasi Rodri setelah mencetak goal (REUTERS/Phil Noble)
INDOZONE.ID - Ketika Manchester City merekrut Rodri dari Atletico Madrid pada Juli 2019, mereka mendapatkan lebih dari sekadar gelandang bertahan biasa.
Rodri adalah pemain yang memiliki ketenangan dalam penguasaan bola, kemampuan umpan yang baik, serta mobilitas dan kekuatan fisik yang mumpuni. Kini, kontribusinya dalam serangan semakin terlihat.
Musim lalu, Rodri mencatatkan 17 gol dan assist di Premier League, setara dengan playmaker papan atas seperti Martin Odegaard dan Bruno Fernandes. Sejak bergabung, ia telah mencetak 26 gol untuk City, sebagian besar berasal dari permainan terbuka.
Salah satu aspek yang membuat Rodri sangat berbahaya adalah ancamannya dalam situasi bola mati. Dengan tinggi 191 cm dan kemampuan lari yang baik, ia menjadi target sempurna di udara.
Banyak golnya datang dari sundulan, seperti saat melawan Aston Villa di musim 2022-23, di mana Rodri memanfaatkan ruang kosong untuk menanduk bola ke gawang.
Meski bukan dikenal sebagai penyerang, Rodri sangat pandai dalam menyelesaikan peluang. Gol-golnya tidak hanya datang dari sundulan, tetapi juga dari tendangan jarak jauh, seperti yang ia cetak ke gawang Watford pada musim 2021-22.
Ia sering memperlihatkan ketenangan saat menembak, baik dengan tendangan mendatar maupun melengkung.
Statistik menunjukkan bahwa Rodri sangat produktif. Dengan xG sebesar 18,6, ia mampu mencetak 26 gol, yang berarti ia secara konsisten mencetak lebih banyak gol daripada yang diperkirakan dari peluang yang didapatnya.
Selebrasi Rodri setelah mencetak goal (REUTERS/Jason Cairnduff)
Manchester City sering mendominasi penguasaan bola dan memaksa lawan turun lebih dalam. Ini memberi ruang bagi Rodri untuk lebih sering berada di posisi menyerang.
Lawan yang sering menggunakan formasi lima bek (5-4-1) melawan City memberi Rodri lebih banyak kebebasan di lini tengah. Tanpa penjagaan ketat dari gelandang lawan, ia sering kali menemukan ruang untuk melakukan tembakan jarak jauh.
Contohnya terlihat saat City melawan West Ham musim lalu. Dengan lini tengah West Ham yang tidak terorganisir, Rodri bebas menembak dari jarak 25 meter dan mencetak gol. Jika West Ham bermain dengan formasi 4-4-1-1, mungkin mereka bisa menutup ruang yang dimiliki Rodri.
Rodri sering mendapatkan kesempatan untuk maju karena strategi formasi City yang unik. Bek seperti John Stones sering kali maju ke lini tengah, membebaskan Rodri untuk mengisi posisi lebih menyerang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Athletic