Newcastle United berencana untuk memperluas kapasitas stadion mereka, St James Park
INDOZONE.ID - Newcastle United diprediksi akan memiliki tagihan sebesar 1 miliar Pounds atau Rp20 triliun, jika mereka tetap melanjutkan untuk memperluas dan merenovasi stadion kebanggaan mereka, St James Park.
Meskipun The Magpies masih tetap ingin melanjutkan proyek mereka, namun mereka belum memutuskan apakah akan merenovasi stadion mereka saat ini, atau akan membangun stadion lain di lokasi yang baru.
Namun, menurut laporan Telegraph, mereka masih mempelajari rencana arsitektur terperinci untuk perluasan St James Park.
Rencana mereka akan memfokuskan untuk perluasan dan merenovasi tribun utara dan Gallowgate End, dengan kapasitas stadion nantinya meningkat menjadi 60 ribu penonton jika proyek tersebut dilanjutkan.
Namun, akan ada juga rencana untuk merenovasi Milburn Stand dan Leazes End, yang mereka bangun lebih dari 20 tahun yang lalu.
Diperkirakan kisaran biayanya sebesar 800 juta Pounds (Rp16 triliun) dann 1 miliar Pounds (Rp20 triliun), yang masih tergantung dengan rincian akhir proyek.
Baca Juga: Real Madrid Kesandung Lille, Ancelotti Khawatir dengan Performa Tim
Selain itu, Newcastle juga perlu memperpanjang hak sewa St James Park yang akan berakhir dalam 70 tahun, jika mereka tetap bertahan.
Pihak Newcastle United juga berulang kali menegaskan bahwa semua keputusan yang dibuat akan dibicarakan dengan dewan penasihat penggemar klub, sebelum semuanya diumumkan dan menolak anggapan bahwa keputusan telah dibuat secara pribadi.
Namun, salah satu juru bicara klub mengatakan bahwa keputusan telah dibuat dan semua opsi juga akan tetap ada.
"Adalah salah untuk mengatakan bahwa keputusan telah dibuat. Semua opsi tetap ada," ujar seorang juru bicara klub sebagaimana yang dikutip Indozone dari Telegraph pada Kamis (3/10/2024).
Alternatif lainnya adalah membangun stadion baru, dengan lahan yang disediakan oleh Leazes Park.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Telegraph