Trofi Premier League dan Champions League dipajang di bus selama parade (REUTERS/Molly Darlington)
INDOZONE.ID - Manchester City telah mengajukan protes keras kepada Premier League dan seluruh klub papan atas terkait aturan sponsor yang dianggap menyesatkan.
Sengketa ini berawal dari keputusan pengadilan yang menyatakan aturan Premier League seputar kesepakatan komersial tidak sah secara hukum.
Manchester City, yang telah memenangkan gugatan ini, mengirimkan surat berisi penolakan klaim dari Premier League yang dianggap tidak sesuai.
Dalam surat resmi yang ditulis oleh penasihat hukum City, Simon Cliff, klub menuduh Premier League memberikan informasi yang keliru terkait aturan Transaksi Pihak Terkait (APT).
Aturan ini diterapkan untuk membatasi kesepakatan komersial antara klub dan perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan pemilik klub.
Meski pengadilan memutuskan bahwa aturan tersebut melanggar hukum, Premier League justru menyatakan bahwa hanya beberapa elemen kecil dari aturan tersebut yang perlu diubah.
Manchester City menilai pernyataan tersebut tidak sesuai dengan putusan pengadilan dan menganggap Premier League menyesatkan para klub anggotanya.
City memperingatkan bahwa langkah yang terburu-buru untuk memperbaiki aturan ini tanpa pertimbangan matang dapat memicu lebih banyak sengketa hukum di masa mendatang.
Simon Cliff dalam suratnya menegaskan bahwa aturan APT telah dinyatakan batal dan tidak dapat ditegakkan oleh pengadilan.
Ia juga mengkritik proses pembuatan aturan yang dilakukan oleh Premier League pada akhir 2021, dengan menyebutnya terburu-buru dan tidak direncanakan dengan matang.
Putusan pengadilan ini, menurut City, sepenuhnya mendukung posisi mereka bahwa aturan APT anti-kompetitif dan tidak adil.
Manchester City memperingatkan bahwa jika Premier League tetap memaksakan perubahan aturan APT tanpa mempertimbangkan keputusan pengadilan, klub-klub di Premier League berisiko menghadapi biaya hukum yang lebih besar.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Daily Mail UK