Susunan pemain Timnas Indonesia melawan Bahrain (Dokumentasi PSSI)
INDOZONE.ID - Pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Bahrain dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia meninggalkan banyak jejak kontroversi.
Keputusan-keputusan wasit Ahmed Al kaf memicu perdebatan, di mana banyak yang menilai Bahrain diuntungkan.
Menariknya, meskipun Bahrain juga menunjukkan taktik yang kurang sportif dan sering mengulur waktu, FIFA justru memberikan sanksi yang lebih berat kepada Indonesia.
Kenapa ini bisa terjadi? Berikut ulasan lengkap yang menjawab alasan di balik keputusan FIFA tersebut.
Wasit Ahmed Al Kaf tuai kontroversi karena dinilai tidak adil dalam laga Indonesia vs Bahrain
Pada 9 November 2024, FIFA mengumumkan bahwa sanksi terhadap beberapa negara di Asia.
Bahrain menerima denda 10 ribu franc Swiss (sekitar Rp178 juta). Namun, denda ini bukan atas pertandingan melawan Indonesia, melainkan akibat insiden pada pertandingan melawan Jepang di mana suporter Bahrain menggunakan laser dan mengganggu jalannya lagu kebangsaan Jepang.
Bahkan, besaran denda yang diterima Bahrain sama dengan sanksi yang dijatuhkan kepada Indonesia atas keterlambatan kick-off pada pertandingan melawan China, 15 Oktober 2024.
Hal ini menuai pertanyaan di kalangan suporter Timnas Indonesia, terutama ketika Bahrain tidak menerima sanksi tambahan atas perilaku mereka di pertandingan melawan Indonesia.
Mees Hilgers merayakan gol Ragnar Oratmangoen pada laga melawan Bahrain vs Timnas Indonesia
Indonesia sebelumnya sudah mendapat peringatan akibat pelanggaran di pertandingan melawan Australia, 10 September 2024.
Saat pertandingan melawan China, keterlambatan kick-off kembali terjadi, sehingga FIFA memberikan denda lebih besar.
Di samping itu, dua ofisial Timnas Indonesia, Sumardji dan Kim Jong-jin, asisten pelatih Shin Tae-yong juga dijatuhi denda masing-masing sebesar 5 ribu franc Swiss (sekitar Rp89,5 juta).
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: FIFA, AFC, PSSI