Ruben Amorim saat menjadi pelatih Manchester United (X/@ManUtd)
INDOZONE.ID - Dalam waktu delapan minggu yang sudah berjalan, Ruben Amorim, yang sebelumnya dielu-elukan sebagai sang juru penyelamat Manchester United dari Sporting CP, kini berada di situasi yang sangat sulit di Old Trafford.
Kemenangan 2-1 atas Manchester City di beberapa saat yang lalu, kini tampak menjadi seperti sekadar kenangan.
Sementara tekanan besar di Manchester United, menjadikan bayangan dari dirinya yang dahulu.
Perjalanan seorang manajer di Manchester United setelah era Sir Alex Ferguson, sering kali berakhir menjadi mimpi buruk.
Dari sosok yang dianggap pahlawan, kini menjadi sosok yang menjadi asing. Itulah nasib yang kerap menimpa mereka, yang terseret dalam pusaran ekspektasi tinggi fans yang sulit terwujud.
Baca Juga: Alami Masa Sulit di Manchester United, Ruben Amorim Dapat Dukungan dari Cristiano Ronaldo
Amorim, yang sebelumnya dipuji sebagai salah satu pelatih muda terbaik di Eropa, kini harus menerima kenyataan pahit bahwa, skuadnya tidak punya semangat untuk berusaha bangkit dari keterpurukan.
Berbeda dengan pendekatan Erik ten Hag, yang meminta kepada fans untuk selalu, 'percaya pada proses', Amorim dengan jujur mengakui ancaman degradasi yang menghantui klub ini.
Manchester United dipecundangi Newcastle.
Amorim menginstruksikan kepada para pemain untuk berjuang. Namun, di sinilah letak masalahnya, para pemain Manchester United tampaknya telah kehilangan semangat untuk berjuang untuk bangkit dari keterpurukan.
Ketika berbicara mengenai keberlangsungan United di Premier League, istilah seperti 'pertempuran untuk tetap bertahan di Premier League', menjadi kalimat yang sangat relevan.
Baca Juga: Ruben Amorim Siap Berjuang untuk Membawa Manchester United Terhindar dari Zona Degradasi
Klub-klub papan bawah lainnya, seperti Ipswich dan Wolves, menunjukkan semangat juang tersebut pada para pemainnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Telegraph