Erik ten Hag dan RB Leipzig: Drama di Balik Layar dan Intervensi Klopp

Ekspresi kekesalan Erik ten Hag saat melawan West Ham (REUTERS PIC)

INDOZONE.ID - Kabar tentang Erik ten Hag yang sempat dikaitkan kursi kepelatihan RB Leipzig, karena filosofi taktiknya sesuai dengan cara bermain tim berjuluk Die Bullen itu.

Akan tetapi, cerita Juergen Klopp yang menolak kedatangan Ten Hag ke RB Leipzig menjadi cerita menarik dibalik layar klub yang berada di bagian timur Jerman tersebut.

Baca Juga: Setelah Dipecat Manchester United, Erik ten Hag Masih Ragu Jadi Pelatih Lagi

Awal Mula Rumor Ten Hag ke RB Leipzig

Spekulasi masa depan pelatih RB Leipzig muncul usai hanya mampu membawa RB Leipzig di peringkat 6 di Bundesliga yang dianggap kurang memuaskan oleh pihak manajemen.

Kurang memuaskannya performa RB Leipzig memunculkan spekulasi masa depan pelatih mereka, Marco Rose.

Nama Erik ten Hag pun muncul sebagai salah satu kandidat potensial, apalagi setelah ia berstatus bebas transfer usai dipecat oleh Manchester United.

Intervensi Klopp: Sebuah Keputusan Penting

Perpisahan pelatih Liverpool, Jurgen Klopp.

Harapan para pecinta sepak bola menginkan Ten Hag melatih RB Leipzig nampaknya sulit terjadi dikarenakan Jurgen Klopp sebagai Direktur Operasional sepak bola Global tersebut turun gunung untuk menggagalkan kejadian tersebut,

Pengalaman Ten Hag di Manchester United yang kurang memuaskan menjadi pertimbangan utama Jurgen Klopp memutuskan sosok pelatih baru.

Mempunyai pengaruh besar di RB Leipzig, Klopp memastikan pilihan manajemen nanti merupakan pilihan yang terbaik.

Baca Juga: Profil Pelatih Timnas Indonesia U23 Gerald Vanenburg, Asisten Ten Hag yang Fokus pada Usia Muda

Kandidat Pelatih RB Leipzig di Musim Depan

Terdapat 3 kandidat yang akan menjadi suksesor Marco Rose di RB Leipzig, yaitu Oliver Glasner yang sekarang melatih Crystal Palace. Sebastian Hoeness yang sekarang melatih VFB Stuttgart, serta mantan pelatih Benfica Roger Schmidt.

Aroma keterkaitan dengan Red Bull cukup kental diantara ketiga pelatih karena telah pernah melatih klub di Red Bull sebelumnya baik sebagai pelatih, asisten pelatih, maupun sebagai pelatih tim usia muda.