Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis. (Antara/Yusuf Nugroho)
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum sudah menemukan kata sepakat untuk mengakhiri polemik Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis.
PB Djarum sepakat untuk mengubah nama ajang tersebut dengan nama Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis. Tak ada embel-embel logo, merek dan brand image Djarum untuk menghindari dugaan eksploitasi anak.
Dengan ini, KPAI sepakat untuk mencabut surat yang dilayangkan pada 29 Juli 2019 tentang permintaan penghentian Audisi Djarum.
Kesepakatan ini diambil setelah KPAI dan PB Djarum melakukan mediasi yang diprakarsai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi. Pertemuan berlangsung di Kantor Kemenpora, Jakarta, pada Kamis (12/9).
Imam mengatakan, ada dua pertimbangan untuk tetap melangsungkan Audisi Umum Djarum. Pertama adalah untuk menyaring bibit atlet bulutangkis secara selektif dan berjenjang.
Selain itu, lanjut Imam, cabang olah raga bulutangkis masih menjadi penyumbang utama perolehan medali di sejumlah event olah raga internasional.
"Tujuan pertemuan ini untuk mencari solusi agar audisi bulutangkis tetap berjalan secara berkesinambungan dengan sejumlah catatan penting," kata Imam.
Dalam pertemuan itu, Kemenpora, KPAI dan PBSI juga sepakat memberikan kesempatan kepada PB Djarum melakukan konsolidasi secara internal. Penyelenggara diminta untuk tetap melanjutkan audisi dengan mengacu pada kesepakatan yang telah diambil dalam mediasi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: