Pebalap yang tengah mengikuti balapan kedua di Sirkuit Mandalika. (ANTARA/FOTO/Ahmad Subaidi)
Pertamina Mandalika International Street Cicuit atau Sirkuit Mandalika berhasil menggelar dua ajang balapan motor kelas dunia sejak dibuka pertama kali pada Jumat, 12 November 2021 lalu.
Sirkuit Mandalika telah sukses menggelar balapan Asia Talent Cup dan putaran akhir World Superbike (WSBK) 2021.
Perlu diketahui, pembangunan sirkuit tersebut belum sepenuhnya rampung sehingga masih ada kekurangan yang terlihat di sana-sini.
Dengan kondisi demikian, tak heran jika Sirkuit Mandalika menuai banyak kritikan dan saran dari berbagai pihak, khususnya pembalap.
Terlebih lagi, saat perhelatan hari kedua dan ketiga WSBK, hujan lebat mengguyur kawasan Mandalika sehingga menimbulkan beberapa genangan yang seharusnya tidak boleh terjadi.
Sirkuit Mandalika resmi masuk dalam kalender sementara perhelatan MotoGP musim 2022 mendatang. Sirkuit tersebut akan menggelar seri MotoGP Indonesia pada 18-20 Maret 2022.
Menjelang MotoGP 2022, tentu ada banyak hal yang perlu diperbaiki Sirkuit Mandalika usai menggelar perhelatan Asia Talent Cup dan WSBK. Apa saja?
Dua pembalap WSBK, Scott Redding dan Jonathan Rea mengkritik sistem drainase yang ada di Sirkuit Mandalika. Dia melihat bahwa drainase di sirkuit tersebut tidak berjalan lancar sehingga menimbulkan genangan saat hujan turun.
Menurut kedua pembalap itu, Sirkuit Mandalika dibangun dengan sangat cepat dan terburu-buru sehingga tak heran jika ada masalah yang terjadi pada sistem drainase.
"Trek ini dibangun dalam waktu yang cukup cepat. Ketika terburu-buru Anda sering membuat kesalahan, itu normal dan tentunya jangan berharap hujan, hujan deras seperti ini," kata Redding.
"Drainase salah satu hal yang perlu ditingkatkan tapi kita masih belajar karena ketika kita melihat ke sini enam bulan lalu ini belum jadi apa-apa," lanjut dia.
Beberapa warga mengeluhkan akses masuk Sirkuit Mandalika yang masih menyulitkan penonton. Hal itu terjadi karena minimnya rambu-rambu atau tanda untu keluar masuk penonton.
Dilansir dari RadarLombok, seorang penonton bernama Dede Alam mengaku sempat salah jalan saat keluar dari tribun karena minimnya rambu-rambu petunjuk.
Oleh karena itu, dia berharap fasilitas seperti itu harus segera dibenahi agar perhelatan MotoGP yang dalam hitungan bulan lagi sukses digelar di Sirkuit Mandalika.
Menurut Dede, pengaturan transportasi atau shuttle bus untuk penonton di Sirkuit Mandalika harus dibenahi. Pasalnya pada saat perhelatan WSBK, banyak penonton yang terpaksa mengantre cukup panjang.
Oleh karena itu, dia meminta pihak yang terlibat dalam manajemen Sirkuit Mandalika agar perlu belajar ke negara tetangga, misalnya Malaysia atau Thailand yang sudah sangat berpengalaman menggelar ajang balapan internasional.
Meski bekerja secara sukarela, Marshal berperan penting terhadap keberhasilan penyelanggaraan ajang balapan. Seperti diketahui, balapan Asia Talent Cup sempat diundur oleh Dorna Sports karena kurangnya Marshal di Sirkuit Mandalika.
Alhasil, Sirkuit Mandalika bekerja sama dengan Sirkuit Sentul, Jawa Barat dan Sirkuit Sepang, Malaysia untuk melengkapi kekurangan Marshal saat perhelatan WSBK.
Menjelang MotoGP, Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo berharap peristiwa serupa tidak akan pernah terulang lagi di Sirkuit Mandalika. Untuk itu, diminta kerja sama yang baik antara beberapa pihak yang terlibat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: