INDOZONE.ID - Imane Khelif, seorang petinju Aljazair, tengah menjadi pusat perhatian akibat kontroversi gender yang melibatkan dirinya.
Drama ini semakin memanas usai kemenangannya melawan Angela Carini, petinju asal Italia, dalam Olimpiade Paris.
Khelif, yang kini berusia 25 tahun, berasal dari Tiaret, sebuah daerah pedesaan di Aljazair. Meski ayahnya awalnya menentang keterlibatannya dalam tinju, Khelif berhasil membuktikan diri.
Selain berprestasi dalam olahraga, ia juga menjadi duta UNICEF, menunjukkan dedikasinya terhadap kemanusiaan.
Memulai debut di usia 19 tahun, Khelif tampil di Kejuaraan Dunia 2018 dan menempati posisi ke-17. Pada 2019, ia berada di posisi ke-19 dalam Kejuaraan Tinju Dunia Wanita.
Prestasinya di Olimpiade Tokyo 2020 cukup gemilang dengan mencapai perempat final, sebelum akhirnya kalah dari petinju Irlandia, Kellie Harrington.
Pada 2022, Khelif meraih posisi kedua di Kejuaraan Dunia Wanita setelah kalah dari Amy Broadhurst. Ia juga memenangkan medali emas di Kejuaraan Afrika, Mediterranean Games, dan Arab Games pada 2022 dan 2023.
Baca Juga: Katie Ledecky, 'Manusia Ikan' yang Catatkan Waktu Berenang Tercepat Sepanjang Sejarah Olimpiade!
Pada 2023, Khelif didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia Wanita IBA karena masalah gender. Presiden IBA, Umar Kremlev, mengungkapkan bahwa tes DNA menunjukkan Khelif memiliki kromosom XY, yang biasanya dimiliki oleh laki-laki.
Komite Olimpiade Aljazair menyatakan alasan medis sebagai penyebab diskualifikasi Khelif, sementara media melaporkan tingginya kadar testosteron sebagai faktor utama.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Foxnews.com