INDOZONE.ID - Organisasi pesepakbola profesional Prancis (UNFP) melayangkan protes atas perlakuan PSG terhadap Kylian Mbappe. Ini lantaran PSG tidak membawa Mbappe dalam tur Asia yang tengah dilakukan oleh PSG.
"UNFP mengingatkan para manajer yang menggunakan tekanan kepada seorang pekerja, misalnya melalui diperburuknya kondisi kerja mereka, untuk menekan mereka agar pergi atau menerima apa yang diinginkan pemberi kerja, merupakan pelecehan konstitusi moral, yang dikutuk oleh undang-undang Prancis," demikian pernyataan UNFP, dikutip Minggu (23/7/2023).
Baca Juga: Belum Mau Teken Kontrak Baru, PSG Coret Kylian Mbappe dari Skuad Pramusim ke Jepang
"UNFP mengawal hak untuk mengambil tindakan sipil dan hukum terhadap klub apapun, yang bertindak seperti ini," tambahnya.
Persoalan Mbappe muncul setelah dirinya menolak perpanjangan kontrak dengan PSG. Mbappe sebenarnya masih memiliki waktu 12 bulan sebelum kontraknya habis.
Baca Juga: Mbappe Kian Dekat Gabung Real Madrid, PSG Jadikan Harry Kane sebagai Suksesor
Mbappe berencana untuk bertahan di Parc des Princes hingga kontraknya berakhir. Di sisi lain, PSG mengincar keuntungan dengan menginginkan menjual Mbappe sebelum kontraknya kedaluwarsa.
Pada 2007, PSG mendatangkan Mbappe dari AS Monaco dengan biaya 165,7 juta pound atau sekitar Rp3,2 triliun. Setelah itu, ia menjadi pemain kunci di PSG selama enam tahun dengan koleksi 212 gol dari 260 pertandingan, dan memenangi atau berbagi lima edisi terakhir Sepatu Emas Liga Prancis.
Ia membantu timnas Prancis menjuarai Piala Dunia 2018, dan mengemas trigol ketika Les Parisiens dikalahkan Argentina pada final Piala Dunia 2022.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: