INDOZONE.ID - Manchester United (MU) telah mengambil langkah untuk memperkuat lini pertahanan mereka dengan mengajukan penawaran kepada Bayern Munchen.
MU menginginkan dua pemain bertahan Bayern, yakni Matthijs de Ligt dan Noussair Mazraoui. Penawaran ini dilakukan pada Kamis pekan lalu, yang menunjukkan keseriusan The Red Devils.
Penolakan Awal dari Bayern Munchen
MU berharap tawaran mereka akan diterima oleh Bayern. Sebab, klub Jerman tersebut sudah tidak menganggap De Ligt dan Mazraoui sebagai bagian dari rencana mereka ke depan.
Namun, tawaran awal dari MU ditolak Bayern. Bayern menginginkan tawaran lebih tinggi, tetapi negosiasi masih terus berjalan.
Jika transfer De Ligt jadi nyata, ini akan memaksa Erik Ten Hag mempertimbangkan kembali strateginya. Di sisi lain, situasi ini telah menimbulkan kegelisahan bagi De Ligt dan Mazraoui, yang diwakili oleh satu agen, yakni Rafaela Pimenta.
Mereka berusaha memahami apa yang dibutuhkan untuk mencapai kesepakatan.
Kebijakan Bayern terhadap De Ligt & Mazraoui
Sebelumnya, Bayern telah memberi tahu De Ligt dan Mazraoui, bahwa mereka tidak masuk dalam rencana musim depan. Bayern berjanji membantu proses transfer ini dengan berkompromi.
Namun, penolakan terhadap tawaran MU, membuat kedua pemain bertanya-tanya apakah sikap Bayern telah berubah.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Ten Hag Pelajari saat MU Kalah 1-2 dari Arsenal di Pramusim
Bayern kembali menegaskan posisi mereka, bahwa kedua pemain tersebut tetap tidak masuk dalam rencana klub.
Jika situasi ini berlarut-larut, Bayern akan menghadapi konsekuensi finansial yang lebih besar karena gaji tinggi De Ligt dan Mazraoui. Persyaratan pribadi untuk kedua pemain, sudah disepakati dalam kontrak lima tahun dengan opsi perpanjangan 12 bulan.
Dengan adanya tawaran dari MU, masa depan De Ligt dan Mazraoui berada di tangan Bayern. Keberhasilan negosiasi ini, akan sangat berpengaruh pada persiapan MU menghadapi musim depan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Athletic