Kisah Sven Goran Eriksson: Pernah Latih 2 Pemain Timnas Indonesia di Sampdoria hingga Mentas di Piala AFF!
INDOZONE.ID - Sven Goran Eriksson, pelatih legendaris asal Swedia yang terkenal di sepak bola internasional, termasuk di Indonesia.
Perjalanan karirnya yang mentereng di Eropa hingga Asia telah meninggalkan memori yang berkesan, terutama dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Artikel ini akan membahas kontribusi Sven Goran Eriksson dari masa kepelatihannya di Sampdoria hingga keterlibatannya di Piala AFF.
Awal Jejak Sven Goran Eriksson di Sepak Bola Indonesia
Sven Goran Eriksson adalah salah satu pelatih top dunia yang pernah menangani beberapa klub besar Eropa. Salah satu klub yang menjadi sorotan adalah Sampdoria, yang dipimpinnya dari tahun 1992 hingga 1997.
Selama masa itu, Sampdoria berada di puncak kejayaan Serie A, dengan pemain bintang seperti Roberto Mancini, Sinisa Mihajlovic, dan Ruud Gullit di dalam tim.
Pada tahun 1994, Eriksson memainkan peran penting dalam pengembangan sepak bola Indonesia.
Melalui kerja sama antara Sampdoria dan PSSI, Eriksson memberi kesempatan bagi dua pemain muda berbakat Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto serta Kurnia Sandy, untuk bergabung dengan tim senior Sampdoria.
Pengalaman ini menjadi tonggak penting dalam sejarah sepak bola Indonesia, di mana kedua pemain tersebut berlatih bersama bintang-bintang kelas dunia.
Tur Asia Sampdoria: Kemenangan Bersejarah Indonesia
Pada tahun 1996, Sampdoria melakukan tur Asia, termasuk mengunjungi Indonesia. Salah satu momen tak terlupakan terjadi pada 4 Juni 1996, ketika Timnas Indonesia secara mengejutkan mengalahkan Sampdoria 2-1 di Stadion Teladan Medan.
Kemenangan ini meninggalkan kesan mendalam pada Eriksson, yang kemudian merekomendasikan Kurniawan dan Kurnia Sandy untuk dikontrak oleh Sampdoria.
Baca Juga: Pelatih Legendaris Sven Goran Eriksson Meninggal Dunia di Usia 76 Tahun
Meski akhirnya Kurniawan batal bergabung, Kurnia Sandy berhasil menjadi kiper ketiga pada musim 1996/1997. Namun, sayangnya, impian Kurnia Sandy untuk merumput di Serie A kandas karena masalah administrasi.
Sven Goran Eriksson di Piala AFF 2018: Kenangan Pahit bagi Indonesia
Tak hanya di Eropa, pengaruh Sven Goran Eriksson juga dirasakan di Asia, terutama saat ia melatih Timnas Filipina di Piala AFF 2018. Filipina, yang dipimpin Eriksson, tampil sangat baik dan menjadi salah satu tim yang menyulitkan Timnas Indonesia.
Di fase grup, Indonesia hanya mampu bermain imbang 0-0 melawan Filipina, yang akhirnya lolos ke semifinal sebagai runner-up Grup B. Kekalahan ini mengakhiri harapan Indonesia untuk melaju lebih jauh di turnamen tersebut.
Filipina di bawah asuhan Eriksson berhasil menunjukkan peningkatan besar dibandingkan edisi sebelumnya, Piala AFF 2016, di mana mereka tersingkir di babak grup. Sementara itu, Indonesia, yang pada Piala AFF 2016 menjadi runner-up, kali ini harus puas tersingkir di fase grup.
Prestasi Sven Goran Eriksson
Sven Goran Eriksson tidak hanya dikenal karena kontribusi yang ditinggalkannya di berbagai negara, tetapi juga karena prestasi luar biasa yang diraihnya sepanjang karirnya.
Berikut adalah beberapa pencapaian penting Eriksson:
- 2x Juara Piala Swedia bersama IFK Göteborg (1978/79, 1981/82)
- 1x Juara Liga Swedia bersama IFK Göteborg (1981/82)
- 1x Juara Piala Portugal bersama SL Benfica (1982/83)
- 3x Juara Liga Portugal bersama SL Benfica (1982/83, 1983/84, 1990/91)
- 1x Juara Piala Super Portugal bersama SL Benfica (1989/90)
- 4x Juara Piala Italia bersama AS Roma (1985/86), Sampdoria (1993/94), dan Lazio (1997/98, 1999/00)
- 2x Juara Piala Super Italia bersama Lazio (1998/99, 2000/01)
- 1x Juara Serie A Italia bersama Lazio (1999/00)
- 1x Juara Piala UEFA bersama IFK Göteborg (1981/82)
- 1x Juara Piala Winners bersama Lazio (1998/99)
- 1x Juara Piala Super Eropa bersama Lazio (1999/00)
Baca Juga: Mantan Pelatih Inggris Sven Goran Eriksson Meninggal Dunia, Ini Dia Sederet Prestasinya!
Sven Goran Eriksson: Warisan yang Tak Terlupakan
Sven Goran Eriksson, yang juga pernah melatih Timnas Inggris telah meninggal dunia pada usia 76 tahun akibat kanker pankreas.
Prestasinya yang mentereng di sepak bola internasional, termasuk kontribusinya dalam mengembangkan talenta muda di Indonesia, akan selalu dikenang.
Warisannya sebagai pelatih yang berprestasi dan penuh dedikasi akan tetap hidup di hati para penggemar sepak bola di seluruh dunia, terutama di Indonesia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Transfermarkt, Amatan