Senin, 30 SEPTEMBER 2024 • 14:08 WIB

Media Inggris Soroti Cara Timnas Indonesia Sulap Pemain Naturalisasi yang Gak Terkenal Menjadi Bintang

Author

Skuad Timnas Indonesia lawan Australia.

INDOZONE.ID - Sepak Bola Indonesia kembali menjadi sorotan dunia Internasional karena keberhasilan program naturalisasi pemain Eropa yang dilakukan oleh PSSI dalam beberapa tahun terakhir.

Media Inggris, The Athletic menjadi salah satu media internasional yang menyoroti keberhasilan program naturalisasi PSSI.

Menurut mereka, pemain Eropa yang menjalani program naturalisasi bukanlah pemain-pemain top Eropa.

Pemain naturalisasi yang memperkuat Timnas Indonesia, hanya Jay Idzes dan Justin Hubner yang merumput di 5 liga top Eropa.

Sementara, pemain lainnya berasal dari Liga Belanda, Belgia dan Amerika Serikat, yang tentunya tidak termasuk dalam hierarki tertinggi di olahraga sepak bola.

Baca Juga: Sayonara Manuel Neuer! Bayern Munchen Tertarik Datangkan Alisson Becker Pada Musim Panas Tahun Depan

Suporter melakukan aksi koreografi saat Timnas Indonesia melawan Timnas Australia pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion GBK.

Kendati begitu, di bawah kepelatihan Shin Tae-yong kombinasi antara pemain diaspora dan pemain Indonesia mampu membuat negara-negara Asia lainnya seperti Arab Saudi kerepotan.

Dalam ulasan mereka, The Athletic menyoroti cara Timnas Indonesia yang mampu menyulap pemain yang awalnya tidak dikenal hingga menjadi superstar yang begitu dikagumi oleh publik sepak bola Indonesia dalam artikelnya yang berjudul "Bagaimana Indonesia mengubah pemain tak dikenal menjadi superstar yang dikagumi". 

Jurnalis The Athletic, Caoimhe O'Neill juga mencontohkan Maarten Paes yang bermain di MLS bersama FC Dallas.

Meskipun, Paes merupakan kiper utama di FC Dallas. Namun, menurutnya kiper Timnas Indonesia itu hanyalah orang biasa di Dallas.

Baca Juga: Dibantai Tottenham di Old Trafford, Erik ten Hag Janji Bawa Man United ke Jalur Kemenangan

"Maarten Paes adalah kiper utama untuk FC Dallas di MLS, tetapi dia bisa berjalan tanpa dikenal di jalanan sibuk Dallas, Texas," tulis Caoimhe O'Neill dalam tulisannya di The Athletic yang dikutip pada Senin (30/9/2024).

Lebih lanjut, O'Neill juga menyoroti jumlah followers Maarten Paes jauh lebih besar ketimbang pemain biasa yang bermain di kasta tertinggi sepak bola.

"Tapi itu tidak akan terjadi di dunia daring, atau di Indonesia. Seperti rekan setimnya di timnas Indonesia, Paes dikerumuni saat ia mengunjungi negara itu dan punya pengikut masif di media sosial,” O'Neill menjelaskan dalam tulisannya.

The Athletic juga membandingkan jumlah pengikut pemain Timnas Indonesia dan pemain Amerika Serikat, yang merupakan tuan rumah Piala Dunia 2026.

Padahal, populasi masyarakat di Amerika Serikat jauh lebih lebih besar ketimbang Indonesia.

Baca Juga: Liga Premier Inggris Tunda Penggunaan SAOT Pengganti VAR Hingga 2025

"Starting XI Indonesia saat menghadapi Australia memiliki total pengikut Instagram sebanyak 26,9 juta. Sementara sebagai perbandingan, timnas Amerika Serikat saat melawan Selandia Baru punya pengikut hanya 1,4 juta,” tulis The Athletic.

Tak mengherankan memang, jika persepak bolaan Indonesia sedang disorot oleh dunia Internasional.

Sebab, skuad Garuda secara mengejutkan berhasil tampil di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, yang dimana pada dua laga awal mereka mampu menahan imbang dua tim besar yakni Arab Saudi dan Australia, yang merupakan tim langganan Piala Dunia.

Selain itu, dibawah kepelatihan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia mampu menjadi kekuatan baru sepak bola Asia, di mana skuad Garuda mampu menembus babak 16 besar Piala Asia 2023 dan juga mencapai babak semifinal untuk Piala Asia U23 2024 lalu.

Memang jumlah pengikut yang besar tidak menjamin Timnas Indonesia lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.

Namun, setidaknya para pemain yang disebut sebagai 'pemain biasa' ini mampu menjadi bintang di hati masyarakat Indonesia karena parforma apiknya di lapangan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: The Athletic