Senin, 11 NOVEMBER 2024 • 19:05 WIB

5 Alasan Mengapa Timnas Indonesia Dihukum Lebih Berat dari Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Author

Susunan pemain Timnas Indonesia melawan Bahrain (Dokumentasi PSSI)

INDOZONE.ID - Pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Bahrain dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia meninggalkan banyak jejak kontroversi.

Keputusan-keputusan wasit Ahmed Al kaf memicu perdebatan, di mana banyak yang menilai Bahrain diuntungkan.

Menariknya, meskipun Bahrain juga menunjukkan taktik yang kurang sportif  dan sering mengulur waktu, FIFA justru memberikan sanksi yang lebih berat kepada Indonesia.

Kenapa ini bisa terjadi? Berikut ulasan lengkap yang menjawab alasan di balik keputusan FIFA tersebut.

1. Sanksi FIFA pada Bahrain

Wasit Ahmed Al Kaf tuai kontroversi karena dinilai tidak adil dalam laga Indonesia vs Bahrain

Pada 9 November 2024, FIFA mengumumkan bahwa sanksi terhadap beberapa negara di Asia.

Bahrain menerima denda 10 ribu franc Swiss (sekitar Rp178 juta). Namun, denda ini bukan atas pertandingan melawan Indonesia, melainkan akibat insiden pada pertandingan melawan Jepang di mana suporter Bahrain menggunakan laser dan mengganggu jalannya lagu kebangsaan Jepang.

Bahkan, besaran denda yang diterima Bahrain sama dengan sanksi yang dijatuhkan kepada Indonesia atas keterlambatan kick-off pada pertandingan melawan China, 15 Oktober 2024.

Hal ini menuai pertanyaan di kalangan suporter Timnas Indonesia, terutama ketika Bahrain tidak menerima sanksi tambahan atas perilaku mereka di pertandingan melawan Indonesia.

2. Denda untuk Indonesia

Mees Hilgers merayakan gol Ragnar Oratmangoen pada laga melawan Bahrain vs Timnas Indonesia

Indonesia sebelumnya sudah mendapat peringatan akibat pelanggaran di pertandingan melawan Australia, 10 September 2024.

Saat pertandingan melawan China, keterlambatan kick-off kembali terjadi, sehingga FIFA memberikan denda lebih besar.

Di samping itu, dua ofisial Timnas Indonesia, Sumardji dan Kim Jong-jin, asisten pelatih Shin Tae-yong juga dijatuhi denda masing-masing sebesar 5 ribu franc Swiss (sekitar Rp89,5 juta).

Sumardji dikenai sanksi atas protes keras kepada wasit saat pertandingan melawan Bahrain, sementara Kim Jong-jin diskors empat pertandingan tanpa penjelasan rinci dari FIFA terkait pelanggarannya.

Jika dihitung total, Indonesia dikenai denda hingga 20 ribu franc Swiss atau sekitar Rp358 juta, dua kali lipat lebih besar dibanding denda untuk Bahrain.

Baca Juga: Timnas Indonesia Ungkap Pelayanan Buruk di Bahrain dan Arab Saudi, Pujian untuk China

3. Mengapa Hanya Indonesia yang Menerima Sanksi Berat?

Ahmed Al-Kaf saat menjadi pengadil lapangan (Credit/Wikimedia Commons)

Hal ini memunculkan pertanyaan, mengapa dalam situasi yang cukup panas, hanya Indonesia yang menerima sanksi berat, sementara Bahrain terlihat lolos dari hukuman?

FIFA tampaknya menganggap bahwa protes keras datang dari pihak Indonesia yang meskipun merasa dirugikan dan menanggapi dengan reaksi yang penuh emosi.

Di lapangan, Timnas Indonesia sebenarnya sempat unggul, namun keputusan wasit dalam menentukan waktu tambahan menuai kecaman. Insiden ini pun berujung pada kartu merah untuk Sumardji.

Namun, tak ada sanksi yang diberikan kepada Ahmed Al-kaf, wasit dalam pertandingan tersebut.

Hingga kini, FIFA belum memberikan penjelasan atau hukuman untuk wasit tersebut, meskipun keputusan terkait waktu tambahan dianggap tidak sesuai dengan Law of the Game.

4. Respon PSSI dan Fokus Timnas Indonesia ke Pertandingan Selanjutnya

Exco PSSI, Arya Sinulingga (Dok. PSSI)

Meski keputusan FIFA terasa berat, PSSI menyatakan melalui Arya Sinulingga bahwa mereka akan menerima semua keputusan tersebut.

Dengan jadwal pertandingan yang berat melawan Jepang dan Arab Saudi, Timnas Indonesia bertekad untuk mengumpulkan empat poin demi menjaga peluang lolos ke Piala Dunia 2026.

PSSI juga berharap dukungan suporter di Stadion Gelora Bung Karno untuk menjadi motivasi bagi Timnas Indonesia untuk menghadapi pertandingan sulit tersebut.

Namun, demi menghindari sanksi tambahan, PSSI mengingatkan pentingnya menjaga sikap yang kondusif di dalam dan luar lapangan, baik oleh pemain maupun suporter.

Baca Juga: Arya Sinulingga: Timnas Indonesia Harus Tiru Strategi 'Guling-Guling' Bahrain dan Arab Saudi

5. Dukungan Penuh Suporter dengan Sikap Positif

Suporter Indonesia yang tergabung dalam La Grande Indonesia.

Dalam situasi seperti ini, dukungan suporter tetap menjadi kekuatan utama bagi Timnas Indonesia.

Diharapkan suporter tetap memberikan semangat tanpa melanggar aturan, demi menjaga nama baik Timnas Indonesia dan menghindari sanksi FIFA untuk kedepannya.

Mari kita jaga semangat positif dalam mendukung Timnas Indonesia!


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: FIFA, AFC, PSSI