INDOZONE.ID - Ruben Amorim menyebut Manchester United yang diasuhnya merupakan tim terburuk sepanjang sejarah klub.
Pernyataan itu keluar setelah Man United dipermalukan tamunya, Brighton & Hove Albion dengan skor 1-3 pada lanjuta Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Minggu (19/1/2025).
Kekalahan itu membuat setan merah terdampar di peringkat ke-13 dengan koleksi 26 poin, hanya berselisih 10 poin dari zona degradasi.
Hasil tersebut juga membuat Manchester United mengalami enam kekalahan kandang di musim ini.
Kekalahan itu menjadi yang terbanyak dari 12 pertandingan kandang pembuka Liga sejak musim 1893/94 lalu.
"Dalam 10 pertandingan di Premier League, kami menang dua kali. Saya tahu itu. Kami mungkin tim terburuk dalam sejarah Manchester United. Saya tahu Anda menginginkan berita utama, tetapi saya mengatakan itu karena kita harus mengakuinya dan mengubahnya," kata Ruben Amorim dikutip dari The Guardian, Senin (20/1/2025).
"Bayangkan apa artinya ini bagi penggemar Manchester United, bayangkan apa artinya ini bagi saya. Kami mendapatkan pelatih baru yang mengalami kekalahan lebih banyak dari pelatih sebelumnya. Saya mempunyai pengetahuan penuh mengenai hal itu," lanjut pelatih berusia 39 tahun itu.
Meski menyebut tim terburuk sepanjang sejarah klub, Amorim bersikeras tetap akan menggunakan strategi 3-4-3. Dia juga menegaskan, anak asuhnya harus menerima kenyataan pahit yang sekarang dialami sekarang.
"Saya tahu kami bisa sukses tetapi kami harus bertahan saat ini. Saya tidak naif. Kami harus bertahan hidup sekarang," ujar pelatih asal Portugal itu.
Salah Semua Pihak
Amorim juga menyebut bahwa semua pihak di Manchester United harus disalahkan, termasuk dirinya.
Selain itu, eks pelatih Sporting CP itu juga tak bisa mengabaikan situasi buruk yang dialami oleh klubnya, karena semuanya menujukkan performa yang buruk.
Baca Juga: Bung Towel Diancam Anaknya Diculik dan Disiram Air Keras
"Sulit untuk dijelaskan, kami harus mengakui momen ini dan tidak mengabaikan masalah. Semua orang di sini berkinerja buruk, apa pun kondisinya, kami berkinerja buruk dan harus menerimanya," kata Ruben Amorim memaparkan.
Kekalahan ini merupakan kekalahan ketujuh dalam 15 pertandingan yang dijalani oleh Ruben Amorim. Dari kekalahannya itu, membuat tim setan merah alami momen yang sulit.
"Kekalahan dalam banyak pertandingan tidak bisa diterima. Untuk klub Liga Premier mana pun – (tetapi) bayangkan Manchester United. Jadi ini momen yang sangat sulit tapi kami harus terus melanjutkan, kami harus terus melanjutkan, tidak ada jalan lain. Kami perlu menderita dan terus melanjutkan," ujar Amorim menjelaskan.
Amorim juga mengatakan bahwa banyak pesepak bola elit yang alami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan sistem permainannya.
Baca Juga: Dele Alli Kembali Bangun Karier Sepak Bola Bersama Como 1907
"Mereka terbiasa dengan hal-hal yang berbeda. Lalu terkadang Anda memiliki satu tim yang hampir memenangkan liga dan kemudian musim berikutnya benar-benar buruk tanpa rasa percaya diri. Para pemain kami sangat gugup. Jika saya merasakannya, para pemain sangat merasakannya. Satu-satunya cara adalah terus memenangkan pertandingan," kata mantan rekan setim Cristiano Ronaldo itu di Timnas Portugal.
Singgung Rashford
Nama Marcus Rashford kembali tak masuk dalam skuad Manchester United dalam pertandingan pekan ke-20 Liga Inggris. Sebelumnya, Amorim mengatakan bahwa penyerang berusia 27 tahun itu absen karena alasan latihan.
"Tidak. Itu adalah pilihannya," kata Amorim.
"Saya tidak ingin fokus pada momen buruk ini. Dalam pertandingan ini kami kalah (karena_ Rashford tidak ada di sini. Rashford keluar dari momen ini. Saya tidak akan menurunkan pemain yang saya yakini bukan yang terbaik untuk tim," ujar eks pelatih Braga itu menutup wawancara.
Pada laga itu, tiga gol Brighton dicetak Yankuba Minteh, Kaoru Mitoma dan Georginio Rutter. Sedangkan gol satu-satunya, Man United disumbang Bruno Fernandes lewat penalti.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Guardian