INDOZONE.ID - Setelah dipecat oleh Manchester United, Erik ten Hag masih meragukan apakah ia akan kembali ke dunia kepelatihan.
Pelatih asal Belanda itu belum menerima tawaran baru dan memilih untuk menghabiskan waktunya dengan keluarga serta mengelola bisnis keluarga.
Keputusan ini menimbulkan spekulasi mengenai masa depannya di sepak bola, apakah ia akan kembali ke lapangan atau justru memilih jalur karier yang berbeda.
Keputusan Meninggalkan Sepak Bola
Pelatih asal Belanda ini diberhentikan oleh Manchester United pada awal musim, dengan posisinya digantikan oleh Ruben Amorim.
Namun, di bawah kepelatihan Amorim, Manchester United masih mengalami kesulitan dan saat ini terpuruk di peringkat ke-15 Premier League.
Baca Juga: Ruben Amorim Mulai Kehilangan Kesabaran dengan Rasmus Hojlund yang Tak Kunjung Cetak Gol
Sejak meninggalkan Old Trafford, Ten Hag belum menerima tawaran melatih dan tidak memiliki rencana untuk kembali dalam waktu dekat.
Bahkan, ia mengaku belum yakin apakah ingin kembali ke dunia kepelatihan atau memilih jalur lain dalam kariernya.
Fokus Erik ten Hag Setelah Meninggalkan Manchester United
Setelah didepak dari Manchester United, Ten Hag lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan mengeksplorasi hal-hal lain di luar sepak bola.
“Ada banyak hal lain yang bisa saya lakukan, mungkin tetap di dunia sepak bola tetapi dalam peran yang berbeda sebagai manajer. Itu adalah salah satu pilihan. Namun, bisa juga sesuatu yang benar-benar berbeda,” ujar Ten Hag dalam wawancara dengan SEG Stories.
Selain sepak bola, Ten Hag juga memiliki keterikatan dengan bisnis keluarga yang telah dikelola bersama saudara-saudaranya.
“Saya juga telah bekerja dengan saudara-saudara saya akhir-akhir ini. Kami memiliki perusahaan keluarga, atau lebih tepatnya, mereka yang menjalankannya. Tapi kami juga mengelola bisnis bersama ayah kami, dan saya sangat menikmati bisa lebih fokus pada hal itu.”
Bisnis Keluarga yang Membuat Ten Hag Betah
Keluarga Ten Hag dikenal sebagai salah satu keluarga terkaya di Belanda, berkat bisnis real estat mereka yang sukses.
Perusahaan ini didirikan oleh ayahnya, Hennie Ten Hag, pada tahun 1967 dan masih bertahan hingga saat ini.
Selain itu, keluarga mereka juga memiliki beberapa bisnis di sektor keuangan yang dikelola oleh saudara-saudara Ten Hag, Michel dan Rico.
Setelah mengalami kekalahan dari West Ham yang menjadi laga terakhirnya sebagai pelatih Manchester United, Ten Hag lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membantu bisnis keluarga.
Pelajaran Berharga dari Manchester United
Dalam wawancara tersebut, Ten Hag juga mengenang masa-masanya bersama Manchester United.
Ia mengaku mendapatkan banyak pengalaman berharga, terutama dalam hal melatih pemain muda.
Selama masa kepelatihannya, Ten Hag sempat dianggap sebagai sosok yang terlalu keras di ruang ganti.
Namun, seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa pendekatannya perlu diubah agar lebih sesuai dengan karakter pemain saat ini.
Baca Juga: Manchester United Ungkap Biaya Pemecatan Erik Ten Hag yang Sangat Besar!
“Generasi pemain saat ini, misalnya, lebih sulit menerima kritik. Kritik benar-benar mempengaruhi mereka,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pendekatan kepelatihan yang terlalu keras bisa berdampak buruk bagi pemain-pemain muda di saat ini.
“Generasi saya tumbuh dengan mental yang lebih kuat. Kami terbiasa dengan pendekatan yang lebih langsung. Tapi jika saya terlalu keras terhadap pemain saat ini, justru bisa menurunkan motivasi mereka.”
Apakah Ten Hag Akan Kembali ke Dunia Sepak Bola?
Keputusan apakah Erik ten Hag akan kembali ke dunia kepelatihan atau tetap fokus pada bisnis keluarga, masih menjadi tanda tanya.
Namun, saat ini ia tampaknya menikmati kehidupan yang lebih santai setelah meninggalkan tekanan sebagai pelatih klub sebesar Manchester United.
Dengan pengalaman berharga yang telah ia dapatkan, langkah selanjutnya bagi Ten Hag akan menjadi sesuatu yang menarik untuk dinantikan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: SEG Stories