Diduga Terikat dengan Kelompok Sayap Kanan Turki, Mesut Ozil Dilarang Kembali ke Mantan Klubnya
INDOZONE.ID - Mesut Ozil, salah satu gelandang terbaik di generasinya, kini menghadapi larangan kembali ke mantan klubnya, akibat dugaan afiliasi politik yang kontroversi.
Keputusan ini menambah daftar panjang kontroversi yang melingkupinya sejak pensiun dari sepak bola.
Perjalanan Karier Ozil
Ozil mengakhiri karier profesionalnya dua tahun lalu setelah membela klub Turki, Basaksehir. Sebelumnya, ia pernah bermain di Fenerbahçe, Arsenal, Real Madrid, dan Werder Bremen.
Selama kariernya, ia meraih berbagai trofi bergengsi, termasuk:
- Piala Dunia bersama timnas Jerman
- La Liga bersama Real Madrid
- Piala Super Spanyol dan Copa del Rey
- Piala Jerman bersama Werder Bremen
- Empat Piala FA bersama Arsenal
- Dua Community Shield
Namun, sejak gantung sepatu, namanya lebih sering mencuat bukan karena prestasi di lapangan, melainkan karena keterlibatannya dalam dunia politik.
Baca Juga: Menggiring Bola di Dunia Politik: 10 Pesepakbola yang Beralih Menjadi Politisi
Dugaan Afiliasi dengan Kelompok Radikal
Awal tahun ini, Mesut Ozil diangkat sebagai anggota Dewan Keputusan dan Manajemen Pusat Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), partai berkuasa di Turki.
Meskipun membela timnas Jerman, Ozil selalu menunjukkan kedekatan dengan akar budaya Turki dari kedua orang tuanya.
Namun, kontroversi bermula ketika ia memperlihatkan tato bergambar serigala abu-abu dan bendera dengan tiga bulan sabit. Itu merupakan simbol yang kerap dikaitkan dengan Serigala Abu-abu, kelompok ultra-nasionalis yang dilarang di beberapa negara, karena keterlibatannya dalam aksi kekerasan dan ujaran kebencian.
Werder Bremen Menolak Kehadiran Ozil
Dugaan afiliasi politik Ozil berdampak langsung pada hubungannya dengan Werder Bremen. Klub asal Jerman itu tidak memasukkan namanya dalam daftar tamu untuk acara penghormatan bagi Diego Ribas, mantan pemain mereka.
"Kami telah sepakat dengan Diego untuk tidak mengundang Mesut (Ozil) karena tindakannya baru-baru ini, yang tidak mencerminkan nilai-nilai klub," ujar juru bicara Werder Bremen kepada Bild.
Keputusan ini semakin memperburuk citra Mesut Ozil di mata publik sepak bola Jerman.
Baca Juga: Jelang Bulan Puasa, Mesut Ozil Umumkan Pensiun Sebagai Pesepak Bola!
Reputasi Serigala Abu-abu di Eropa
Kelompok Serigala Abu-abu telah lama dikaitkan dengan berbagai insiden kekerasan, termasuk percobaan pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus II pada 1981.
Beberapa negara, seperti Prancis dan Austria, telah melarang aktivitas mereka, terutama setelah insiden perusakan monumen genosida Armenia di Lyon pada 2020.
Saat The Telegraph menanyakan apakah tatonya berhubungan dengan kelompok Serigala Abu-abu, perwakilan Ozil tidak memberikan tanggapan.
Ozil bukan satu-satunya pesepak bola yang terseret kontroversi ini. Bek timnas Turki, Merih Demiral, sempat merayakan golnya di Euro 2024 dengan gestur tangan berbentuk kepala serigala, simbol kelompok tersebut.
Akibatnya, ia dijatuhi sanksi larangan bermain dalam dua pertandingan.
Baca Juga: Bantu Korban Gempa Turki, Mesut Ozil: Bersama-sama Kita Lalui Masa Sulit
Hubungan Ozil dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan juga telah lama menjadi sorotan. Pada 2018, ia bersama Ilkay Gündogan mendapat kecaman setelah berfoto dengan Erdoğan, yang membuatnya pensiun dari timnas Jerman dengan alasan mengalami diskriminasi.
"Saya orang Jerman saat kami menang, tetapi saya seorang imigran saat kami kalah," ujar Ozil saat mengumumkan keputusannya mundur dari timnas.
Tak hanya itu, pada 2019, Presiden Erdoğan bahkan menjadi pendamping Mesut Ozil saat menikahi model Swedia keturunan Turki, Amine Gülşe.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Bild, Daily Mail UK