Kiprah Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024: Samai Prestasi di Olimpiade Barcelona 1992
INDOZONE.ID - Pada Olimpiade Paris 2024, prestasi atlet-atlet Indonesia cukup memenuhi ekspektasi yang tinggi.
Hingga saat ini, Indonesia mampu meraih 3 medali, yakni satu perunggu dari Gregoria Mariska Tunjung di cabang bulu tangkis tunggal putri, satu emas dari Veddriq Leonardo di cabang panjat tebing serta Rizki Juniansyah yang baru saja mendapatkan medali emas di cabang angkat besi.
Dengan raihan ini, posisi Indonesia di klasemen sementara melesat ke peringkat 28, atau menjadi negara Asia Tenggara terbaik kedua di bawah Filipina di gelaran Olimpiade Paris 2024.
Baca Juga: Profil Rizki Juniansyah yang Sumbang Medali Emas Kedua untuk Indonesia di Olimpiade Paris 2024
Kilas Balik Olimpiade Barcelona 1992
Pencapaian ini kembali mengingatkan publik pada prestasi yang hampir serupa dicapai Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992, ketika negara kita berhasil mendapatkan total 5 medali dengan perolehan 2 medali emas, 2 medali perak dan 1 medali perunggu.
Olimpiade Barcelona menjadi momen bersejarah bagi olahraga Indonesia dengan raihan dua medali emas. Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma mengukir prestasi gemilang dengan menyumbangkan medali emas, yang sekaligus memulai tradisi kemenangan bulutangkis Indonesia di ajang olimpiade.
Dengan hasil yang diperoleh atlet Indonesia, pencapaian ini cukup memuaskan, mengingat banyak target medali yang tidak tercapai, terutama cabor bulutangkis.
Pencapaian Gregoria memang menghindarkan Indonesia dari kenangan pahit Olimpiade London 2012, di mana tidak ada satu pun medali yang berhasil di bawa pulang oleh para pebulu tangkis kita.
Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024
Dalam Olimpiade Paris 2024 ini, kontingen Indonesia terdiri dari 29 atlet yang bertanding dalam 12 cabang olahraga. Ini merupakan jumlah kontingen terbesar kedua setelah Olimpiade Athena 2004, yang mengirimkan 38 atlet.
Cabang bulu tangkis menyumbang jumlah atlet terbanyak dengan total 9 atlet, diikuti oleh cabang panahan dan panjat tebing yang masing-masing diwakili 4 atlet. Cabang angkat besi mengirimkan 3 atlet, sementara cabang renang mengirimkan 2 atlet.
Selain itu, ada 7 atlet Indonesia lainnya yang masing-masing berkompetisi di 7 cabang olahraga berbeda, yaitu atletik, balap sepeda, dayung, judo, menembak, selancar ombak dan senam artistik
Bulu Tangkis, Cabor Andalan yang Gagal Bersinar
Selama ini, bulu tangkis menjadi andalan Indonesia dalam meraih medali emas di ajang Olimpiade. Kali ini hanya Gregoria yang berhasil membawa pulang medali, itu pun hanya perunggu, namun Gregoria perlu kita apresiasi berkat prestasinya.
Ganda putra Fajar/Rian harus terhenti di babak 16 besar, sementara empat wakil lainnya tersingkir di penyisihan grup.
Cabang Olahraga Lainnya: Harapan yang Pupus
Selain bulu tangkis, cabang panjat tebing sempat diharapkan bisa menambah perolehan medali, namun sayangnya Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Sallsabillah gagal di putaran final.
Harapan Indonesia di cabang angkat besi juga pupus setelah Eko Yuli Irawan, yang diharapkan bisa meraih medali, harus berjuang dengan cedera.
Veddriq Leonardo & Rizki Juniansyah: Bintang Terang Indonesia di 'Kota Cahaya'
Namun, ada secercah harapan dari Veddriq Leonardo yang berhasil meraih medali emas di cabang panjat tebing, serta Rizki Juniansyah yang berhasil mendapatkan medali emas dari cabor angkat besi kelas 73kg.
Kini, tersisa 2 atlet Indonesia yang masih berjuang di Olimpiade Paris: Bernard van Aert (bersepeda putra), dan Nurul Akmal (angkat besi 81kg putri).
Jika keduanya juga gagal, Indonesia akan pulang dengan 3 medali, yang meskipun lebih baik daripada Olimpiade 1988 di Seoul, hal ini tetap berada di bawah ekspektasi target yang sudah ditetapkan.
Tanggung Jawab Menpora dan Evaluasi PBSI
Menpora Dito Ariotedjo telah menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab atas hasil yang mengecewakan ini dan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia melalui media sosialnya.
Ia menegaskan bahwa persiapan para atlet telah didukung semaksimal mungkin, namun hasil yang dicapai belum sesuai harapan.
Kegagalan ini juga menjadi momentum penting bagi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk melakukan evaluasi menyeluruh.
Pengamat bulu tangkis Daryadi menekankan perlunya reformasi dalam kepengurusan PBSI agar dapat menemukan pemimpin yang tepat untuk membawa bulu tangkis Indonesia kembali ke puncak prestasi di masa mendatang.
Evaluasi dan Harapan
Kesuksesan kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024, meskipun tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi, tetap layak diapresiasi.
Dengan raihan dua medali emas dan satu medali perunggu, prestasi ini hampir menyamai pencapaian bersejarah di Olimpiade Barcelona 1988.
Namun, hasil ini juga menjadi pengingat bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, terutama dalam upaya memulihkan kejayaan cabang bulu tangkis.
Evaluasi menyeluruh dan persiapan yang lebih matang diharapkan dapat membawa Indonesia kembali bersinar di kancah Olimpiade berikutnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan