Sabtu, 14 DESEMBER 2024 • 09:45 WIB

Berharap Untung Malah Buntung, Berikut Kisah Perjalanan MasterCard Lola di Formula 1

Author

Salah satu kisah yang layak diulas adalah perjalanan tim MasterCard Lola dalam persaingan di balap jet darat ini.

INDOZONE.ID - Formula 1, sebagai ajang balap mobil paling prestisius di dunia, selalu menjadi magnet bagi jutaan penonton. Tidak hanya menarik minat penggemar otomotif, tetapi juga membuka peluang besar bagi para pelaku bisnis.

Salah satu kisah yang layak diulas adalah perjalanan tim MasterCard Lola dalam persaingan di balap jet darat ini.

MasterCard Lola F1 Racing Team, atau biasa disebut MasterCard Lola, merupakan tim Formula 1 asal Inggris hasil kolaborasi dua perusahaan ternama, yakni Lola Cars dan MasterCard.

Baca Juga: IBL 2025 Diklaim Buat Perputaran Puluhan Pemain Terjadi Antar Tim

Lola Cars dikenal sebagai produsen sasis mobil yang cukup terkenal pada era 1960-an hingga awal 1990-an. Di Formula 1, perusahaan ini kerap menjadi penyedia sasis dengan harga terjangkau untuk tim-tim privateer.

Beberapa tim yang pernah memanfaatkan layanan Lola Cars antara lain Reg Parnell (1962-1963), Honda (1967-1968), Team Haas Ltd (1985-1986), dan Larrousse F1 (1987-1991).

Salah satu kisah yang layak diulas adalah perjalanan tim MasterCard Lola dalam persaingan di balap jet darat ini.

Setelah sempat absen dari Formula 1 karena kendala keuangan, Lola kembali pada 1994 dengan memperkenalkan prototipe sasis Lola T95/30, yang diuji langsung oleh Allan McNish di Sirkuit Silverstone.

Namun, keterbatasan finansial menghalangi rencana mereka untuk tampil sebagai tim independen pada 1995.

Baca Juga: Sebelum Tinggalkan Mercedes, Lewis Hamilton Beri Wejangan Spesial pada Kimi Antonelli

Pada tahun berikutnya, Lola akhirnya memutuskan untuk membentuk tim independen berkat dukungan dana dari MasterCard, sebuah perusahaan keuangan global.

MasterCard menjanjikan pendanaan sebesar 10 ribu USD (sekitar 159,5 juta Rupiah dengan nilai tukar saat ini) per musim, tetapi dana tersebut dikumpulkan melalui sistem "F1 Club MasterCard" yang melibatkan partisipasi anggota.

Sayangnya, inisiatif ini tidak berjalan lancar, sehingga Lola Cars terpaksa menanggung beban pengeluaran lebih besar.

MasterCard mendesak Lola Cars untuk memulai debut di musim 1997, meskipun tim lebih memilih untuk menunda hingga 1998 demi persiapan yang matang.

Desakan ini muncul karena persaingan dengan HSBC, sponsor tim Stewart GP, yang telah siap tampil di musim 1997. Ancaman dari MasterCard untuk menarik dukungan membuat Lola terpaksa memenuhi permintaan tersebut.

Pada 20 Februari 1997, Lola meluncurkan mobil pertamanya, T97/30, yang merupakan pengembangan dari sasis T95/30. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa sasis ini menggunakan basis dari tim Pacific yang mundur dari F1 pada 1996.

Mobil tersebut menggunakan mesin Ford V8 yang dikelola oleh Cosworth, menawarkan performa dengan biaya relatif rendah.

Untuk pengemudi, tim awalnya mempertimbangkan Martin Brundle dan Allan McNish, tetapi akhirnya merekrut dua pembalap muda dari Formula 3000 (sekarang Formula 2), yakni Ricardo Rosset dari Brasil dan Vincenzo Sospiri dari Italia.

Baca Juga: Iron Dames Jadi Tim Balap Wanita Pertama di Ajang WRC Mulai 2025

Rosset pernah membalap untuk tim Arrows GP, sementara Sospiri adalah pembalap penguji untuk tim Benetton.

Musim dimulai dengan GP Australia 1997, sekaligus akhir perjalanan MasterCard Lola. Tanpa persiapan memadai, T97/30 mencatatkan waktu paling lambat di sesi latihan bebas.

Rosset tertinggal 8,6 detik dari pemimpin sesi, Jacques Villeneuve, sedangkan Sospiri tertinggal 10 detik. Masalah utama terletak pada desain aerodinamika dan girboks.

Pada sesi kualifikasi, performa mereka bahkan lebih buruk. Karena aturan 107%, yang melarang pembalap melaju lebih lambat dari 107% waktu terbaik, Rosset dan Sospiri tidak diizinkan mengikuti balapan. Aturan ini diberlakukan hingga 2002 sebelum kembali diterapkan pada 2011.

Baca Juga: Perusahaan Jasa Keuangan Jalin Kerja Sama dengan Williams Racing Jelang F1 2025

Setelah kinerja buruk di Australia, MasterCard menarik dukungan finansialnya, dan Lola Cars mengalami kerugian besar hingga terlilit hutang sebesar 6 juta Poundsterling (sekitar 122,1 juta Rupiah). Situasi ini menyebabkan tim mundur sebelum GP Brasil.

Lola Cars sempat merencanakan comeback pada 2010, tetapi gagal mendapatkan konfirmasi dari FIA.

Kisah kegagalan MasterCard Lola menjadi pengingat bahwa investasi di dunia olahraga memerlukan perencanaan matang, termasuk evaluasi terhadap kekuatan tim, manajemen, dan potensi pasar.

Hal ini juga mencerminkan bahwa olahraga kompetitif penuh dengan dinamika dan risiko yang tidak terduga.


Banner Z Creators Undip. INDOZONE

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Motorsport.com