INDOZONE.ID - Keputusan strategi McLaren pada balapan di GP Jepang (6/4/2025) kini menjadi sorotan, terutama terkait dengan posisi Oscar Piastri yang tampak terus berada di belakang rekan setimnya, Lando Norris.
Menanggapi hal tersebut, tim prinsipal McLaren, Andrea Stella, membeberkan alasan mengapa pilihan tersebut menjadi sebuah strategi tim.
Stella menegaskan bahwa kondisi lintasan di Suzuka sangat menyulitkan untuk melakukan aksi overtake, terutama karena kuatnya efek dirty air yang dihasilkan oleh mobil di depannya.
Menurutnya, celah untuk menyalip nyaris atau bahkan tidak ada, sehingga mempertahankan posisi dianggap sebagai cara terbaik untuk menyelamatkan tim dari kehancuran.
Stella bahkan menyebut bahwa hasil balapan di Suzuka "sudah ditentukan sejak kemarin", merujuk pada betapa krusialnya posisi start yang diraih pada sesi kualifikasi.
Ia menjelaskan bahwa dengan karakteristik sirkuit yang minim area overtaking, mempertahankan posisi yang baik sejak awal menjadi prioritas utama untuk meraih hasil maksimal.
Hal ini secara tidak langsung menjelaskan mengapa Piastri terlihat terus membuntuti Norris, karena mencoba menyalip dengan risiko tinggi dianggap tidak bijak oleh tim.
Mengenai adanya indikasi team order (bertukar posisi) yang mungkin diminta oleh Piastri, mengingatkan kecepatannya yang terlihat lebih unggul di fase akhir balapan, Stella memberikan klarifikasi ke publik.
Melansir dari F1 Speed Indonesia, Stella mengungkapkan bahwa Piastri memang mampu mendekat ke Norris karena pembalap asal Inggris tersebut tengah berupaya menjaga kondisi ban, agar tetap mampu menempel ketat Max Verstappen yang memimpin balapan.
Baca Juga: Eks Juara Dunia F1 Sebut Lando Norris Pantas Raih Gelar di Musim Ini
Dengan demikian, perbedaan kecepatan tersebut bukanlah indikasi adanya instruksi tim untuk menahan Piastri, melainkan murni karena strategi dan pengelolaan ban yang berbeda.
Stella juga menanggapi masukan dari Piastri yang terkesan meminta izin untuk menyalip.
Ia memaklumi keinginan pembalapnya itu, namun tetap berpendapat bahwa menyalip di Suzuka pada kondisi balapan saat itu adalah hal yang sangat sulit, bahkan jika tim memberikan izin sekalipun.
Risiko untuk kehilangan posisi atau bahkan terlibat insiden dinilai terlalu besar untuk potensi keuntungan yang kecil.
Terkait dengan pilihan strategi pit stop, mantan insinyur Ferrari ini menjelaskan mengapa McLaren tidak memilih opsi overcut maupun undercut.
Ia menilai bahwa performa ban baru setelah pit stop masih sangat "fresh", sehingga overcut tidak akan memberikan keuntungan signifikan.
Sementara itu, opsi undercut juga dianggap terlalu berisiko mengingat potensi terjebak dalam lalu lintas dan waktu pit stop, yang dinilai sudah terlambat untuk memberikan dampak yang diharapkan.
Dengan demikian, strategi mempertahankan posisi dan menjaga ban agar tetap prima menjadi pilihan yang paling realistis bagi McLaren di GP Jepang tersebut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram/@f1_speed.indonesia