Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong mengungkapkan stigma para pemain tanah air ketika mengikuti turnamen tingkat Asia. Dia menjelaskan ada pola pikir, di mana pemain Indonesia tidak mau melawan tim dari Timur Tengah.
Shin Tae-yong berhasil membawa skuat Garuda lolos ke Piala Asia 2023 setelah dari Grup A yang dihuni tuan rumah Kuwait, Yordania dan Nepal.
Timnas Indonesia menang atas Kuwait (1-2) di laga awal, kemudian kalah dari Yordania (1-0), dan membantai Nepal (7-0).
Hasil itu membuat Indonesia melaju ke putaran final Piala Asia 2023 setelah menjadi salah satu tim dari lima runner-up terbaik. Ini merupakan prestasi karena Timnas Indonesia terakhir kali mentas di Piala Asia pada 2007 silam.
Kepada media Korea Selatan, New Sis, yang dikutip Rabu (22/6/2022) Shin Tae-yong mengukapkan perasaannya setelah membawa Indonesia lolos ke Piala Asia 2023. Dia juga menjelaskan bahwa pertandingan pertama melawan Kuwait menjadi sangat penting.
"Saya tidak memiliki perasaan khusus, tetapi para pemain telah mengikuti apa yang telah mereka persiapkan,” ujarnya.
"Saya tidak tahu kami telah mengalahkan Kuwait untuk pertama kalinya dalam 42 tahun. Saya pikir pertandingan pertama adalah yang paling penting,” tambahnya.
Baca juga: Heboh! Kaesang Pangarep Ternyata Komentar di Foto Cantik Erina Gudono Main Dakon
Pada kesempatan itu, dia menceritakan bahwa ada pola pikir para pemain Indonesia yang cemas jika bertemu tim-tim dari Timur Rumah.
“Dulu, pemain Indonesia berpikir, 'Kami tidak boleh bertemu tim Timur Tengah', tetapi kami bisa menang karena bermain tanpa takut di kandang lawan," ungkap Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong menjadi pelatih Timnas Indonesia pada Desember 2019. DPada Piala AFF 202 di Singapura, dirinya gagal membawa skuat Garuda meraih gelar juara usai takluk oleh Thailand.
Sedangkan pada ajang SEA Games 2021 Vietnam, Shin kembali gagal membawa anak asuhnya menjadi juara, dengan hanya mendapatkan medali perunggu.
Meski belum berhasil membawa Timnas Indonesia mendapatkan gelar juara, Shin Tae-yong menegaskan bahwa dirinya berhasil mengubah mentalitas anak didiknya.
“Saya sudah melatih Indonesia selama dua setengah tahun, tetapi sudah sekitar satu tahun sejak saya benar-benar bekerja dengan para pemain,” katanya.
“Saya tidak bisa atau bermain karena pandemi Corona 19. Liga (1) juga ditangguhkan sekitar dua tahun. Saya mencoba mengubah bagian mental para pemain lebih dari apa pun, dan itu berubah. Para pemain memahami arahan pelatih dan mengikutinya dengan baik dan berkembang dengan cepat," pungkas Shin Tae-yong.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: