Momen cedera Rodri saat melawan Arsenal di Premier League (Credit/Sky Sports)
INDOZONE.ID - Cedera lutut yang dialami Rodri, gelandang andalan Manchester City, menjadi alarm serius bagi dunia sepak bola. Setelah hampir selalu tampil sejak bergabung dengan City pada 2019, menurut data Transfermarkt, kini ia terpaksa absen akibat cedera parah.
Insiden cedera Rodri ini terjadi saat pertandingan melawan Arsenal yang berakhir imbang 2-2, dan mungkin membuatnya absen hingga akhir musim.
Yang menarik, Rodri sebelumnya telah memperingatkan tentang jadwal pertandingan yang terlalu padat. Ia menyatakan kekhawatirannya bahwa pemain sepak bola mungkin akan mogok jika jadwal pertandingan tidak diperbaiki.
Namun ironisnya, hanya beberapa minggu setelah pernyataan itu, Rodri yang dikenal jarang cedera justru menjadi korban dari jadwal padat yang ia kritik.
Pertanyaan yang muncul, apakah cedera Rodri disebabkan oleh terlalu banyaknya pertandingan yang harus dimainkan?
Meskipun tidak ada data spesifik mengenai kondisi fisiknya sebelum laga melawan Arsenal, jelas bahwa semakin padat jadwal, semakin besar risiko cedera yang harus dihadapi pemain.
Rodri, yang bahkan disebut-sebut layak meraih Ballon d'Or, harus absen hingga akhir musim di usia emasnya sebagai pesepakbola.
Selebrasi kemenangan Courtois saat di Real Madrid (Instagram/thibautcourtois)
Keluhan tentang padatnya jadwal bukan hanya datang dari Rodri. Thibaut Courtois, kiper Real Madrid, menyuarakan pandangan serupa, ia menyebutkan bahwa meskipun pemain mendapatkan bayaran besar, mereka tetap manusia yang membutuhkan keseimbangan antara kerja dan istirahat.
Selain itu, Enzo Maresca, pelatih kepala Chelsea, juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa jadwal yang terlalu padat dapat merusak karier para pemain.
Selain Rodri, banyak pemain dan pelatih lain yang turut menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap jadwal pertandingan yang terlalu padat.
Pemain seperti John McGinn (Aston Villa) dan Jules Kounde (Barcelona) serta pelatih Pep Guardiola juga menyuarakan kekhawatiran yang serupa. Namun, pendapat ini tampaknya kurang mendapat perhatian dari penyelenggara liga besar seperti FIFA dan UEFA.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Athletic