Pelatih Aston Villa, Unai Emery di konferensi pers leg kedua Liga Champions.
INDOZONE.ID - Unai Emery desak para pemain Aston Villa untuk bisa mencatatkan sejarah dengan melakukan comeback atas PSG di leg kedua perempat final Liga Champions pada Rabu (16/4/2025) dini hari WIB.
Diketahui di leg pertama Aston Villa kalah 3-1 atas PSG, dengan defisit dua gol Unai Emery masih yakin bahwa tim besutannya bisa membalikkan keadaan untuk bisa lolos ke babak semifinal. Apalagi, pertandingan nanti akan dimainkan di depan pendukungnya sendiri di Villa Park.
Dalam wawancaranya jelang pertandingan melawan PSG, Unai Emery mengatakan bahwa keunggulan 3-1 PSG tidak mengubah tugas yang ada. Apalagi, ia juga memiliki pengalaman untuk membawa tim yang ia latih membalikkan keadaan.
"Saya memiliki pengalaman kembali dari hasil, positif dan negatif," kata Unai Emery dalam wawancaranya yang dikutip dari The Guardian pada Selasa (15/4/2025).
Lebih lanjut, Unai Emery mengatakan bahwa tugasnya saat ini berbeda. Ia ingin membawa Aston Villa mencatatkan sejarah di Liga Champions.
Aston Villa dikalahkan PSG di leg pertama Liga Champions.
"Sekarang berbeda, kami ingin menulis sejarah dengan Aston Villa di sini. Tahun lalu [kami bermain] di Conference League dan tahun ini di Liga Champions dan [sekarang] mudah-mudahan untuk waktu yang lama di Eropa. Pengalaman saya sebelumnya berbeda … terkadang kalah tandang dan menang di kandang, terkadang kalah di kandang dan menang tandang. Lebih banyak menang daripada kalah … tetapi saya juga punya beberapa pengalaman negatif," tutur mantan pelatih Sevilla itu memaparkan.
Emery sendiri beberapa kali mampu membawa timnya comeback setelah tertinggal di leg pertama. Sebagai contoh, pada tahun 2017 lalu, Emery mampu membawa PSG bangkit dari kekalahan setelah kalah 6-1 di leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Camp Nou.
Baca Juga: Persiapkan Masa Tuanya, Luka Modric Resmi Jadi Pemegang Saham Minoritas Swansea City
Namun, di leg kedua PSG asuhannya mampu menang 4-0 atas Barcelona asuhan Luis Enrique di leg kedua, sehingga momen tersebut dikenal dengan istilah La Remontada.
Kemudian, di tahun 2014, ia mampu membawa Sevilla menjuarai Liga Europa setelah bangkit dari kekalahan 2-0 atas Real Betis di leg pertama babak 16 besar Liga Europa.
"Saya tidak akan mengingatkan para pemain tentang pengalaman-pengalaman itu karena ide saya dan setiap kata yang saya sampaikan kepada para pemain di dalam tim adalah menyampaikan pesan tentang bagaimana kami mendapatkan pengalaman bersama di sini bersama Aston Villa," tutur pelatih berusia 53 tahun itu menambahkan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Guardian