Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
“Sebagian besar pemain naturalisasi di Indonesia dan Malaysia adalah mereka yang tidak memiliki peluang bermain untuk timnas di negara tempat mereka dibesarkan, seperti Belanda, Argentina, atau Spanyol, sehingga memilih berkarier di Asia Tenggara,” ungkap Soha.
Media Vietnam itu juga menyebutkan bahwa ada beberapa nama besar dengan darah Indonesia seperti Giovanni van Bronckhorst, John Heitinga, dan Robin van Persie. Meski begitu, mereka tetap memilih membela Timnas Belanda.
Minimnya ketersediaan pemain diaspora membuat VFF tidak bisa mengandalkan program naturalisasi sebagai solusi instan untuk meningkatkan kekuatan tim nasional.
Baca Juga: Komentari Proyek Naturalisasi Timnas Indonesia, Pelatih Timnas Malaysia Picu Kontroversi
Hal ini sangat berbanding jauh dengan Indonesia dan Malaysia yang kini mampu bersaing lebih kompetitif di Asia Tenggara dan Asia.
Vietnam pun mulai merasakan ketertinggalan. Dalam beberapa pertandingan terakhir, mereka harus menelan hasil yang mengecewakan saat berhadapan dengan rival-rival yang kini lebih kuat secara kualitas pemain.
Masih dalam laporan yang sama, Soha juga membahas kekalahan telak 0-4 yang dialami Vietnam saat melawan Malaysia. Hasil tersebut mempersulit peluang mereka untuk melaju ke Piala Asia 2027.
Sebelumnya, Vietnam juga harus menerima dua kekalahan beruntun dari Timnas Indonesia di babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, masing-masing dengan skor 0-1 dan 0-3.
Situasi ini menjadi peringatan bagi VFF bahwa program pembinaan dan pencarian pemain harus diperkuat kembali, jika tidak ingin tertinggal semakin jauh dari negara-negara tetangga.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Soha