Hariyanto Arbi mengangkat trofi Piala Thomas 1994. (BWF)
Tim Thomas dan Uber Indonesia saat ini masih bertarung di ajang dua tahunan tersebut yang mana kali ini Denmark yang menjadi tuan rumah. Tim Indonesia memang selalu diperhitungkan di setiap ajang bulutangkis termasuk Thomas-Uber Cup 2021 kali ini.
Namun, banyak dari kita yang mungkin belum tahu jika Indonesia sudah lama tidak pernah mengawinkan atau menjuarai sekaligus Piala Thomas dan Piala Uber. Bahkan, sudah lama sekali Indonesia tidak pernah lagi meraih baik itu Piala Thomas maupun Piala Uber.
Sebagai negara yang paling sukses di ajang Piala Thomas dengan memegang 13 gelar, Indonesia fsudah puasa panjang selama 14 tahun tepatnya terakhir merengkuh gelar juara Piala Thomas pada 2002 silam. Untuk Piala Uber, lebih lama lagi puasanya yakni sudah 20 tahun. Masa kejayaan Indonesia terjadi pada Piala Thomas dan Uber pada tahun 1994 dan 1996.
Pada partai final yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Tim putra dan putri Indonesia berhasil mengawinkan dua piala tersebut. Tim Putra Indonesia berhasil mengalahkan musuh bebuyutannya, Malaysia. Kemenangan berhasil mulus diraih oleh atlet-atlet andalan Indonesia saat itu seperti Hariyanto Arbi yang mampu mengalahkan Rashid Sidek dalam dua set langsung. Selanjutnya pasangan Gunawan/Bambang juga menyumbang poin. Kemudian, kemenangan Indonesia dipastikan oleh Ardy B. Wiranata.
Selanjutnya, Tim Putri Indonesia bertemu lawan tangguh yakni China saat itu. Susy Susanti yang jadi andalan Indonesia saat itu, berhasil menyumbangkan poin pertama bagi Indonesia. Keunggulan Indonesia melebar setelah ganda Finarsih/Lily Tampi juga menang. Tapi, China tak mau menyerah begitu saja. Mereka mampu menyamakan kedudukan setelah Han Jingna dan Gei Fei/Gu Jun berhasil menyumbangkan poin.
Penentu kemenangan saat itu adalah Mia Audina, yang harus memenangi laga kontra Zhang Ning untuk mengantar Indonesia merengkuh gelar Piala Uber. Beruntung, Mia berhasil menang, melalui pertarungan ketat tiga set. Pertandingan dimenangi Mia dengan skor 11-7, 10-12, dan 11-4. Gelar Piala Uber pun kembali ke Tanah Air.
Dua tahun setelahnya, Indonesia kembali mengulang prestasi dengan mengawinkan lagi Piala Thomas dan Uber. Di partai final, Tim Putri Indonesia kembali berhadapan dengan China. Susy Susanti yang dipasang sebagai tunggal pertama berhasil mengalahkan Ye Zhaoying. Sayangnya, kegemilangan Susy tak diikuti oleh Elyza/Zelin yang takluk saat meladeni Ge Fei/Gu Jun. Skor pun imbang 1-1.
Harapan juara kembali terbuka setelah Mia Audina tampil memesona pada partai ketiga kontra Wang Chen. Pada pertandingan penting ini berhasil menang dua set langsung 11-4, 11-6.
Kemenangan Indonesia akhirnya disegel oleh pasangan Lili Tampi/Finarsih. Mereka mampu membalas dendam atas kekalahan kontra Qin Yiyuan/Tang Yongsu di babak penyisihan sekaligus memastikan trofi Piala Uber tetap bertahan di pelukan Indonesia.
Sementara itu, di Tim Putri Indonesia, bertemu lawan yang kurang seimbang yakni Denmark. Indonesia begitu mendominasi bagi lawannya. Menurunkan formasi pemain terbaiknya, Denmark ditaklukkan dengan skor sempurna 5-0. Trofi Piala Thomas dan Uber pun kembali dikawinkan dan tetap dalam dekapan Tim Merah Putih.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: