Petinju profesional John VanMeter, tewas usai ditembak oleh bocah SD berusia 12 tahun
INDOZONE.ID - Akhir hidup petinju profesional John VanMeter terbilang tragis. Pasalnya, ia tewas usai ditembak oleh seorang bocah SD berusia 12 tahun.
John meregang nyawa di rumahnya sendiri di Boone Street di Uvalde, Texas, pada akhir Januari 2019 silam sekitar pukul 20.00 waktu setempat.
Pacar John, Sammy Chapa dan kedua anaknya yang saat itu juga berada di rumah, awalnya mendengar ada seseorang yang mendobrak pintu depan.
John yang berada di kamar belakang pun kemudian pergi ke ruang depan, untuk melihat siapa yang mendobrak pintu rumah mereka.
Tapi tiba-tiba, Chapa mendengar suara tembakan dan langsung keluar kamar. Alangkah terkejutnya dia melihat John sudah tergeletak di lantai rumah usai bocah SD tersebut menembaknya di bagian kepala.
Tidak berhenti di situ, bocah SD yang hendak melakukan perampokan itu juga sempat mengarahkan pistol ke dirinya dan anaknya. Namun dia langsung membawa anaknya ke kamar dan langsung menelepon polisi.
"Kemudian penembak mengarahkannya ke saya dan anak saya. Saya dan anak-anak berlari ke kamar kecil dan saat itulah saya menelepon polisi," ungkapnya.
Baca Juga: Kisah Tragis Benny Paret, Petinju yang Dipukuli Sebanyak 29 Kali oleh Lawannya hingga Meregang Nyawa
Chapa mengatakan bahwa bocah SD tersebut mengenakan penutup wajah berwarna hitam, sehingga tidak dikenali sama sekali. Namun, anaknya mengenal sosok tersebut, yaitu temannya dan pernah tinggal di rumahnya.
"Wajahnya tertutup dan berwarna hitam. Saya tidak mengenalinya sama sekali, tapi anak saya langsung tahu itu dia," ujar Chapa.
Tidak butuh waktu lama, kepolisian setempat berhasil menciduk bocah yang nekat menembak John.
Petinju profesional John VanMeter, tewas usai ditembak oleh bocah SD berusia 12 tahun
Usut punya usut, John ternyata pernah membawa bocah SD yang tak diketahui namanya itu ke rumah.
Bocah yang ternyata teman anak John tersebut, terkenal sering membuat onar dan keluar masuk sistem Layanan Perlindungan Anak.
Lantaran sering bermasalah, bocah itupun pernah diajak oleh John untuk menginap di rumahnya selama satu minggu. Namun, karena sering membuat onar, bocah tersebut akhirnya diusir.
"Dia (pelaku) terus membuat anak saya mendapat masalah. Jadi saya katakan padanya dia tidak diizinkan lagi berada di rumah kami. Saya tidak tau mengapa dia melakukan ini sekarang," tambahnya.
"Dia anak yang bermasalah. Semua orang memperingatkan kami, tapi kami hanya mengikuti hati kami," tambahnya.
Sementara itu, Direktur eksekutif Pusat Informasi Hukuman Mati, Robert Dunham menyebut, anak yang nekat melakukan pembunuhan biasanya tidak memikirkan hukum yang menjeratnya.
"Dia terjebak dalam serangkaian emosi yang sangat rumit. Kita sedang berhadapan dengan seseorang yang telah mengalami pelecehan serius atau diabaikan atau sakit mental," ungkap Dunham.
Baca Juga: Petinju Buta Ini akan Lawan Petarung yang Bisa Melihat Normal, Tujuannya Sangat Mulia
Dunham mengatakan, bocah SD tersebut menjadi salah satu terdakwa termuda yang didakwa melakukan pembunuhan besar-besaran di negara tersebut.
Namun bocah itu, kata Dunham, tidak akan menghadapi hukuman mati, karena Mahkamah Agung menganggap tidak konstitusional jika menjatuhkan hukuman mati kepada seseorang berusia di bawah 18 tahun.
Jika terbukti bersalah, bocah tersebut bisa dijatuhi hukuman hingga 40 tahun penjara. Kini, bocah itu berada di pusat penahanan remaja. Sayang, informasi terkait keluarga bocah itu sangat minim.
Petinju profesional John VanMeter, tewas usai ditembak oleh bocah SD berusia 12 tahun
David Hernandez, pelatih John di Tree City Boxing Club di Uvalde menyebut John adalah sosok petinju berhati emas dan memiliki semangat yang luar biasa.
"Kami sering menghabiskan waktu berjam-jam untuk berlatih, bepergian. Dia menghabiskan berhari-hari bersama anak-anak saya. Saya memandangnya sebagai salah satu anak saya," ujar David.
El Tigre Promotions, yang menyelenggarakan acara tinju di Houston mengatakan, John telah meraih dua kemenangan baru-baru ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: