INDOZONE.ID - Rizky Juniansyah sukses mencetak sejarah dengan meraih medali emas cabang angkat besi kelas 73 kg putra di Olimpiade Paris 2024.
Dia menjadi lifter pertama yang menyumbangkan medali emas untuk Indonesia sejak angkat besi dipertandingkan di pesta olahraga terbesar dunia tersebut.
Namun di sisi lain, Indonesia juga punya lifter andalan dalam diri Rahmat Erwin Abdullah. Faktanya nama Rahmat Erwin malah lebih dikenal dibandingkan Rizki Juniansyah.
Baca Juga: Salut, Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah Berencana Pakai Bonus Rp6 Miliar untuk Kebaikan
Sayangnya, Rahmat Erwin berada di kelas yang sama dengan Rizki Juniansyah, yaitu kelas 73 kg putra. Untuk ajang multi-event seperti Olimpiade atau Asian Games, setiap negara hanya bisa mengirimkan satu wakil di setiap kelas.
Dalam Piala Dunia Angkat Besi IWF yang menjadi babak kualifikasi terakhir Olimpiade 2024, Rizki Juniansyah secara mengejutkan berhasil mengungguli Rahmat Erwin.
Hal ini yang membuat Rizki Juniansyah lolos ke Olimpiade, sementara Rahmat Erwin harus tersisih. Padahal, prestasi Rahmat Erwin di kelas 73 kg bisa dibilang luar biasa dan lebih unggul dari Rizky.
Dia merupakan peraih medali emas SEA Games 2019, perunggu Olimpiade 2020, juara dunia 2021, emas Asian Games 2022, tiga emas Kejuaraan Dunia Angkat Besi Asia 2024, serta pemegang rekor dunia angkatan clean & jerk dengan 204 kg.
Baca Juga: Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah Sampai Indonesia, Dapat Sambutan Hangat dan Hadiah Besar!
Salah satu di antara mereka sebenarnya bisa saja pindah kelas. Tapi hal itu sangat sulit terealisasi, pasalnya di Olimpiade hanya mempertandingkan kelas 61 kg, 73 kg, 89 kg, dan 102 kg, untuk putra.
Jika salah satu dari Rahmat Erwin atau Rizki Juniansyah ingin pindah kelas, mereka yang saat ini ada di kelas 73 kg, harus menurunkan berat badannya hingga 12 kg untuk masuk ke kelas 61 kg, atau menaikan berat badannya sebanyak 16 kg untuk masuk ke kelas 89 kg.
Jumlah tersebut tentu merupakan angka yang besar. Sementara proses Kualifikasi menuju Olimpiade terus berjalan, dan belum tentu jika atlet pindah kelas akan mudah beradaptasi dengan angkatan barunya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan